"Gak akan sayang" Oliver tetap keras kepala akan pendiriannya.

Karen mengerucutkan bibirnya karena ia sudah kehabisan ide dan kata-kata untuk melawan suaminya yang keras kepala itu.

"Huh dasar mesum!" Umpat Karen kesal.

"Semuanya tidak ada yang gratis, sayang" Oliver terkekeh dan tersenyum sangat puas.

**

Oliver pun rela terbang dari Singapore menuju Madiun menggunakan jet pribadinya hanya untuk memenuhi keinginan Karen. Sedangkan Karen ia tetap menunggu di hotel dengan duduk manis. Padahal Oliver sudah mengajaknya untuk langsung kembali ke Jakarta, namun Karen masih betah di Singapore.

Kurang lebih dari tiga jam Oliver sudah kembali ke hotel tempat ia dan Karen menginap di Singapura. Ia meminta pilot pribadinya agar mengemudikan jet yang dibawanya dengan kecepatan maksimal karena Karen sudah merengek tak sabar melahap makanan satu itu.

Oliver pun masuk ke dalam hotel dengan menenteng paper bag berisi makanan keinginan istrinya. Karen yang sedang menonton tv di sofa langsung berlari ke arah Oliver begitu ia melihat suaminya yang datang membawa keinginannya.

"Kamu emang yang terbaik!" Karen langsung memeluk dan mengecup pipi kanan Oliver. Oliver membalas pelukan istrinya.

"Lain kali kalau kamu ingin sesuatu, yang mudah aku cari aja.." ucap Oliver menunjukkan wajah lelahnya setelah penerbangan kilat yang telah ia lalui hanya untuk memenuhi keinginan istrinya.

"Aku gak tau kenapa aku ingin ini dan itu.." balas Karen. Ia merasa sedikit bersalah dengan suaminya. Karenanya, Oliver harus rela jauh-jauh untuk mendapatkan keinginannya.

"Tapi makasih Ver kamu sudah mau memenuhi keinginan aku" ucap Karen lagi.  Oliver tersenyum tulus pada istrinya.

"Sama-sama sayang. Asalkan itu tidak membuatmu menangis" balas Oliver. Ya, ia akan melakukan apa saja agar Karen bahagia dengannya. Oliver sudah berjanji tidak akan membuat Karen menangis terlebih karenanya.

Karen pun beralih ke sofa dan menghidangkan pecelnya. Ia langsung melahap pecelnya yang sudah ia inginkan sejak tadi. Oliver hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya yang akhir-akhir sangat doyan sekali makan.

"Kamu mau?" Disela-sela makannya, Karen menawari Oliver yang hanya mengamatinya makan.

"Buat kamu aja" sahut Oliver.

"Ayolah ini enak loh, Ver. Bukannya kamu suka sayur-sayuran?" ucap Karen lagi.

"Memang. Tapi itu buat kamu aja. Aku sudah membelinya jauh-jauh kan buat kamu.." sahut Oliver. Karen hanya mengangguk dan meneruskan makannya lagi.

Oliver mengganti channel tv dengan acara yang lebih menarik. Sedangkan Karen asyik dengan makanannya sehingga ia mengabaikan tv yang ditonton sejak tadi.

"Aku merasa agak aneh dengan sikap kamu akhir ini.." ucap Oliver setelah beberapa menit mereka terdiam dan hanya suara tv lah yang menyeruak.

"Aneh? Perasaan gak deh.." sahut Karen. Ia tidak mengerti dengan ucapan Oliver.

"Kamu tentu gak merasa. Tapi aku yang merasakan. Akhir ini, sifat kamu selalu berubah" ucap Oliver.

"Kamu menjadi lebih banyak makan, mudah ngambek, mudah marah, lalu manja" lanjut Oliver. Karen hanya mendengarkannya sambil memakan makanannya yang masih tersisa setengah.

"Aku juga gak tau ada apa dengan aku, Ver" sahut Karen mengangkat bahunya acuh tak acuh. Ia juga merasakan dirinya aneh. Tapi Karen berfikir itu wajar, karena sikap orang memang selalu berubah kan.

My Love CEOWhere stories live. Discover now