"Ru, gue mohon lo ke Rumah Sakit deket Pom Bensin sekarang."

      Tututututut...

      Prak!

      Ponsel Biru yang masih menempel di telinga terjatuh bersamaan dengan terputusnya sambungan telepon. Gadis itu jatuh terduduk, masih berharap ini sekedar mimpi. Ya, ini masih subuh, masih ada harapan untuk segera bangun dari mimpi buruk ini. Tapi itu mustahil. Ini kenyataan. Pahit. Memang.

      Biru terisak pelan, ia tidak bisa menangis meraung-raung menunjukan betapa menyiksanya kenyataan yang baru saja ia terima. Karena baginya, kenyataan pahit di tandai oleh air mata tanpa suara.

      "Biru?" Arif, selaku Kakek Bagas datang menghampiri. Lelaki tua itu duduk berjongkok di samping Biru, mengusap pelan lengan Biru.

      "Kek..."

       Biru merangkak ke pelukan Arif, lelaki tua itu merasa ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi. Dengan satu kali tarikan napas, Arif menguatkan jantungnya yang sedikit lemah. Dan...

      "Bagas kecelakaan."

      Singkat.

      Padat.

      Jelas.


💎💎💎

       Sudah hampir tiga jam proses operasi Bagas sejak ia di larikan ke rumah sakit tersebut. Tak ada tanda-tanda perawat atau dokter yang keluar dari ruang operasi yang sunyi. Arif sedang tertidur di kursi ruang tunggu, Wulan pingsan saat mendengar kabar buruk itu dan wanita tua itu sedang berada di rumah, ia enggan melihat kondisi Bagas, tidak tega katanya. Sedangkan Biru dan yang lainnya, sedang berada direstoran cepat saji yang tak jauh dari rumah sakit untuk sarapan.

      "Ini salah gue. Harusnya gue tau diri,"

      "Al, lo ngomong apa sih? Niat kita ke sini baik, 'kan? Mau minta maaf dan nebus kesalahan?"

      Gadis berwajah blasteran berparas sangat cantik yang di sapa Al itu menangis tanpa menjawab pertanyaan lelaki di hadapannya. Seolah ini semua murni kesalahannya.

      Biru yang tak tahu menahu soal permasalahan mereka, hanya bisa diam sambil terus menyantap chicken soup nya dengan perlahan-lahan. Lelaki di hadapannya terus saja menatapnya, entah tatapan tak suka atau sebaliknya. Intinya, Biru merasa risih dan canggung di tengah suasana seperti ini.

      "Biru,"

      Biru yang sedang membuka mulut untuk mengangsurkan chicken soup ke dalam mulutnya harus terhenti. Menggantungkan sendok di udara dengan mulut yang masih membuka lebar dan mata menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan bingung.

       "Yaudah, makan dulu, deh." Ujarnya sambil beralih menatap ponsel. Biru mengerjap kemudian menyuapkan makanan di atas sendok ke dalam mulutnya.

       Suara ringtone ponsel dengan alunan lagu Clean Bandit ft. Sean Paul (Anne-Maria) - Rockabye berhasil memecah keheningan dan kecanggungan di antara mereka. Ternyata, itu adalah suara ringtone ponsel lelaki tersebut. Mata dengan manik cokelat gelap itu melirik kedua gadis di hadapannya secara bergantian.

BIRU [HIATUS]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora