Return - [Chapter 3]

Start from the beginning
                                        

tapi ada yang ku suka saat hyejin bermimpi buruk, dia akan meminta ku tidur menghadapnya sambil menyanyikannya tapi bukan berarti aku suka hyejin bermimpi buruk

"oppa kau didalam?" suara hyejin dari luar kamar mandi tertangkap pendengaran ku. Aku menghela nafas pelan "hm" timpal ku menggumam. "aku menunggu mu di meja makan" ucap hyejin sebelum aku mendengar pintu kamar yang ditutup

ya tuhan bisakah kau buka hati hyejin untuk ku, harus sampai kapan aku menunggunya sedangkan sekarang aku sudah sempurna jatuh padanya

aku melirik hyejin yang duduk didepan ku sekilas "hyejin-ah ada bekas luka di bahu mu, itu kenapa?" tanya ku memecah keheningan makan malam kami. Hyejin menyentuh bekas lukanya "in-i" ucapnya menggantung membuat ku menyipitkan mata ku penasaran "ini karena aku terjatuh dan bahu ku membentur batu"

"benarkah? tapi itu seperti luka bakar" ujar ku lagi. Hyejin menundukkan wajahnya "bisakah kau tidak membahas itu, aku tidak suka membicarakannya". Aku mengangguk tidak ingin memaksanya

banyak hal yang ku ingin tau dari hyejin tetapi aku selalu mengalah dan membiarkan dia memberitahuku sendiri tanpa aku yang meminta. Aku mencoba menghargai privasinya

baru selangkah aku beranjak dari meja makan aku berbalik menghadap hyejin yang menumpuk piring bekas makan malam kami, aku beralih membantunya "hyejin-ah bisakah kau mencoba terbuka pada ku, aku ini bukan orang asing lagi aku suami mu" aku berlalu membawa piring-piring itu ke bak cuci piring "biar aku yang mencucinya"

aku menghembuskan nafas lega setelah melontar kan kalimat itu pada hyejin, kalimat yang sudah ku pendam dihati ku sejak lama

tubuh ku sempurna menegang saat merasakan pinggang ku tengah dilingkari sepasang tangan "maafkan aku oppa" lirih hyejin dengan hembusan nafasnya yang terasa dipunggung ku. Aku melepas sarung tangan plastik yang kukenakan untuk mencuci piring dan beralih menggenggam telapak tangan hyejin

ku balikkan badan menghadap hyejin yang masih saja setia dengan wajah datarnya, aku melepas genggaman ku dan beralih menangkup wajahnya dengan perlahan aku mendekatkan wajahku padanya sampai kurasakan benda tak bertulang milik hyejin sempurna menyatu dengan bibir ku, aku menutup mata ku dan mulai melumatnya lembut

akhirnya aku bisa merasakan bibir manis nan memabukkan itu lagi

"ehm" gumam hyejin sedikit mendorong ku membuat tautan kami terlepas. Aku tersenyum padanya "terima kasih sa-" ucap ku sengaja menggantung membuat hyejin penasaran

aku mengerling padanya "sayang" bisikku seraya mengecup pipinya cepat dan segera berlari kecil ke kamar

pintu kamar tiba-tiba terbuka "oppa, kau bilang kau yang mencuci piringnya malam ini" ujar hyejin menatap ku yang sudah berbaring diranjang. aku pura-pura menguap "sepertinya tidak malam ini" timpal ku dengan kekehan

~

Tubuh ku terasa diguncang pelan "oppa" diikuti suara kecil yang terdengar dari belakang ku. Aku berbalik mengerjapkan mata "ada apa?" tanya ku pada hyejin. "ayo kita keluar, hari ini kau libur kan" kata hyejin membuat mataku sempurna terbuka menatapnya. "kemana? bukankah kau tidak suka keluar rumah?" tanya ku yang masih bingung seraya mendudukkan tubuh

hyejin memukul lengan ku pelan "memangnya aku pernah bilang jika tidak suka keluar rumah?" tanggapnya tanpa ekspresi. Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal "tidak, tapi kau pernah bilang jika takut"

"memang, tapi akan kucoba lagipula kau kan suami ku jadi pasti kau akan menjaga ku, benar kan?"

aku menyentuh dahi hyejin "kau benar hyejin kan? tidak biasanya kau seperti ini" ujar ku yang masih belum percaya dengan perubahan sikapnya. Hyejin menyilangkan tangannya di dada "jadi kau tidak suka dengan sikap ku yang seperti sekarang?" tanyanya membuat ku tergagap

MemoryWhere stories live. Discover now