chapter 1

519 37 7
                                    

Donghae POV

Tuhan tidak adil.
Aku berfikir begitu.
Ada orang yang bahagia dan
yang tidak.
Ada orang yang menyenangkan dan yang tidak.
Ada orang yang meraih impiannya dan yang tidak.
Bisa dikatakan, aku adalah orang yang tidak bahagia.

Aku berdiri di tengah keramaian kota seoul. Sembari memperhatikan sekeliling. Ada keluarga yang harmonis, pasangan yang romantis, ada juga remaja yang sepertinya baru mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan, semua terlihat berbahagia. Sementara aku disini bosan menunggu klien yang tak kunjung datang. Tiba-tiba ada seseorang menabraku hingga membuat berkas yang kupegang jatuh berantakan. Huft. Tidak bisakah hariku lebih sial lagi dari ini. Sindirku. Setelah membereskan berkas yang terjatuh aku melihat jam tangan ku ternyata sudah lewat  jauh dari waktu yang ditentukan. Mungkin hari ini mereka tidak akan datang. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kantor.

Sesampai dikantor bos memanggilku. Sepertinya aku akan dapat teguran lagi. Benar saja bos memarahiku dan tidak memberiku kesempatan untuk membela diri. Sepertinya apapun yang kulakukan selalu saja salah. Kesialan apalagi yang harus aku dapatkan hari ini. Seakan tidak ada habisnya. Akhirnya jam pulang kantor pun tiba. Sebelum pulang aku mampir terlebih dahulu untuk membeli makanan cepat saji untuk makan malam ku nanti. Aku tinggal sendiri di sebuah rumah sederhana yang hanya 15 menit berjalan dari stasiun.

Sampai di rumah aku langsung menyantap makanan yang kubeli tadi. Aku tidak menghabiskannya, karna merasa bosan harus makan hal yang sama setiap waktu, mau bagaimana lagi aku tidak bisa memasak. Setelahnya aku mengambil minuman kaleng di dalam kulkas. Ternyata persedian minuman kaleng ku tinggal satu, aku memutuskan untuk membeli lagi di minimarket terdekat.

Sepulang dari minimarket aku melihat seorang namja pingsan di halaman depan rumahku. Karena kasian akupun mendekati namja itu dan berniat menolongnya. Setelah cukup dekat aku memperhatikan wajahnya sejenak, ia memiliki kulit yang putih, rahang yang tegas, bibir tebal yang sexy, dan sepertinya dibalik kelopak yang tertutup itu tersembunyi tatapan mata yang tajam, tampan! Astaga apa yang aku fikirkan, sebelum aku semakin ngelantur perlahan aku mencoba untuk membangunkannya.

"Hei.. Kau baik-baik saja"

Author POV

Tiba-tiba namja tersebut terbangun sehingga membuat donghae terkejut dan memundurkan langkah hingga terjatuh. Namja tersebut perlahan mendekati donghae dan berkata.

"aku sangat lapar. Aku tidak bisa melangkah lagi. Adik kecil, jika tidak keberatan, maukah kau memungutku?"

Namja tersebut memohon dengan tingkah yang menyerupai anak anjing. Donghae sempat tersinggung karna namja tersebut memanggilnya adik kecil, walau bagaimanapun dia merasa sudah cukup dewasa, oktober tahun ini dia genap berusia 24 tahun dan sudah bekerja.

"aku nggak gigit kok. Aku anak baik-baik."

Dia terus berusaha untuk meyakinkan donghae tingkahnya yang lucu membuat donghae tertawa lepas dan memutuskan untuk memungutnya. Wkwk.

Donghae pun membawa namja tersebut masuk ke dalam rumahnya. Ia pun menyeduh mie gelas dan memberikan pada namja tersebut.

"selamat makan!! Ah, Keras banget."

Namja tersebut dengan terburu-buru langsung memakannya.

"Tentu saja masih keras, kau harus menunggunya selama 3 menit." sahut donghae

"3 menit kelamaan."

sepertinya ia sangat kelaparan. Ia menghabiskan makanannya dengan sangat cepat. Donghae terus memandangi namja tersebut hingga ia selesai makan. Selesai makan ia pun berterimakasih pada donghae dan mulai berkemas untuk pergi. Donghae yang melihat hal tersebut entah mengapa merasa tidak rela. Ia pun mencoba mencari cara untuk menahannya pergi.

"Hmm.. Aa..apa kau mau mandi?" Tawar donghae.

"eh.. Bolehkah?"

"tentu saja"

"benarkah?"

"ya, silakan"

Donghae merasa senang namja tersebut menerima tawarannya, sembari menunggu namja tersebut selesai mandi, donghae menonton televisi namun karena lelah ia pun tertidur.

Keesokan paginya donghae melupakan kejadian semalam.

"Dimimpiku, aku mencium... Aroma yang harum. Bagaimana aku mengatakanya.. Itu membuat hatiku senang dan hangat. Baunya enak sekali. Ini nyata?" setelah tersadar donghae pun langsung beranjak dari tempat tidur dan pergi ke dapur mencari asal aroma yang membuatnya terbangun tadi. Ketika di dapur ia melihat namja tersebut sedang memasak.

"selamat pagi" namja tersebut menyapa donghae yang terlihat seperti orang linglung.

"selamat pagi juga" sahut donghae.

"apa kau mengingat kejadian kemarin?"

Seketika donghae mulai mengingat kejadian semalam. Ia ingat semalem ia tertidur di depan tv. Lalu kenapa ia bisa pindah ke kamar. Ia pun mulai memeriksa keadaan tubuhnya. Tidak ada yang sakit. Mengecek kamarnya tidak ada yang mencurigakan. Memeriksa ruang tv semua terlihat rapi. Donghae pun teringat perkataan namja tersebut ketika dia memungutnya. "anak baik-baik" namja itu membuktikan perkataannya. Donghae pun tersenyum menyadari fakta tersebut.

Berbagai macam masakan telah tersaji di atas meja makan. Terlihat sangat menggoda. Membuat donghae tak sabar untuk mencicipinya. Mereka pun memulai sarapan bersama.

"selamat makan"

Donghae mulai mencicipinya, rasanya sungguh enak hingga membuatnya meneteskan air mata. Namja tersebut tertegun melihatnya sehingga donghaepun menjelaskan mengapa ia sampai seperti itu.

"ah.. Ini karena sudah lama aku tidak memakan masakan rumah. Ini sama dengan masakan ibuku."

"haha.. Apakah seenak itu? Jangan terlalu berlebihan. Silakan habiskan."

kamipun menikmati sarapan berdua diselingi dengan canda tawa. Selesai makan aku mencuci peralatan yang telah digunakan. Aku melihat namja tersebut mulai berkemas untuk pergi. Sungguh walaupun kami baru mengenal tapi aku merasa nyaman mengobrol dengannya, aku sungguh tidak rela kalau ia pergi secepat ini.

"Tadi itu enak. Terimakasih atas makanannya."

"Sama-sama. Terimakasih bantuanmu."

Namja tersebut mulai beranjak untuk pergi. Tapi sungguh donghae tidak rela namja itu pergi.

"Tunggu. Kau mau kemana?"

Namja itu tidak menjawab. Apakah ia tidak punya tempat tujuan. Pikir donghae.

"Begini... Maksudku, kau ahli memasak. Bukan gitu. Aku suka memakan makanan rumahan untuk menyembuhkanku. Ini pertama kalinya aku berfikir begitu dan aku mau lagi. Karena itu.. Sarapan yang kau buat untukku.. Aku pikir akan bagus jika aku juga memakannya lagi besok dan keesokan harinya. Karena itu.. Jika kau tidak punya tempat untuk pergi, tinggallah disini. Bagaimana?"

Entah apa yang donghae katakan tadi, dia hanya berusaha mencari alasan agar namja itu mau tinggal lebih lama dengannya. Namja tersebut masih tetap terdiam. Sepertinya ia masih segan untuk menerima tawaran donghae. Karna gemas tidak kunjung mendapat jawaban akhirnya donghae pun sedikit memaksanya.

"Tinggallah! Ya? Turunkan barang-barangmu. Gwencana, gwencana. Duduk..Duduk. Kau tidak perlu ragu. Ah.aku akan membuatkan teh. mau? Tunggu bentar."

Dia tidak menolak semua yang aku katakan apakah itu artinya dia mau tinggal.

"hmm.. Namaku Eunhyuk."

Donghae pun menoleh, mendengar suaranya. Namja itu memperkenalkan diri.

"Eunhyuk?" sahut donghae

"Aku tidak begitu suka nama depanku jadi aku akan merahasiakannya."

"Ah..namaku Donghae."

"Donghae-sii."

"Tidak, panggil saja donghae."

"Kalau gitu panggil aku Eunhyuk."

“Eunhyuk-ah.”

“Ya.”

Begitulah pertemuanku dengan Eunhyuk. Kehidupan untuk tinggal bersama baru saja dimulai. Hidup dan masa depanku berubah.

TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Evergreen LoveWhere stories live. Discover now