"Jangan sekali-kali lo menemui gue sengaja dan nggak sengaja di hadapan gue. Bahkan gue udah muak ngeliat muka lo yang penuh dengan kedustaan."
Ucapan yang kulontarkan padanya diiringi rasa sesak di dada dan tangisan yang tertahan
Sakit
Hanya itu yang kurasakan. Lelaki yang sudah berhubungan denganku dalam waktu yang cukup lama, aku sudah amat percaya tanpa keraguan setitikpun padanya.
Apa balasannya ?
Dia bahkan mengkhianatiku di belakangku. Lebih parahnya aku melihat langsung dengan kedua mataku
Aku berharap aku ingin bahagia tanpa seorang kekasih lagi. Aku ingin menikmati hidup tanpa ada penderitaan yang menyiksa hati dan fisikku. Lagi.
------------------------------------------------------------------------
Ps : ini cerita pertama, spontan. Mumpung
inget.
YOU ARE READING
with(out) you
Teen Fiction'Mengapa hujan datang saat matahari sedang menyinarkan sinarnya?' 'Pelangi, indah namun sesaat'
