Kau kembali datang seperti garam yang siap masuk pada secangkir teh manis yang sedang berusaha kubuat bersamanya, hingga membuat rasa teh itu tak berupa
•
•
Aku berjalan dengan terburu menuju ruang pertemuan sekilas ku lirik jam tangan ku "sial aku terlambat" umpat ku
kuatur nafas ku yang terengah sebelum membuka pintu besar didepan ku, seketika tatapan mata tertuju pada ku saat pintu kubuka "maaf aku terlambat" aku sedikit membungkuk kan diri sebelum mengambil duduk. "tidak masalah, kami masih baru saja datang" ucap tuan jang salah satu rekan bisnis ku sambil tersenyum
"baiklah mari kita mu-" ucapan ku terputus kala melihat seorang wanita yang duduk disamping tuan jang. "eoh, kenalkan ini kang sora kepala manager dari perusahaan ku, dia akan meninjau langsung proyek di Nami" ujar tuan jang yang menangkap keterkejutan ku
"lama tidak bertemu presdir oh" suara itu kudengar lagi, suara yang dulu tiba-tiba hilang dari hidupku kini secara tiba-tiba juga kembali lagi. Aku hanya mengangguk kecil sebagai tanggapan
"kalian sudah saling kenal?" tanya tuan jang. "ne" jawab ku datar sambil melirik dingin sora yang menyunggingkan senyum pada ku "mari kita mulai" ucap ku akhirnya menyudahi suasana canggung yang terjadi
"sehun oppa" panggilan seseorang dibelakang ku membuat ku menoleh "bersikaplah profesional ini kantor" tegas ku. Sora berhambur akan memeluk ku tapi aku menghindar, dia menatap ku kesal "kau kenapa oppa? aku merindukan mu"
aku berdecak "dengar, aku sudah menikah jadi jangan mengganggu ku" terang ku segera berlalu
"sehun oppa"
"oppa"
tak kupedulikan lagi pekikan sora aku lebih memilih melanjutkan jalan ku
~
aku memarkirkan mobil ku ke dalam garasi dan dengan cepat aku masuk ke dalam rumah, tidak sabar menemui dia. Oh hyejin
"aku pu-" aku urung berteriak memberitahu kepulangan ku karena indera penciuman ku mengendus harum bulgogi dari arah dapur "dia pasti memasak" ujar ku dalam hati. Sengaja aku berjalan jinjit ke dapur agar tidak menimbulkan suara, mata ku menangkap hyejin didepan kompor sedang mencicipi masakannya, hingga tak kusadari bibir ku mengulas senyum melihatnya
aku mendekat ke arah hyejin pelan-pelan dan melingkarkan tangan ku pada pinggangnya "aku pulang" bisik ku lembut. Dia sedikit berjingkat kaget "op-pa"
"hm?" gumam ku menyandarkan kepala ku pada pundaknya. "ke-napa kau begini?" tanyanya dengan gugup. Tubuh hyejin sedikit gemetar membuat ku segera melepas kaitan tangan ku pada pinggangnya "maaf" ucap ku pelan dan melangkah menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian
selalu begitu, setiap kali aku mencoba mendekatinya dia pasti ketakutan, tak bisa ku pungkiri lagi jika aku sangat penasaran dengannya, sudah hampir 4 bulan kami menikah tapi aku masih belum bisa memahaminya, dia seperti memasang tembok kokoh yang membatasi dirinya dariku
tidak sedikit dia menampakkan keanehannya, pernah dia syok melihat tisu gulung di kamar mandi dan alat pel, selalu beralasan takut jika ku ajak keluar rumah bahkan untuk berbelanja kebutuhan dia memakai jasa pesan antar, dia juga tidak suka dengan flash camera, dan setiap dia datang bulan dia akan mengurung diri di kamar dan melarang ku mendekatinya
satu lagi, yang paling mengganggu pikiran ku adalah mimpi buruk hyejin, saat dia bermimpi buruk dia selalu mengigaukan kata "jangan", "tolong aku", "lepaskan aku" itu lah yang paling sering kudengar. Aku menduga hyejin sering memimpikan hal yang sama
BINABASA MO ANG
Memory
FanfictionSepi adalah rasa yg setia mendapingi Kim Hyejin bayang-bayang gelap akan kelebatan masa kecilnya yg hancur membuatnya lari dari dunia yg semestinya ia tapaki dan akhirnya dia datang. Lentera yg dibawa oleh Oh Sehun mulai menerangi hidupnya dan menu...
