03 - Sakit?

69 9 3
                                    

'Hidup itu kayak pemandangan, keliatannya doang deket tapi pas di tempuh mantab jiwa jauhnya.'

***

"Gue minta maaf"

"Hm"

"Gue tau gue salah nge bentak lo"

"Hm"

"Gue ga tau kenapa gue bisa kasar sama orang yang gue sayang"

"Hm"

"Sy, mau maafin gue kan?"

"Ga"

Hanif mengacak rambutnya frustasi. Sekarang ini, dirinya sedang bertemu dengan Sissy. Ia mengajak Sissy untuk ketemuan, dan untungnya, itu berhasil.

Sedangkan Sissy, penjelasan itu tak menyentuhnya lagi. Setelah menangis seharian di sekolah, Sissy merasa lebih baik, dan setelah itu lah Sissy hanya menatap Hanif adalah bagian hidupnya di masa lalu.

"Sy, kasih gue satu kesempatan lagi"

Sissy menarik nafasnya dalam dalam dan memukul meja di depan nya pelan, "Alesha adalah kesempatan kedua setelah gue. Makasih udah niat mau jelasin! Gue pamit!"

Sissy meninggalkan Hanif yang diam termenung akibat perkataannya.

Jujur saja, Sissy belum sepenuhnya move on. Sissy dan Hanif menyimpan perasaan selama 7 tahun lebih dan baru menyatakan 11 bulan yang lalu. Tapi semuanya berubah.

Kalau bisa di bilang belum move on, bukan cuma Hanif saja, Sissy juga. Kenangan 11 bulan tak setara dengan move on nya yang baru 1 bulan ini.

Melewati susah bersama, melewati badai di hubungan mereka, saling mengenal satu sama lain, dan menjadi teman hidup selama 11 bulan bukan hal yang gampang dan mudah untuk di lupakan.

Karena pada akhirnya orang serius pun bisa pergi, saat keseriusan nya mulai disepelekan.

"Apa gue terlalu naif buat jatuhin Hanif?"

Kata Sissy pada dirinya sendiri. Mari kita ingat kembali, ingat kan tentang tujuan awal Sissy dan Zhafran? Membantu Zhafran menjadi ketos dan menjatuhkan Hanif. Itu!

"Apa gue balikan aja?"

Tanya Sissy pada dirinya lagi. Ia berjalan menelusuri taman didekat Caffe itu. Matanya tertuju pada sepatu Nike birunya yang membungkus kakinya.

Ia masih Berfikir kenapa sampai sekarang nama Hanif masih saja memberikan banyak kenangan. Walaupun itu harus dilupakan, tapi sampai saat ini, seper-empat dari masa lalu itu masih terekam jelas di ingatan Sissy.

Sissy otomatis berhenti saat melihat sepatu Vans berwarna hitam putih yang berada di depan sepatunya ini. Sebelum mengangkat kepalanya, Sissy mendengar orang itu bicara.

"Karena suatu saat bakal ada orang yang mencintai kita dari hati, bukan dari materi"

Sissy mengangkat wajah nya.

Damn!

"Gue baik baik aja"

"Darah bukan satu satu nya tanda kalau orang lagi ga baik baik aja"

Fakezone.Where stories live. Discover now