Sesampainya di luar, Emma melihat ada mobil sport yang diparkir di halaman depan rumahnya. "Kau tidak membawa mobil polisi seperti biasanya?" Kata Emma kepada Carter yang sedang mengunci pintu rumah Emma. "Iya, hari ini aku sedang dibebaskan dari tugas. Well, tidak sepenuhnya bebas karena aku masih harus menjagamu." Kata Carter sambil berjalan menuju mobil sport miliknya.

Sekarang Carter terlihat sangat sempurna. Laki-laki dengan wajah mempesona dan tubuh atletis lengkap dengan mobil sport nya. Semua perempuan pasti akan jatuh hati pada pandangan pertama ketika melihat Carter.

-----

Sesampainya di tempat pemakaman, Emma langsung berjalan menuju keramaian didampingi oleh Carter. Emily yang melihatnya langsung menarik Emma lalu berbisik, "Oh my God, siapa orang yang disampingmu? Jangan bilang kau putus dengan Asher."

"Emily, aku tidak putus dengan Asher. Orang yang mendampingiku itu namanya Carter, dia adalah polisi yang bertugas untuk menemaniku selama orangtuaku tidak ada. Kita tidak seharusnya membicarakan hal ini, mana rasa hormatmu pada Kurt?" Kata Emma kepada Emily yang sama sekali tidak memerhatikannya karena pandangannya berpusat pada Carter. Kemudian Emma langsung menarik Emily ke dalam ruangan untuk menghadiri acara memorial kematian Kurt dan Carter mengikuti mereka dari belakang.

Di barisan depan, Emma melihat Zach yang sedang duduk di samping orangtua Kurt. Matanya sangat berkaca-kaca melihat sahabatnya berada di dalam peti. Emily langsung menarik Emma dan Carter untuk duduk sejajar dengan Billy dan Esther. Acara pemakaman sudah dimulai, tetapi Emma sama sekali tidak melihat tanda-tanda kehadiran Asher.

-----

Sore hari sekitar pukul 3, Jenazah Kurt akhirnya dikuburkan. Ibunya menangis histeris ketika melihat peti jenazah anaknya tersebut diturunkan perlahan ke liang kubur. Setelah Kurt dikubur, Esther menarik Emma sejauh mungkin dari keramaian agar pembicaraan mereka tidak didengar oleh siapapun. "Aku tidak percaya ini terjadi lagi. Polisi bahkan belum tahu siapa dalang dari kasus yang sedang kita jalani." Kata Esther kepada Emma dengan melipat kedua tangannya di dadanya.

"Dalam bayanganku, sepertinya Edward tidak melakukan kejahatannya seorang diri." Kata Emma setelah mendengar perkataan Esther. "Atau mungkin bukan dialah pelaku sebenarnya." Kata Esther mengira-ngira.

Emma melihat Carter yang sedang sibuk melihat layar ponselnya sementara di sampingnya ada Emily yang tidak bisa diam berbicara kepadanya. Emma melihat kedua mata Esther dan berkata, "Kau ingin tahu kebenaran? Sepertinya aku tahu bagaimana caranya."

-----

Carter menghentikan mobilnya 15 meter dari kantor polisi. Dia melihat ketiga anak perempuan yang sekarang sudah ada di belakang mobilnya dan berkata, "Aku tidak percaya kalian membuatku melakukan hal ini."

"Kami hanya ingin mengetahui kebenaran dengan menanyakannya langsung ke Edward. Kami tidak dapat masuk ke dalam tanpa bantuanmu." Kata Emma memohon kepada Carter untuk melancarkan aksi mereka untuk masuk ke dalam kantor polisi agar bisa berbicara kepada Edward.

Lalu Carter akhirnya memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam dan meminta izin kepada boss nya untuk memperbolehkan Emma, Esther dan Emily untuk berbicara kepada seorang tahanan.

Sudah setengah jam mereka menunggu, akhirnya Carter keluar dari kantor polisi. Emma bisa melihat Carter berlari menuju mobil dimana Emma dan kedua temannya menunggu. "Boss ku hanya memperbolehkan salah satu dari kalian untuk masuk ke dalam."

Akhirnya Emma yang memberanikan diri untuk berbicara kepada Edward seorang diri. Carter mengantarnya masuk ke dalam kantor polisi sampai mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang dikhususkan untuk ruang pertemuan antara tamu dan tahanan. Ruangan tersebut hanya terdiri dari meja yang cukup lebar dan dua buah kursi.

THE KLEIGHTON NINE CASEWhere stories live. Discover now