12.

41.3K 1.3K 36
                                    

Setelah pergulatan panas mereka semalam, Adam dan Delia terlelap dan tidur dalam posisi berpelukan. Mereka tertidur hingga pukul 10 siang. Adam sudah terbangun sejak pagi tadi, tapi ia memilih kembali tidur dan memeluk Delia erat. Ia tak perduli dengan kantor dan kuliah Delia. Ia merindukan momen dimana ia bisa memeluk orang yang sangat dicintainya seperti dulu.

"Ngggh..." Delia menggeliat saat ia mulai terjaga.

Delia menggeliat dan merasa sesuatu mengerat diperut dan dadanya. Ia menyibak selimut dan melihat dua tangan kekar sedang memeluknya. Ia kembali memutar otaknya dan seketika tubuh dan wajahnya memanas saat ingatan tentang peristiwa panasnya kembali terputar diotaknya.

Ia berusaha membuka kungkungan tangan Adam ditubuhnya, ia tak mau Adam melihat wajah merona nya. Ia tak mau jadi bahan ledekan kekasihnya itu pagi-pagi. Ia mencoba menyingkirkan tangan Adam tapi tangan itu malah mengerat. Delia berhenti berusaha dan malah membiarkannya, menikmati pelukan hangat dan nyaman yang ia rindukan.

Adam tahu Delia sudah terbangun. Ia sengaja semakin mengeratkan pelukannya tak mau momen itu berakhir. Ia ingin dengan posisi itu selamanya.

"Uncle, bangun dong. Udah siang nih." Ucap Delia lembut membangunkan Adam.

"Nggak mau. Pengen kaya gini terus." Sahut Adam sambil mengenggelamkan kepalanya ditengkuk Delia.

Delia mengelus lembut lengan Adam yang ada diperutnya. Ia juga ingin seperti itu terus dan tidak mau terjaga sampai kapanpun. Tapi masalahnya adalah ia lapar. Ia juga harus kekampus.

"Tapi Lily laper." Sahut Delia lagi.

Adam melonggarkan pelukannya lalu menarik pundak Delia agar menghadapnya. Ia menatap lembut mata kekasihnya. Ia membelai pipi Delia lembut lalu mengecup sekilas bibir Delia.

"Aku kangen bisa meluk kamu pas tidur seperti dulu, Sayang. Kamu nggak kangen?"

"Kangen, Uncle. Masalahnya Lily laper."

"Kamu manggil aku apa barusan?" Tanya Adam dengan wajah mesumnya.

"Ah! Sayang maksudnya. Maaf. Aishh..pagi-pagi juga." Gerutu Delia melihat wajah mesum Adam.

"Ini kan udah siang. Mesum siang-siang bagus loh."

"Bagus buat kamu! Ayo bangun, aku laper banget."

"Ok. Tapi cium dulu." Pinta Adam.

"Ck! Udah kaya di novel-novel aja deh. Baru bangun minta cium. Sok romantis!"

"Bodo amat mau kaya apa. Yang penting cium. Cepeet." Rengek Adam.

"Dih! Nggak usah ngrengek manja gitu. Nggak pantes sama umur!"

"Ck! Nggak usah bawa-bawa umur! Cepetaaan." Rengeknya lagi dibalas kekehan Delia.

Delia memajukan wajahnya lalu mengecup lembut bibir Adam. Ia hendak menarik kepalanya tapi Adam menarik tengkuk Delia. Ia melumat lembut bibir Delia yang dibalas olehnya. Adam terus melumat bibir Delia lembut dengan tangan yang kini sudah mengelusi leher Delia. Delia melenguh disela ciumannya saat Adam menurunkan tangannya dan meremas payudaranya.

"Adam..aaahhh..stop.." Desah Delia saat Adam menurunkan ciumannya keleher dan dadanya.

"Aku mau kamu, Sayang." Bisik Adam parau ditelinga Delia.

"Aku juga. Tapi nggak sekarang, Sayang." Balas Delia berbisik.

Adam menggeram lalu ia mengigit sensual telinga Delia. Adam mengangkat wajahnya lalu kembali melumat ganas bibir Delia. Setelahnya ia bangun sambil menggendong Delia kekamar mandi.

My Uncle My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang