Introduction

22K 523 40
                                    

Leon

Kriiiingg suara alarm membangunkanku. Aku mematikannya lalu kembali tidur. Kira-kira 20 menit kemudian (aku juga tidak tahu, kan aku kembali tidur) "Ley, Rey, Key banguuuuunn!!!!!!!" teriakan Arthur dari bawah cukup membua telingaku berdengung. Yah aku mengakui kalau telingaku cukup sensitif.

"Lima menit lagiii." jawab kami bertiga bersamaan. Kami seperti paduan suara di gereja saat mengucapkan itu.

Tiba-tiba ada yang menyiramku dengan air. Aku terlonjak kemudian jatuh dari tempat tidur. terdengar bunyi benturan benda tumpul yang cukup keras. Kemudian aku bangun sambil menggerutu,"Siapa sih? Bangunin orang tidur!!" teriakku. "Iya siapa sih?" marah Reon. Kau harus tahu Reon itu rajanya tukang tidur. Dia dapat tidur hampir disemua tempat. pernah bahkan dia ketiduran di bathup sampai 3 jam.

"Ini aku dan George!!Bangun saudara-saudaraku tersayang! Jika kalian tidak mau bangun aku akan menampar kalian." kata Georgia yang kulirik sudah mengangkat tangannya.

"Ok ok kami bangun jadi jangan tampar kami ok?." jawab Keon. Aku tidak dapat menyalahkan Key, tenaga gia itu seperti laki-laki. satu tamparannya berarti sama saja satu pukulan tenaga penuh.

"Cepat ini sudah jam tujuh, kat..." .

" What?" belum selesai George bicara sudah dipotong teriakan Reon. Kami berlomba ke kamar mandi.

" Aku yang pertama!" ucapku sambil menarik baju Reon.

"Tidak, aku yang pertama." balasnya sambil menarik bajuku

Dari belakang Keon menerobos kami lalu menutup pintu kamar mandi.

" Keoooooooon!" teriak aku dan Reon bersamaan.

"Kalau begitu aku akan memakai kamar mandi Georgia." ungkapku pada Reon.

"Aku akan memakai kamar mandi Arthur." putus Reon

Setelah selesai mandi dan berpakaian aku turun untuk mengambil sarapan. Aku meminum susu yang ada di meja sekali teguk dan berlari ke mobil Alex sambil memakan sandwich buatan Arthur aku rasa. Arthur berteriak " Reon! Jangan lupa mengunci pintunya!". Setelah Reon mengunci pintu dan masuk ke mobil Arthur kami berangkat.

Ok biar aku kenalkan keluargaku. Pertama kedua orang tuaku. Sejujurnya aku tidak mengenal siapa mereka karena sejak aku berumur dua tahun mereka pergi dan tidak pernah menemui kami lagi. Tapi walaupun begitu samar-samar aku masih mengingat wajah ayah. Mata tajam yang berwarna biru langit, rambut pirang, rahang tegas dan aura kepemimpinannya seolah dia pemimpin tertinggi di dunia. Jangan tanya aku ingat dari mana karena biarpun saat itu aku baru berumur dua tahun aku sudah bisa mengingat sesuatu. Mungkin karena IQ ku yang tinggi. Untuk ibuku, seingatku dia memiliki kulit pucat, mata hijau emerald, dan rambut hitam legamnya. Ingat itu semua hanya ingatanku pada masa lalu.

Ok lanjut ke pengenalan saudara-saudaraku. Pertama kakak tertuaku Arthur Diávol. Dia memiliki mata berwarna hijau yang menyejukkan dan rambut sehitam langit malam. Kulitnya seputih salju (putih pucat) membuat semua cewek pada iri padanya soalnya kulit mereka kalah putih dengan Arthur. Menurut teman-teman perempuanku sifat dinginnya membuat dia terlihat keren dan dia pengganti ayah untuk kami.

Kedua kakak keduaku Alex Diávol. Dia sama persis dengan Arthur. Tentu saja, diakan kembarannya Arthur. Tapi mereka memiliki pada kulit mereka. Kulit Alex berwarna coklat terbakar matahari sempurna yang membuat jalang-jalang di sekolahku selalu memujinya.

Ketiga tentu saja aku Leon Diávol. Aku memiliki mata sebiru safir, rambut pirang, dan kulit putih normal tidak seperti Arthur yang seputih salju. Keempat Adikku Keon Diávol dan Reon Diávol. Mereka anak ke empat dan kelima. Mereka bukan mirip tapi persis denganku kau bisa katakan kalau kami bertiga kembar identik. Bahkan guru-guru dan teman-teman kami sering salah menyebutkan nama kami. Ini jadi salah satu keuntungan untuk kami. Saat salah satu mendapat detensi pasti guru-guru bingung jadi kami 75% lepas dari detensi atau kemungkinan yang lain kami bertiga di hukum sekaligus.

Neo BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang