5. Bagaimana cara mendapatkan banyak pembaca, terutama yang akan vote dan komen?

Seriously?  Kamu belum mulai menulis tapi sudah memikirkan cara mendapatkan pembaca, vote dan comment?

6. Aku ingin ceritaku diterbitkan jadi buku dan difilmkan, terus jadi populer. Tapi berarti ceritaku harus bagus dan banyak pembaca. Gimana ya?

Idem dengan nomor 5. Tulis saja dulu.

7. Aku belum tahu akhir ceritaku seperti apa, mungkin nanti kalau sudah jelas endingnya, baru bisa mulai menulis.

Tulis saja dulu. Namanya juga ending, bisa kok dipikirkan belakangan. Apalagi kalau karakter kamu kuat. Karakter yang kuat akan menentukan sendiri akhir ceritanya. Meskipun kamu sudah punya outline, bisa jadi akan berbeda ujungnya. Karakter yang kuat, itu kunci ending yang masuk akal.

8. Aku sudah mulai menulis, tapi kok jadi ke sana kemari enggak jelas, enggak seperti yang kurencanakan semula.

Itu sebabnya kamu harus sering latihan, mengikuti hati dulu. Sebelum publish, gunakan kepala untuk memikirkan apakah dialog ini perlu, apakah deskripsi ini konsisten, dst. Patokan yang paling mudah adalah karakter. Karena itu kuatkan karaktermu. Dia akan jadi rambu-rambu yang menghalangi kamu meracau tidak jelas.

Selain 8 poin di atas,masih banyak kekhawatiran lainnya, yang mungkin sangat personal. Kenapa tidak boleh memikirkan hal-hal seperti itu? Kan wajar.

Ya, wajar. Tapi gara-gara itu kamu tidak jadi menulis. Karena takut, ragu, akhirnya ide yang sudah kamu dapatkan terasa hambar, gaje, dan kamu lupakan begitu saja. Atau mood  kamu yang sudah Senin-Kamis dari awal, dengan mudah hilang.

FAKTANYA:

WATTPAD di Indonesia memang jadi ajang berlatih kok. Banyak sekali tulisan mentah yang kutemukan di sini. Sangat wajar, sih, menurutku. Tapi memang berarti masih jauh dari standar penerbitan dalam bentuk buku.

Mentah itu seperti apa? Apa yang disebut mentah?

1. Penulisan yang kacau balau, kalimat yang tidak tersusun baik.  INI BUKAN TYPO.

Typo adalah salah ketik, kesalahan penulisan di tingkat kata. Misalnya mau menulis pasrah jadi pasarah.

Kesalahan ketik asalkan tidak terlalu banyak dan memang tidak disengaja mudah dimaafkan oleh editor penerbit, karena tidak mengurangi kualitas cerita.

Tapi kalau kalimat yang kamu buat tidak bisa dipahami, tidak jelas, ambigu, menggunakan kata yang keliru, tanda bacanya tidak tepat, ITU BUKAN TYPO. Memang kamu belum menguasai teknik menulis (writing craft). 

Jadi tidak perlu minta maaf kepada pembaca seolah tulisanmu hanya bermasalah dengan typo. PERBAIKI tulisanmu. PELAJARI bagaimana menyusun kalimat yang BAIK.

2. Karakter yang lemah dan tidak konsisten. Pembaca sulit membedakan si A dan si B, karena deskripsinya minimalis dan sama semua. Mana karakter utama dan mana karakter sekunder. Pembaca disuguhi seabreg nama tanpa ciri khas yang bisa diingat. Melalui dialog-dialog ngalor-ngidul enggak jelas mau dibawa ke mana.

3. Narasi yang tidak mengesankan. Semua informasi latar belakang tokoh dijejalkan di awal, terburu-buru, diberikan secara telling, not showing.

Cerita yang bagus menggunakan prinsip Show, not tell.  (Tentang ini, akan dipaparkan di bab lain.)

Satu hal yang kuamati di Wattpad Indonesia, pembaca tidak sabaran. Bertanya dan menuntut: kok bisa begini, kenapa begitu, apa sih ini, harusnya dijelaskan dulu, dst. Padahal kalau mau sabar dan baca terus, jawabannya ada kok di paragraf berikutnya atau di part  lanjutannya. 

Kenapa tidak ditulis/dijelaskan langsung? Karena itulah seni bercerita. Penulis justru tidak boleh obral informasi di awal. Cerita sengaja dibangun dengan pelan-pelan, membuat pembaca ingin tahu dan membaca terus. Tapi tipikal pembaca WP Indonesia, maunya langsung dikasih tahu, enggan berpikir. Kenapa bisa begitu? Karena yang mereka baca kebanyakan cerita mentah di WP dengan ciri di atas. Jadi, dikiranya, cerita yang bagus harus seperti itu. No....  

Nah kan, penulis membentuk budaya baca dengan ceritanya. Pembaca menuntut penulis mengikuti cara berpikir yang sudah dibentuk oleh bacaannya. Ini siklus yang sulit terputus. Dan ini hanya terjadi di WP Indonesia. Jangan heran kalau komunitas baca-tulis buku konvensional seperti GR memandang rendah naskah WP.

Itu sebabnya, aku sarankan, kalau mau belajar seni story telling  yang bagus, bacalah buku konvensional yang bukan dari Wattpad. 

Balik lagi ke topik utama. Cukup ya tiga ciri saja dulu. Ini bukan untuk membuat kamu semakin surut dan takut menulis. Tapi sebaliknya, untuk menunjukkan bahwa kamu sudah dan boleh menggunakan Wattpad sebagai ajang berlatih.

Yang tidak boleh adalah kamu berhenti sampai di situ saja, hanya karena viewer, vote, dan comment yang sudah puluhan, ratusan, jutaan. Semua itu bukan jaminan cerita kamu berkualitas.

Buktinya bisa terbit kok jadi buku, dan best seller.

Well, junk food  juga laris dan disukai. Tapi apakah bisa kita sebut makanan berkualitas dan bergizi?

Standar buku terbit adalah sebagai makanan batin buat pembaca, bukan sekadar hiburan sesaat, tetapi memperkaya dengan pengetahuan, memberi pemahaman, mengasah kepekaan emosional, membuka wawasan baru, dan memprovokasi pemikiran. 

Susah dong? Aku sudah cukup puas kok kalau ceritaku dibaca banyak orang dan bisa terbit. Buat apa lagi repot-repot?

Oh oke. Kalau sudah demikian prinsipmu, tidak usah baca lebih jauh. Mission accomplished  ya.

Kecuali kalau kamu masih ingin memperbaiki tulisanmu, ingin memberi lebih kepada pembaca. Bukan sekadar jadi mesin uang penerbit untuk mengeruk keuntungan dari anak-anak dan remaja yang jadi trend sekarang ini.

Dan terlebih lagi, kalau kamu pengin lebih dari itu, menulis untuk kepuasan batin, memperkaya sukma, dan menemukan jati diri. 

Sekali lagi, menulis adalah proses. Mulailah menulis satu buku dengan happy. Selesaikan dengan happy. Di antaranya ada proses belajar yang luar biasa melalui Self-ERR.

Jangan berhenti, jangan cepat puas. Dan jangan serahkan kesempatan belajar ERR itu kepada editor. Editor bisa saja berdarah-darah menyunting naskah mentahmu, menjadikannya layak terbit. Tapi setelah terbit dan laku, kalau kamu baca ulang, hati kecil kamu akan berbisik, kok beda ya, apa yang tersisa dari aku di sini? Bolehkah aku berbangga karena sebagiannya (bahkan banyak) adalah polesan editor.

Di lain pihak, ada juga penerbit/editor yang tidak mau susah payah memoles naskah. Terbitkan saja apa adanya. Toh di WP laku. Pasti bukunya laku juga.

Bisa jadi. Tapi aku kasihan pada penulis ini. Karena ia akan menuai banyak kecaman dari pembaca buku yang terbiasa dengan naskah sempurna, cerita yang flawless. Pembaca kritis ini tidak bisa disalahkan, karena mereka sudah mengeluarkan uang untuk membeli bukumu.

Satu lagi untuk bab ini.

Kamu tahu bedanya writer  dan author?

Writer  adalah penulis secara umum. Author adalah penulis yang menulis dengan authority:  penguasaan materi dan kepiawaian di bidangnya, dan pemilik ide orisinal.

Lalu kenapa di Wattpad sudah disebut author padahal banyak yang masih pemula?

Memang mengherankan. Mungkin karena awalnya WP sebetulnya ditargetkan untuk author, tapi karena platform ini mudah diakses, yang kejaring malah writer wanna-be.  Apa boleh buat. Sudah bergulir. Tapi kamu sekarang tahu, di luar Wattpad, menjadi author itu proses panjang dan berliku.

Jadi, mulailah menulis. Mulailah berproses. Enjoy.

*Self-ERR akan dibahas terpisah.



A Sweet Treat For Wattpad AuthorsWhere stories live. Discover now