kantin

889 62 7
                                    

"BBUUUKKKKK!!!!"
sebuah kursi kini terlihat mendarat ditengah-tengah kerumunan itu,
Menghasilkan bunyi yg keras karna menghantam lantai, untungnya murid disana banyak yg menghindar. Sehingga selamat dari terjangan kursi itu.

"KK...KEY"

Lidah mereka kelu menyebut nama gadis yg kini enteng berjalan santai kearah kerumunan setelah melempar kursi dengan keras. Semua murid yg ada dikerumunan menyingkir.

Bahkan 3 cabe cabean tadi ketakutan hanya dengan melihat wajah key.

Key berhenti tepat didepan dera yg meringkuk terduduk dengan sekujur tubuh yang basah.

"Berdiri!!!"
Perintah key dingin.

Dengan susah payah dera berdiri.
Dera berdiri didepan key dengan tubuh bergetar dan kepala yg menunduk.

"Kenapa lo nunduk?"

"tegakin kepala lo"

"Liat gue"

"LIAT GUE!!!"

dera tersentak kaget, spontan kepalanya tegak memandang wajah dingin key.

Key melangkah ke salah satu murid. Murid itu bergetar ketakutan.
Ingin mundur tapi wajah key seolah mengatakan diam. Sedangkan semua murid yg ada di sekitar gadis itu sudah mundur menjauh.

Key langsung merampas paksa segelas es yg tinggal setengah dari murid tersebut. Si murid hanya diam menunduk.

'Cih, kenapa pada nunduk sih'

"Gue nggk suka ada yg nunduk didep--"

Belum selesai key bicara.
Murid itu sudah menegakkan kepalanya.
"Good"

Key berbalik badan lalu mengulurkan es itu kedepan wajah dera.

Dera bingung dengan apa yg dilakukan key, sahabatnya itu.

"Balas mereka!!!"

Dera terkejut saat key mengucapkan kalimat itu dengan mata elangnya memandang tajam 3 cabe yg berada tak jauh darinya itu.

"Tap...tapi.. Ak---"

"Rendahan"
Sinis key.

"Selalu dianggap rendah"

"Apa itu yg lo mau?"

Dera menunduk lagi. Key benar, selama ini dera selalu direndahkan dianggap hanya sebuah hiburan yg tak begitu penting di sekolah itu. Ibarat sebutir debu di atas tumpukan batu.
Tak terlihat.

"Jangan pernah nunduk seolah olah lo takut sama gue"

Dera kembali menegakkan kepalanya.

"Punya harga diri kan?"

"Kalo gitu jangan pernah nunduk lagi seolah olah lo cuma cewek rendah yg nggk punya harga diri"
Kalimat datar itu seakan menusuk dera.

Key kembali menjulurkan segelas es itu ke dera.

Dengan tangan bergetar dera menerima gelas itu.

Es didalam gelas itu sudah mencair namun tak menghilangkan suhu dingin dari airnya.

Key melipat tangan didepan dada lalu berdiri santai, siap siap menikmati pertunjukkan.

Dera dengan ragu berjalan ke 3 cabe itu. Terlihat 3 cabe itu sedang bingung. Antara diam dan melawan.

Ingin diam tapi harga diri taruhanya.

Ingin melawan tapi nyawa bisa jadi taruhanya.

Melawan ratu iblis sama saja membuang kesempatan hidupnya saat itu.

The Dark Queen VS The Prince Of SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang