Extra Part(Save Jaemin)

Start from the beginning
                                        

"Tidak ibu,ini enak.
Aku hanya sudah kenyang saja"

Ada nada canggung yang sangat kentara di kalimat krystin tadi terlebih saat ia mengucapkan kata 'ibu' karna selama ini ia tak pernah memanggil wanita manapun dengan kata ibu karna ia tak mempunyai ibu.

Baginya ayah saja sudah cukup.

"Baiklah,tak apa jika kau mau istirahat pergilah kekamar jaemin.sekarang itu kamarmu juga"

Sekamar dengan suaminya?
Demi Tuhan krystin belum siap jika harus berbagi ranjang dengan seorang pria.

"Tapi ibu,"

Krystin bingung bagaimana mengatakannya,ia belum siap tapi keadaan memaksanya.

"Ibu tau kau belum siap dan belum terbiasa sayang,tapi rasa nyaman itu akan datang seiring dengan waktu.semua perlu proses"

Kalimat krystin tadi tertahan kala ibu mertuanya berkata lembut seraya merangkul krystin dan mengelus pucuk kepalanya lembut.

Entah sejak kapan ibu mertuanya sudah berdiri sebelahnya.

Benar kata ibu mertuanya,
Ia dan jaemin perlu membiasakan diri atas status yang mereka jalani saat ini.
Siap ataupun tidak siap mereka harus berusaha untuk siap,bukannya malah ingin menghindar seperti yang dilakukan krystin tadi.

Semua keraguan di hati krystin lenyap kala perlakuan hangat dan kalimat yang diucapkan oleh ibu mertuanya.

Seperti inikah rasanya memiliki seorang ibu?'batin krystin.

"Kalau begitu istirahatlah,
Ibu ingin menelpon ayahnya jaemin dulu.Selamat malam sayang" soojung mengecup pucuk kepala menantunya sebelum menantunya itu bangkit dan berlalu.

Keraguan menghinggapi hati krystin kembali kala ia berdiri didepan pintu kayu berwarna coklat yang diyakini adalah kamar tidur jaemin.

Ia takut kehadirannya ditolak mentah-mentah oleh jaemin.

Setelah mengetuk kurang dari tiga kali krystin segera memutar knock pintu dan melangkah masuk.

Disana sudah ada jaemin yang berbaring memunggunginya di sisi kiri tempat tidur itu.

Dengan ragu krystin mendudukkan dirinya di atas tempat tidur yang ukurannya cukup kecil namun muat saja untuk berdua.

"Tak apa jika aku tidur disini?" tanya krystin hati hati pada jaemin yang ia yakini belum tertidur itu.

"Ya."

Krystin perlahan membaringkan tubuhnya saat mendengar ucapan jaemin,tubuhnya bersentuhan dengan punggung milik jaemin akibat tempat tidur yang lumayan sempit itu.

Jantung krystin bagaikan lari marathon,sungguh tak karuan.

"Tidak kedinginan?"tanya jaemin pada gadis disebelahnya itu

"Lumayan…"

Mendengar jawaban gadis itu
Jaemin bangun dari posisinya kemudian mengambil sesuatu dari dalam lemari yang krystin yakini adalah selimut.

Yah selimut yang lumayan besar muat untuk menyelimuti mereka berdua.

Kembali ke posisi semula namun sekarang lebih hangat karna mereka juga berbagi
Kehangatan lewat selimut.

"Oh Jaemin?"

"Ya?"

"Apa kehadiranku disini membuatmu tidak nyaman?"

"Ya,tapi aku senang kau disini.Aku benci sendirian."

Perasaan krystin menghangat setelah mendengar ucapan jaemin,alih alih menolak pemuda di sampingnya malah mengaku senang.

Membuat krystin tersenyum girang,eh apa krystin senang?karena apa?aneh.

"Kita menikah,tapi tak saling cinta"

Oh Tuhan!Salahkah kalimat krystin barusan yang bermakna suatu kode untuk jaemin.

Hening beberapa saat,menunggu jawaban dari jaemin.

Tak disangka jaemin malah membalikan badannya hingga sekarang posisi mereka saling bertatap tatapan.

Jantung krystin kembali berpacu semakin kuat saat tatapan matanya bertemu dengan tatapan jaemin.

Diliat dari jarak sedekat ini Jaemin lebih tampan.

Maaf krystin keliru karna jaemin selalu terliat tampan disegala suasana sebenarnya.

"Tak saling cinta bukan berarti saling benci"

"Kau benar,tapi bisakah kita belajar saling cinta" ujar krystin.

"Aku ingin memulai mencintai tapi takut kehilangan kembali"

Jawaban yang membuat krystin menelan rasa kecewa yang entah mengapa ada.

Pukul tengah malam krystin terbagun dan mendapati jaemin yang terduduk disampingnya seraya memeluk lutut dan bergetar ketakutan dalam diam nya.

Pemuda itu menatap ke pojok ruangan dengan pandangan ketakutannya.

Teringat pada ucapan ibu mertuanya tadi malam yang mengatakan 'jika ada apa apa tengah malam,panggil ibu' namun sekarang pukul 2 tepat dan sopan kah jika krystin mengganggu tidur mereka?

"Kenapa jae?" tanya krystin duduk disamping jaemin"

"A-aku takut,dia…"

Tangan jaemin menunjuk kearah pojok dimana matanya tak henti menatap kearah itu.

Krystin menunggu kelanjutan kalimat jaemin dengan rasa penasaran yang memuncak di ubun-ubun.

"Ingin mengambil tubuhku"

Deg

Hati krystin semakin tak karuan saat mendengarnya,
Darahnya berdesir hebat,pikirannya kacau.

"Dia takkan bisa mengambilmu,karna kau milikku"

Krystin menarik tubuh jaemin dan mendekapnya erat,sangat erat seakan tak mau kehilangan.

"Sama seperti yang lainnya,aku juga bisa menangis karna menyerah"racau jaemin tak jelas bahkan pemuda itu menangis dalam dekapan krystin.

Krystin bahkan tak sadar Air mata nya sendari tadi juga ikut menetes.

"Bertahanlah,aku ada disini bersamamu"

Hanya satu yang ada dipikiran krystin sekarang
'Sebenarnya ada apa'

SAVE MEWhere stories live. Discover now