Four

2.2K 79 0
                                    

       "Kenapa gue jadi salting
           dengan omongan dia"

                           •••
Pagi yang cerah, secerah muka author telah tiba. Gadis cantik dan manis itu terbangun dari tidurnya dengan sinar mentari yang melewati jendela kamarnya.

Gadis itu mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi,  yang ada dikamarnya.

Sekarang Gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolah yang dikenakannya.  Tidak memakai bedak, ataupun lipstik, hanya parfum yang dia pakai.

Keira, mulai berjalan menuju lantai bawah untuk menemui makanan yang mungkin sudah menunggunya.

"Pagi Ma, Pa, kak dio" sapanya kepada anggota keluarga. Jika waktu bisa berhenti, mungkin Keira ingin diberhentikan setiap pagi,  karena setiap pagi keluargannya selalu berkumpul layaknya keluarga bahagia,  nyatanya jahu dari kata bahagia.

"Pagi juga Cantik" Mamanya balik menyapa dengan senyuman yang selalu Keira ingin lihat.

Papanya hanya tersenyum,  tidak menyapanya seperti Mamanya.

"Pagi Dek! " sapa Dio,  seperti biasa dengan datar tanpa ekspresi.  Kadang Keira bingung dengan Dio,  jika tidak ada Mama dan Papanya Dio ini selalu saja ingin bertengkar dengannya dan tidak sedingin dan sedatar saat ini.

"Dio,  gimana sekolah kamu? " tanya sang Mama -Rena- dengan senyuman itu.

"Gak gimana2" jawab Dio, masih dengan wajah datar dan nada dingin itu.

Melihat itu Papanya -Rama- hanya mengelah nafas panjang. Rama tidak asing dengan sikap anak lelakinya ini,  sejak keduanya sibuk dengan kerjaan masing2 dan melupakan Keira dan Dio. Semuanya sudah terhitung dua tahun lamanya.

Keadaan saat ini hening,  tidak ada yang membuka percakapan dan sibuk dengan makanan masing-masing.  Melihat itu, Dio menghela nafas dan bangkit dari duduknya, memutuskan untuk pergi ke sekolah. Namun niatnya ia urungkan saat Mamanya itu memanggilnya.

"Dio,  mau kemana? " tanya sang Mama.

"Sekolah" hanya satu kata, tujuh huruf,  dan banyak makna,  itu yang Dio ucapkan.

"Gak bareng Keira" tanya Papanya,  dia memang ingin sekali keluargannya utuh seperti semula,  tapi sulit dia lakukan.

"Ayok Dek" kata Dio, masih dengan muka datar,  dan nada dinginnya itu.

                           ••• 

Saat ini Keira dan Dio tentunya,  telah sampai dengan selamat di sekolah.

"Dek,  kakak antar kamu ke kelas " nada bicara Dio sekarang telah berubah menjadi hangat. Inilah Dio yang asli, yang selalu bersikap  hangat.

Keira hanya menganguk.

Keira dan Dio berjalan beriringan menuju kelas Keira yang ada di atas. 

Dengan tiba tiba Dio berhenti di tengah koridor,  ternyata disana ada Badai,  Adam,  Bima,  Irul,  dan kedua teman Badai yang tidak Keira tahu namanya.

"Hallo bro" sapa Dio untuk ke-enam orang itu.

"Gebetan baru bro? " tanya seorang temen kak Badai yang tidak aku tahu namanya.

"Bukan drian" bantah  Dio,  lagian Keira dan Dio ini kakak adik, yang benar saja dikira pacaran.

Dalam hati Keira bicara.

Drian?  Adrian maksudnya?  Aduh siapa namanya gue gak tahu.

"Jadi siapa loe yo? Kenalin lah" kata temen Badai yang satu laginya,  yang Keira tidak tahu namanya, sambil menaik turunkan alisnya.

"Kenalin ini adik gue,  namanya Keira Amanda.  Dia baru kelas X" kata Dio mengenalkan Keira yang statusnya adiknya.

"Haii,  Keira nama gue Adrian. Mau lengkap?  Adrian Aldric" katan dengan suara di genit genit kan,  membuat Keira geli mendengarnya.

"Keira kak" kenal Keira

"Kalo gue Nevan Chandra,  panggil Bebeb aja de" yang ini lebih bikin Keira geli dan jijik.

Badai, Adam, Bima, dan Irul, menahan tawa melihatnya.  Tadi kayaknya tidak dengan Irul.

"KEIRA!! " suara toa itu membuat Keira menoleh, dan tampaklah Starla.

"Starla,  berisik" kata Keira malu.

"Maaf ya ra, heheh" starla hanya terkekeh.

"Wih,  Nev satu lagi nih cantik" Adrian menaik turunkan alisnya kw arah Nevan.

"Bolehlah Drian,  kita satuan" balas Nevan dengan satu alis terangkat.

"Haii cantik namanya siapa? " rupanya Nevan mengambil star duluan.

"saya kak? " tanya Starla dengan muka memerah karena malu.

"Iya kamu cantik" kini Adrian bersuara.

"Starla Horrithson kak" Starla mengenalkan diri.

"Adek cantik mau gak jadi pacar Abang? " Kata Nevan genit.

Sumva nih cowok kelewat kepedena. Batin starla.

Melihat itu ada yang mengganjal di hati Irul.

"Dia punya gue" tiga kata yang membuat muka Starla merah dibuatnya.

"Maksud loh Rul? " rupanya Bima mulai masuk ke pembicaraan.

"Dia milim gue,  gak ada yang boleh deketin dia" kata Irul mantap. Dan untuk pertama kalinya Keira dan Starla dibuat cengo dengan kalimat Irul,  yang mulai banyak itu.

Kenapa gue jadi salting dengan omongan dia?  Starla membatin.





...................

Gimana ceritanya makin absurd ya??......

Aduh pusing pala Author.....

Bye...bye...sampai jumpa di part selanjutnya......

Saya Author abal... Abal... Pamit undur diri.........


Bersambung......

Coppyright© 2017

CN👾

Pentolan SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang