Geng(?)

58 1 0
                                    

"Hai Karmen... Bener kan?"

Karmen mengangguk ragu. "Siapa ya?" ia heran karena ada yang mengenalinya, tapi ia tidak mengenal orang yang mengenalinya. Rumit ya.

"Gue Milly, masa lupa? Kan waktu hari pertama masuk udah kenalan. Lo kemana dua hari kemaren?" Milly bertanya lagi.

"Sakit.." jawab Karmen singkat.

Karmen menghela napas dalam-dalam, kemudian perlahan ia melangkahkan kaki ke arah gerbang sekolah yang terbuka lebar. Hari ini adalah hari pertamanya dengan seragam baru. Rok biru tua sudah berganti menjadi rok abu-abu. Karmen lega karena akhirnya ia pindah ke lingkungan yang baru, sekaligus sedikit deg-degan karena masih tidak tahu akan seperti apa situasi barunya sekarang. Tiga hari masa orientasi sekolah masih kurang untuknya karena ia hanya masuk satu hari, dua hari sisanya ia habiskan di rumah karena suhu tubuhnya mendadak tinggi dan Ibunya jelas tidak membolehkannya masuk sekolah dulu.

Kali ini, Karmen tidak terlambat datang ke sekolah. Matanya juga terasa segar, tidak seperti biasanya. Mungkin karena suasana baru dan efek bosan setelah dua hari hanya berdiam diri di rumah. Karmen kemudian melangkah perlahan sembari mencari ruang kelasnya. Semoga saja ia sekelas dengan orang yang sempat ia kenali wajahnya saat orientasi kemarin.

Langkah kakinya kemudian terhenti di ruangan yang paling pojok. Setelah melihat namanya tertulis di kertas absen yang ditempel di depan pintu, Karmen yakin inilah kelasnya. Suasana kelas sudah ramai, beberapa bangku sudah terisi penuh, menyisakan sebuah bangku di baris kedua dari depan. Rupanya ia bisa dibilang cukup terlambat, karena kursi paling belakang sudah diisi duluan. Menarik memang, bila saat duduk di bangku SD semua berlomba-lomba untuk duduk di depan, semakin besar malah lebih ingin duduk di bangku belakang.

Baru saja Karmen duduk, bahunya tiba-tiba dicolek dari belakang. Karmen menoleh dan dilihatnya seorang gadis berambut pendek tersenyum padanya. Dialah Milly.

Milly mengangguk-angguk. "Ih ternyata kita sekelas. Seenggaknya ada yang gue kenal." Milly terlihat senang dan Karmen ikut tersenyum setelah mendengar ucapan Milly. Akhirnya ia punya teman pertama di sekolah baru ini.

************************************

"Boleh duduk disini?"

Milly dan Karmen menoleh. Dua orang gadis kurus dan berambut panjang datang menghampiri mereka. Masing-masing dari mereka membawa segelas minuman dan ingin duduk bersama dengan Milly juga Karmen.

"Boleh, duduk aja." Milly mempersilakan mereka duduk.

"Makasih." si gadis yang satu menyahut, lalu mereka duduk.

Karmen memperhatikan mereka berdua. Wajah mereka cukup mirip, hanya yang satu tubuhnya lebih tinggi dari yang lain. Dan yang tubuhnya lebih pendek memakai bandana putih.

"Kita sekelas kan ya?" si gadis berbandana putih memulai percakapan.

Milly mengangguk. "Lo.. aduh siapa ya? Kok gue lupa." Milly berusaha mengingat-ingat.

"Cinta Andarini Puspaningrum. Panggil aja Cinta." Gadis berbandana putih buru-buru memperkenalkan diri sebelum Milly ingat namanya.

"Oh iya. Elo Cinta." Milly tersenyum salah tingkah. "Sorry ya, gue emang pelupa berat nih." lanjut Milly lagi. Karmen agak heran dengan ucapan Milly barusan. Tadi Milly bilang kalau ia seorang yang pelupa, tapi kok gadis itu bisa ingat kalau di hari pertama sekolah, Milly sempat berkenalan dengannya? Tapi Karmen diam saja, tidak memprotes ucapan Milly barusan. Mungkin karena penampilan fisiknya yang unik dan jarang ada yang sepertinya, jadi Milly bisa ingat padanya.

Kemudian pandangan Milly beralih ke gadis di sebelah Cinta.

"Lo pasti.... duh siapa ya?" Milly menepuk-nepuk jidatnya lagi, berusaha mengingat nama teman sekelasnya.

Ada apa dengan Karmen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang