03 [Pengakuannya]

1.4K 135 30
                                    

"Bukan." Alicia menunduk mendengar jawaban Yoshua, sedangkan Yoshua malah tertawa melihat aksi diam gadisnya. Viko juga menatap bingung ke arah temannya ini.

"Bukan hanya rekanita, dia calon ibu persit dari anak-anakku nanti," jawab Yoshua sambil mengacak-acak ujung rambut Alicia.

Blushh

Jawaban Yoshua sukses membuat Alicia bersemu merah dan malu. Sedangkan Yoshua, Viko, dan Keyla hanya tersenyum.

Mereka berempat memasuki gedung dengan tenang. Hampir semuanya membawa pasangan masing-masing, bahkan ada dua dan itu sukses membuat Alicia tertawa.

"Kenapa?"

Alicia menatap sambil menggelengkan kepalanya, "enggak, cuma inget waktu abang ada di posisi mereka. Bawa aku sama si Oliv," jawab Alicia dengan tersenyum.

"Dasar, betapa susahnya dulu bujukin Oliv buat ikut," jawab Yoshua sambil mengantri mengisi buku hadir.

Saat mereka memasuki ruangan, suasana kekeluargaan terasa sekali. Saling sapa dan bahkan saling mengenal satu sama lain. Saling mengenalkan rekanitanya masing-masing. Tidak ada kata apatis di sini.

"Mohon izin memperkenalkan mayor, ini rekanita saya namanya Vidya Anggraini," ucap salah satu taruna yang hadir. Yang jelas, yang memperkenalkan adalah taruna yang baru dan masih berpangkat Pratar-Prajurit Taruna.

Yoshua tersenyum mendengar juniornya memperkenalkan rekanitanya, "bagus, kuat-kuat LDR ya."

Ada rasa bangga pasti menjadi kekasih seorang taruna, apalagi saat ia di kenalkan kepada seniornya. Its amazing, bahagia sekali. Rasanya pengen peluk semua orang dan pengen teriak.

Hari semakin malam, suasana semakin ramai dan keakraban semakin terasa hangat. Musik, candaan senior pada junior, malu-malunya para rekanita atau para kekasih taruna, saling tantang-menantang, hingga saling lempar gombalan.

"Sersan Mayor Dua Taruna Yoshua Bimaputra, maju ke depan atau saya ambil rekanitamu," ucap salah satu rekan Yoshua. Yoshua hanya tertawa dan sebelum ia berdiri, rekan-rekan Yoshua sudah menariknya dengan paksa untuk naik ke atas panggung. Alicia? Dia hanya tertawa di tempat.

"Tepuk tangan dulu dong untuk mayor kita satu ini." Yoshua memukul lengan rekannya tersebut dengan topi yang belum sempat ia letakkan tadi.

"Ambil satu mayor." Yoshua mengambil satu gulungan kertas yang sudah di sediakan panitia acara, tak lain dan tak bukan rekan-rekannya sendiri.

"Oke, kira-kira dare apa yang harus mayor ganteng kita kerjakan ya?"

"Cari satu barang apapun di tempat ini, berikan kepada rekanitamu. Serta harus mengucapkan sesuatu terlebih dahulu sebelum memberikan barang tersebut, kalimat romantis untuk rekanitamu lah gampangnya," ucap rekan Yoshua yang di ketahui namanya adalah Galang Aditama dengan tingkatan yang sama seperti Yoshua.

Yoshua diam sebentar dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya menjelajah ruangan ini dengan seksama. Ia mencari benda apa yang bisa ia gunakan untuk menyelesaikan tantangan rekannya tersebut.

Yoshua tersenyum di hadapan Alicia sambil mengangkat bahunya. Yah, Yoshua bukan orang yang romantis, bukan orang yang bisa merangkai kata-kata manis apalagi di depan umum seperti ini. But, yaudah lah, namanya juga tantangan. Prajurit gak bakal nolak hanya untuk menyelesaikan tantangan seperti ini kan.

"Aku gak tau mau ngasih kamu apa. Bunga banyak, tapi udah basi, makanan? Gak tau apa faedahnya, hati? udah buat kamu seutuhnya, sayangnya gak bisa di lepaskan, jadi gak bisa aku kasih secara nyata. Bisa mati di sini aku." Semua rekan Yoshua tertawa mendengar penuturan Yoshua.

"Yosh, jangan mati dulu, makanan di luar masih banyak yang harus di coba, gak bosan makan masakan akmil mulu? Bakso masih enak Yosh, sabar dulu."

Yoshua menggelengkan kepalanya dan ikut tertawa tapi hanya sebentar. Kini matanya kembali fokus menatap gadis cantik yang ada di depannya, "Tapi, aku punya benda kecil yang mungkin, orang akan bilang ngapain ngasih ini ke pacar?" Yoshua mengambil sesuatu dari dalam sakunya.

"Ini, pegang dulu," ucap Yoshua sembari memberikan sebuah bulpen dari dalam sakunya. Dapat di pastikan, kini banyak pasang mata yang menatap bingung ke arah Yoshua, begitupun Alicia.

"Ini memang hanya sebuah tinta hitam yang akan mengotori kertas putih, tapi tanpa tinta hitam ini, surat izin nikah dari kesatuan, buku nikah kita nanti, gak akan bisa di tanda tangani, dan tanpa benda kecil ini, aku kamu tidak akan menjadi kita secara hukum."

Kalimat ringan dari Yoshua membuat Alicia bersemu merah. Suara gemuruh tepuk tangan mengisi ruangan ini. Yoshua menjangkau rambut gadisnya dan mengacak-acaknya pelan. "Maaf receh," bisik Yoshua.

"Mayor super," ucap Galang selaku pembawa acara.

"Dasar." Yoshua menggelengkan kepalanya dan ia hanya mendapat jawaban dengan suara tawa dari rekan-rekannya.

Semakin malam semakin menyenangkan. Acara ngerjain junior juga masih berlangsung, eits bukan hanya junior, senior juga mendapat jatah. Benar-benar malam ke akraban dengan suasana yang sangat akrab satu sama lain.

Yoshua sedari tadi duduk berdampingan dengan Alicia, bukan hanya Yoshua sih, semua para taruna juga duduk berdampingan dengan rekanitanya. Tak jarang Yoshua mengusili gadisnya, bahkan sampai membuat Alicia cemberut.

"Bang Yo mau minum? Aku mau ngambil minum," tanya Alicia kepada Yoshua.

"Biar aku yang ngambilin, aku tau kamu udah capek sama heels yang menancap di kaki kamu. Kan kasihan heelsnya bisa patah." Yoshua berdiri dan sesekali mengacak-acak rambut Alicia. See, Yoshua dari tadi suka sekali mengacak-acak rambut gadisnya. Yoshua sangat menggemari wajah cemberut dari kekasihnya ini.

"Kebiasaan."

Suasana malam Jakarta masih cukup ramai. Satu persatu kendaraan mendahului mobil Yoshua yang melaju dengan tenang.

Yoshua tersenyum kecil ke arah Alicia, "manis sekali."

***

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab wanita paruh baya dari dalam rumah Alicia.

Yoshua tersenyum sebentar dan mendapat balasan senyum yang tak kalah tenangnya. Mama Tiya-ibunda Alicia- mempersilahkan Yoshua masuk dengan kasih sayang.

"Maafin ya Yosh, Cia selalu merepotkan," ucap Mama Tiya setelah Yoshua berhasil membaringkan kekasihnya di kasur kebanggaannya itu.

"Enggak tante, Cia gak pernah merepotkan kok. Seharusnya yang minta maaf itu Yoshua, maaf sudah membuat Cia menunggu Yoshua, atau bahkan Cia juga sering ngeluh atau berubah sikap saat Yoshua gak ada kabar," jawab Yoshua sembari menuruni satu persatu anak tangga rumah Alicia.

"Menunggu memang membosankan Yosh, tapi semuanya ada keistimewaannya. Yang penting kamu di sana baik-baik, jaga kesehatan, jangan sampe down dengan cepat, ingat tujuan awal dan jangan mikirin Cia mulu. Kalau Cia suka nuntut, kamu harus sabar ya."

Yoshua tersenyum mendengar penuturan calon ibu mertuanya ini. Beliau adalah salah satu ibu yang bisa mengerti keadaan dirinya, mengingat mama Alicia ini juga korban dari pasangan LDR.

"Percaya."

~Love Between a Distance~

Love Between a Distance Where stories live. Discover now