Awal Cerita

12.9K 1.4K 102
                                    

"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa"

Ucap pria yang berdiri di podium Gedung DPR/MPR itu dengan tegas dan tulus. Pengucapan Sumpah Jabatan dengan sebuah mushaf Al-Quran. Ratusan mata dan kamera yang tertuju padanya sama sekali tak ia hiraukan seakan hanya ia yang berada di dalam ruangan ini.

Setelahnya, giliran seorang pria lain berdiri di sampingnya dan mengucapkan janji serupa namun berbeda jabatan.

"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Wakil Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa"

Tepuk riuh para hadirin baik para pejabat maupun orang media saat keduanya menandatangani berita acara pelantikan. Kelap-kelip lamu blitz dari kamera membuat ruangan ini bertambah terang.

Joshua Hong, pria berusia 27 tahun yang telah resmi menjabat sebagai pemimpin tertinggi negara Indonesia bersama rekan sekaligus sahabatnya, Choi Seungcheol.

Dan mungkin saat ini, mereka telah mencetak sejarah baru. Sebagai seorang presiden termuda yang menjabat di Indonesia. Sungguh tak terduga.

"Bang Josh!" panggil seorang dari arah belakang saat mereka turun dari podium membuat Joshua menoleh. Seorang pria berperawakan tinggi datang bersama dua orang lainnya yang tidak lebih tinggi darinya. Joshua tersenyum, merentangkan tangannya, menyambut pelukan dari sang sahabat. Kim Mingyu.

"Congratulation buat bang Joshua, bang Seungcheol."

"Thanks, Ming." Jawab Joshua sementara Mingyu memeluk Seungcheol.

"Thanks udah pada dateng." Ujar Seungcheol.

"Ya, Cuma gue, Mingyu sama Seungkwan. Yang lain pada di luar kota." Kali ini seorang Woozi Lee yang berbicara. Joshua hanya mengangguk. Maklum akan aktivitas ke-8 sahabatnya yang lain, jadi ia tidak memaksa mereka semua untuk datang.

"Seungkwan?" yang dipanggil menoleh dengan wajah sembab dan mata berair.

"Whats going on, hm?" Seungkwan menggeleng.

"Gue... gue tuh ga nyangka, Bang. Banyak lawan lo yang hana-hini, kampanye sana-sini. Lu berdua diem-diem tenag kek tai gini bisa menang. Ga ngerti aku tuh..." ujar Seungkwan menutup mulutnya di kalimat terakhir. Baik Joshua maupun yang lain tertawa, mulut pria satu ini benar-benar luar biasa.

"Ngapain buang-buang duit buat nyogok? Kan ada doa lu..." hibur Seungcheol seraya mengusap punggung Seungkwan. Lagi, pria itu hanya mengangguk.

"Sukses buat lu berdua, ye. Awas kalo ga bener!"

"Lha, kita udah nyumpah tadi?"

"Aku sama bang Seungcheol kalo bersumpah ga main-main."

"Hm, apa lagi kalo nyumpahin anak orang, ye gak?"

"Kampret!"

***

"Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden telah dilaksanakan pada pukul 10 pagi ini, dihadiri oleh mantan Presiden dan wakil Presiden yang baru mandat dari jabatan. Juga jika diperhatikan, tidak ada kursi menteri yang kosong dan menandakan bahwa... mereka semua hadir. Acara pelantikan ini sendiri berlangsung dengan..."

Suara ocehan wartawan dari televisi itu seolah tenggelam oleh teriakan-teriakan atau seruan-seruan para wanita di dalam ruang kemoterapi ini.



Pak Presiden - Joshua HongHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin