Chapter 1

628 52 15
                                    

OMA POV

DICE, suatu grup kecil yang dipimpin olehku, Kokichi Oma. Tujuan grup ini adalah untuk berbuat keonaran di tengah kota yang membosankan ini. Namun walau begitu, grup ini tak pernah melakukan kriminalitas seperti menculik atau membunuh. Tapi tetap saja masyarakat memandang kami sebagai grup kriminal. Tapi kami tak peduli apa kata mereka, bagi kami hidup hanya sekali, dan seharusnya masa muda kita diisi dengan bersenang-senang.

"Malam ini misi kita berikutnya adalah di taman N, mari kita isi  berbagai keonaran dengan yangan kita!" perintahku pada mereka dan kemudian anak buahku mulai menyiapkan berbagai peralatan untuk misi ini

Taman N merupakan taman di mana pohon sakura sedang mekar-mekarnya berbunga di musim ini. Dan sesampainya di sana dimulailah aksi kami seperti menebarkan sampah makanan yang telah mereka buang, mencorat-coret pohon sakura dan bahkan mematahkan dahannya.

"Hei!! Berhenti kalian anak-anak nakal!!"

Sebelum kami bisa menyelesaikan lebih jauh, tiba-tiba beberapa polisi datang untuk menghentikan kami. Dan tentu saja ku tahu siapa yang bisa mengetahui rencana kami, dan  dia selalu hadir di tengah mereka.

Detektif Shuichi Saihara-chan

"Oma-kun! Kau tak kan bisa lolos kali ini. Sekarang aku akan segera menghentikanmu!!"

" Hm, meski kau berhasil menemukanku bukan berarti kau bisa menangkap kami, tuan detektif". Dalam sekejap ku mengeluarkan senjata rahasia yang sudah kusiapkan untuk mengantisipasi ini, gas air mata.

"Apa!? Gas air mata? Dari mana kau bisa punya benda seperti ini?!"

"R-A-H-A-S-I-A~~ sekarang coba tangkap aku Detektif Saihara-chan~"

"Tsk!" . Dengan jelas ku bisa melihat wajah kesal Saihara-chan yang gagal menangkapku dan kubalas dengan ekspresi mengejek. Namun walau begitu harud kuakui dia manis juga dengan ekspresi seperti itu

Kami kembali ke markas di salah satu gedung  yang sudah tidak berpenghuni lagi karena masalah ekonomi. Dan tak banyak juga orang yang tahu lokasi gedung ini. Kami pun duduk di sofa dan bangku masing-masing. Masing-masing dari kami tahu kalau rencana ini mungkin tidak sepenuhnya selesai, namun kami tetap puas dengan hasilnya. Dan kemudian kami memulai membicarakan misi yang baru kita jalani.

"Hahahaha, seperti biasa kita  tidak terkalahkan~!"

"Salah, kita hanya sukses melarikan diri dari mereka"

"Tapi kalian lihat ga wajah mereka? Rasanya puas banget lihatnya"

"Apalagi si detektif itu, rasanya lebih puas lagi. Seperti biasa kau memang hebat, Ketua"

"Walau begitu dia hebat bisa menemukan kita akan  beroperasi di mana seakan dia punya indera keenam, tapi itu tidak cukup untuk meringkus kita"

Memang, sudah cukup lama dia mengejar kami. Bisa dibilang kami sudah seperti musuh bebuyutan, seperti di novel-novel detektif. Jujur saja inilah yang membuat semua misi lebih menarik dan lebih menantang.  Namun setelah lama dia mengejar terkadang ku penasaran bagaimana menurut dia tentangku, apakah aku hanya sekedar kriminal ataukah lebih dari itu. Karena sebenarnya aku...

"Nah ketua, kapan kau mau mencoba berbicara dengan si detektif itu?"

Dan aku pun terbangun dari lamunan singkatku. " Huh? Apa maksudmu?"

"Bukankah sudah jelas? Ketua jatuh cinta dengan si detektif itu kan?"

Ku terkejut dan kurasa wajahku pasti sudah memerah saat ini. "A-apa..? Apa yang kalian bicarakan? Aku tak ada perasaan seperti itu kok!" pernyataan bohong ku dalam panik.

"Sudahlah ketua, dilihat dari wajahmu saat kau bertemu langsung dengannya juga sudah ketahuan. Mungkin ketua memang pintar berbohoh, tapi sepertinya tidak untuk yang satu ini"

"A-APAAA?! JADI KETUA JATUH CINTA SAMA SI DETEKTIF ITU?! TAPI KAN DIA.. MUFF..MUUFF..MUUFF!!" Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya dia dipaksa tutup mulut oleh salah satu gadis dari anggota ku

"Percintaan antara detektif dan pencuri, itu romantis sekali~~"

Tampaknya ku terlalu meremehkan anak buahku sendiri. Sebegitu jelasnya kah raut wajah ku itu?

"Tidak apa ketua, jika ada yang bisa kami bantu untuk berbicara dengannya katakan saja. Kami kan anak buahmu".

"Cih, kalian ikut campur urusan pribadi orang lain saja" ucapku dingin dan semua terdiam

"Tapi...terima kasih banyak". Seketika semua merasa lega dengan ucapanku

"Baiklah,  pertemuan kali ini selesai. Semuanya bubar".

"Baik ketua~!" Dan kemudian satu persatu mulai meninggalkan ruang pertemuan. Kecuali aku. Aku pun duduk di jendela, menatap langit malam dengan sinar bulan purnama yang terang. Tanpa sadar di tengah lamunan ku teringat dia, si detektif itu.

"Mereka benar, aku harus lakukan sesuatu kalau tidak, aku akan menyesal. Kurasa lebih baik dibenci olehnya setelah kuutarakan perasaan ku daripada dihantui rasa penasaran ini"

"Heh, belum apa-apa sudah pesimis duluan." Tapi kurasa tak apa berpikir begitu

Dan tiba-tiba tanpa pemberitahuan di tengah lamunanku, aku mendapat sebuah ide. Kurasa ini cukup beresiko, namun harus kucoba. Dan seketika ku mulai menulis rencanaku sendirian

Prankster VS Detective (Danganronpa V3 fanfiction)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu