Special Part

19.3K 1.1K 56
                                    

HAPPY READING

***

Beberapa bulan kemudian

Langkah-langkah kaki menggema dalam lorong rumah tersebut. Menandakan sang pemilik kaki dalam keadaan tidak sabar dan panik akan situasi yang sedang ia hadapi.

Sebuah teriakan kesakitan terdengar hingga lorong. Membuat langkah-langkah tersebut berhenti sejenak. Setelah itu kaki tersebut menambah kecepatan langkahnya. Berjalan hilir mudik di depan sebuah kamar.

Langkah tersebut kembali berhenti ketika seseorang menepuk kencang bahunya. "Berhentilah berjalan hilir mudik, Huntingdon. Kepalaku seakan siap meledak melihatmu," ucap Ainsley.

"Kenapa lama sekali?" geram Sebastian. Peluh sudah menetes di dahinya disertai kerutan kekhawatiran.

"Ini merupakan hal wajar. Louisa melakukan persalinan untuk pertama kalinya. Meg bahkan berteriak hampir seharian," jelas Ainsley.

Penjelasan Ainsley sungguh tidak membantu mengurangi kepanikan Sebastian. Sebuah teriakan kembali terdengar. Sebastian menahan napasnya dan meringis.

"Oh Tuhan," gumamnya.

"Tenanglah, Huntingdon." Ainsley kembali menepuk bahu Sebastian dengan keras.

"Bagaimana aku bisa tenang ketika aku mendengar teriakan kesakitan Louisa yang seakan tidak pernah berakhir? Dan mengapa Moreland dan Meg menemani Louisa tetapi aku sebagai suaminya diusir keluar dari kamarku sendiri?" Sebastian menggeram. Ia mengumpat ketika mendengar lagi teriakan Louisa.

Aurelia dan suaminya juga datang ke kediaman Sebastian. Tapi mereka bertugas untuk menjaga anak-anak agar tidak berlarian di sekitar kamarnya. Semua anak ditempatkan di ruang anakㅡyang baru saja selesai direnovasi oleh Sebastianㅡagar Louisa tidak tertekan saat berjuang untuk melahirkan bayinya.

"Tidak ada pilihan lain. Kepanikanmu akan berdampak buruk bagi kondisi Louisa," ucap Ainsley.

"Aku tidak akan menyentuh Louisa lagi. Aku tidak akan membuat Louisa kembali hamil dan merasakan kesakitan ini," gumam Sebastian seraya mengacak rambutnya dengan frustrasi.

Ainsley mendengus mendengar kata-kata yang Sebastian ucapkan. "Seakan kau bisa melakukannya," ucapnya dengan nada sangsi. "Aku juga berkata seperti itu saat Meg akan melahirkan Alex. Tapi seperti yang kau lihat, Lucas dan Millicent hadir setelahnya. Tenanglah. Semua akan baik-baik saja," lanjut Ainsley.

Sebastian hanya mengangguk. Ia sudah berdiam diri di depan pintu kamarnya. Menatap nanar daun pintu tersebut. Ia tidak menyangka jika proses melahirkan akan sesulit ini.

Suara lengkingan teriakan Louisa bersambut dengan suara bayi yang menangis dengan keras. Sebastian menahan napasnya. Ia tidak sabar pintu tersebut segera dibuka.

Tak lama kemudian, Mrs. Capperon, yang membantu persalinan Louisa keluar membawa selimut yang bergerak-gerak. Wajah Mrs. Capperon dipenuhi keringat. Tapi, senyuman tak pernah lepas ia berikan.

"Lihatlah, My Lord. Kau mendapatkan pewaris yang sangat tampan," ujar Mrs. Capperon.

Sebastian mendekati Mrs. Capperon. Mengamati dengan seksama bayi laki-laki mungil yang sedang menguap lebar. Mata Sebastian berkaca-kaca karena perasaan terharunya. Lalu ia mengingat sesuatu.

"Lady Huntingdon?" tanyanya.

"Lady Huntingdon sedang dibersihkan oleh Lady Ainsley dan Miss Abigail. Aku akan membersihkan bayi ini, My Lord," jelas Mrs. Capperon.

"Selamat, Huntingdon," ujar Ainsley dengan tulus. Matanya juga terlihat berair karena menahan perasaan yang meluap di hatinya. "Aku akan mengawasi Mrs. Capperon saat ia merawat bayimu. Kau masuklah dan lihat keadaan Louisa," lanjutnya.

A Lady Secret's Desire [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang