10. can't stop smiling

21 9 0
                                    

Anggi baru saja bangun dari tidurnya saat Bi Ani mengetuk pintu kamarnya. Anggi meregangkan ototnya yang terasa kaku sehabis tidur.

Anggi berjalan ingin membuka pintu yang terus saja diketuk Bi Ani. Saat pintu dibuka, terlihatlah Bi Ani yang tersenyum lebar kearahnya. Mungkin karena perasaannya yang sedang bahagia, jadi Anggi membalas senyum itu tak kalah lebar.

"Kenapa, bi?" Tanya Anggi.

"Dipanggil Bu Sinta, non. Diajak makan malam bareng" sahut Bi Ani.

Anggi mengernyitkan dahinya. Makan malam? Apa selama itu Anggi tidur sampai sudah tiba jam makan malam begini?

"Ooh, iya Bi. Bilang mama nanti Anggi ke bawah ya" kata Anggi akhirnya. Setelah Anggi mengangguk, Anggi kembali menutup pintu kamarnya lalu berjalan menuju nakas disamping ranjang untuk mengambil kuncir rambutnya.

Tling!

Handphone Anggi yang juga ada di atas nakas berbunyi, memunculkan sebuah notif. Lantas Anggi mengamit handphone-nya dan melihat siapakah yang mengiriminya chat.

Tok! Tok! Tok!

Lagi-lagi pintu kamar Anggi diketuk. Anggi mengurungkan niatnya untuk membuka chat tersebut.

"Iya! Tunggu" teriak Anggi dari dalam. Dan seketika ketukan itu berhenti.

Dengan cepat Anggi menguncir rambutnya lalu membawa serta handphone-nya turun ke bawah. Tepatnya ke ruang makan.

"Good night, Gi" sapa Sinta saat anaknya itu sampai di meja makan.
Anggi hanya membalas sapaan mamanya itu dengan senyum. Senyum yang tulus. Anggi juga mengambil tempat tepat di sebrang Sinta.

"Mama udah pulang?" Tanya Anggi basa-basi. Uhm, tidak juga sih. Anggi memang penasaran kenapa mamanya sudah pulang.

"As you see" balas Sinta terkekeh diakhir kata. Anggi ikut terkekeh. Tentu saja mamanya itu sudah pulang. Kalau belum, pasti mamanya tidak ada disini.

"Maksud Anggi, emang kerjaan mama udah selesai?" Tanya Anggi lagi seraya mengambil nasi untuknya makan.

"Mama nyelesain kerjaan mama lebih cepet dari biasanya, khusus buat makan malam sama kamu" balas Sinta membuat hati terdalam Anggi mencelos. Tapi Anggi hanya membalas perkataan Sinta dengan senyuman.

Tling!

Suara yang berasal dari handphone Anggi lagi-lagi menarik perhatian gadis itu. Anggi melirik handphone-nya dan terpampang nama Vano disana. Anggi semakin tertarik untuk memainkan handphone-nya.

"Habisin dulu makanannya, Gi" peringat Sinta pada Anggi yang bersiap mengambil handphone-nya.

"Bentar, Ma. Penting" sahut Anggi dan kembali fokus pada layar handphone-nya.

20:12

Vano : kak
Vano : makasih traktirannya tadi
Vano : dan lain kali jgn sampe nyelakain diri sendiri

Anggi : hehe iya, Vano

Vano : lagi apa?

Anggi : makan

Vano : ooh, yaudah makan dulu
Vano : nanti gue chat lagi

Anggi : ok

20:15

Anggi mengunci layar handphone-nya dan kembali menyentuh sendok garpunya. Tentu dengan senyum yang merekah.

"Kenapa senyum-senyum gitu, Gi?" Tanya Sinta yang melihat anaknya itu senyum-senyum sendiri setelah memainkan handphone-nya.

Imma Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang