Chapter 3.

9.5K 306 7
                                    

"Kau ingin minum apa?" tanya Davenill sedikit berdebar.

Pria itu bangkit dari tempat duduknya dan berpura-pura membereskan beberapa kertas yang berisi sketsa desain gaun musim gugur.

Mereka hanya tinggal berdua saja dalam ruangan tidak terlalu besar, yang di pakai Davenill sebagai kantornya, dan atmosfer kecangungan itu juga terasa sampai ke diri Charlotte.

Matanya menjelajah setiap inci ruangan yang banyak dipenuhi oleh beberapa manequin dengan bentuk tubuh wanita mau pun pria berwarna putih serta hitam, namun tiba-tiba saja ia tertegun dengan sebuah manequin berselimut gaun cantik berwarna hijau tosca.

Charlotte bangkit dari posisi duduknya dan mendekat ke arah manequin itu berada. Tangannya bahkan sudah menyentuh batu swarosvki berwarna biru dan terus mematung di sana.

"Kau suka? Aku sengaja membuatnya sama seperti gambar yang kau kirim padaku dulu," bisik Davenill yang sudah melingkarkan kedua tangannya di pinggang Charlotte.

Wanita itu tersentak, berusaha melepaskan diri dari Davenill. Sayangnya sang Desainer tak mau melepaskan Charlotte, dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Biar seperti ini sebentar, Charl. Aku baru sadar setelah melihat diamond blue yang kau kenakan ini dan ini sungguh tidak ku mengerti ketika nyatanya sketsa yang kau berikan padaku ternyata benar-benar ku perjuangkan sejak awal karir ku," lanjut Davenill, semakin membuat tubuh Charlotte menegang.

Dengan susah parah ia berusaha untuk membalikkan tubuhnya dan ketika itu berhasil dilakukan, kedua netra biru itu pun saling memandang satu sama lain.

Kedua pipi putih Charlotte bersemu merah, padahal Davenill sama sekali tak berkata apa pun. Ia yang penasaran pun memberanikan diri bertanya, karena tak sanggup menyembunyikan rasa pemasarannya.

"Nill, dari mana kau--"

"Dari bros dengan diamond blue ini, Charl. Ini bukan barang biasa. Dulu aku pernah mencari tahu tentang barang ini saat pertama kali mengerjakan gaun itu," potong Davenill menunjuk gaun hijau tosca dengan satunya, "Aku ingin menambahkan bros itu di bagian kabarnya yang kala itu ku buat dengan bentuk kerah lebar, tapi Laurent snow jewelry memberi infomasi jika mereka hanya membuatkan benda ini khusus untuk seorang gadis remaja atas permintaan Ayahnya. Mereka bilang, itu untuk hadiah ulang tahunnya. Dan karena aku penasaran siapa pemiliknya, tentu saja aku harus rela memberi mereka bayaran agar mau berbagi infomasi itu denganku," jelas Charlotte semakin memerah.

"La-lalu..." tanya wanita itu.

"Ya, lalu aku kaget karena si gadis remaja itu ternyata adalah orang yang mengirimkan aku banyak surat bersampul biru, memberiku banyak sketsa gaun hasil buatannya sendiri, dan menanyakannya lagi? Gadis itu ternyata adalah wanita yang hampir dua tahun ini ku inginkan menjadi masa depanku," lanjut Davenill tersenyum manis, menampilkan deretan gigi putihnya.

Charlotte terdiam beberapa saat menatap betapa tampannya wajah Davenill. Dan entah setan dari mana, sepersekian detik kemudian ia pun ikut menarik kedua sudut bibirnya.

"Jadi, bisakah aku membantu mu untuk bahagia?" tanya Davenill terpesona oleh senyuman manis Charlotte.

Wanita itu lantas berhenti tersenyum, dan memicingkan sebelah mata atas ucapan Davenill sembari sedikit menimbang-nimbang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BARCELONA, LOVE & FASHION [DREAME]Where stories live. Discover now