01

4.3K 603 43
                                    

Mingyu menyusuri jalanan yang sepi malam itu. Hanya ada satu atau dua mobil, wajar sekali karena jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Lagipula, lingkungan sekitar apartemennya memang sepi dan Mingyu memang menyukai lingkungan yang seperti itu. jauh dari jangkauan dunia luar, jauh dari kebisingan, dan jauh dari segala gangguan yang banyak terjadi di tengah kota belakangan ini.

Sebagai dokter forensik, Mingyu harus menyiapkan diri kapanpun dan dalam situasi apapun. Bahkan saat tengah malam seperti ini. Namun, ia menyukai pekerjaannya. Pekerjaan yang mungkin jarang diminati orang-orang.

Darah, mayat, potongan tubuh, sudah biasa ia lihat. Ia tidak takut dengan apapun, kecuali dengan Tuhan dan orang tuanya.

"Ya, Halo? Aku sedang menuju ke rumah sakit sekarang. Sabarlah, hyung"

"Cepatlah, Mingyu. Ini darurat"

Mingyu segera memutuskan panggilan dan mempercepat laju mobilnya, untunglah jalanan sedang sepi, sehingga ia tidak perlu menyalip mobil-mobil lain dan bisa melajukan kendaraannya secepat mungkin.

Karena ini adalah keadaan darurat, dimana ia sebagai dokter forensik harus cepat melaksanakan tanggung jawab.

Sesampainya dirumah sakit, Mingyu segera menuju ke ruang forensik, ia harus segera melaksanakan tugasnya walaupun tubuhnya sangat butuh istirahat kali ini.

"Ah, Mingyu! Akhirnya kau datang"

"Hm. mana yang harus kita tangani, hyung?"

Lelaki ber-name tag Joshua itu mengarahkan telunjuknya ke salah satu mayat yang ditutupi kain putih. Mingyu segera mendekatinya, dan membuka setengah kain putih tersebut.

"Ia korban kecelakaan mobil beberapa jam yang lalu di kawasan Gangnam. Dan sepertinya, ia sempat dirampok karena terdapat luka sayatan di wajahnya. Selain itu, tidak ditemukan identitas apapun" ucap Joshua

Mingyu mendengarkan penuturan Joshua sambil memperhatikan wajah mayat itu dengan seksama. Wajahnya bisa dikatakan cantik walaupun ia adalah seorang lelaki. Luka sayatan di pipinya tak membuatnya kehilangan sisi manisnya,

Dan sesaat kemudian, Mingyu sadar yang ia kagumi barusan itu adalah mayat.

Mingyu mencoba mengatur pikirannya kembali, ia mencoba untuk fokus dan melanjutkan pekerjaannya dengan baik agar ia bisa pulang dan mengistirahatkan tulang-tulangnya yang terasa akan remuk dalam beberapa jam kedepan.

"Baiklah, hyung. Mari kita bekerja sekarang"

Mingyu memulai pekerjaannya bersama Joshua, serta dibantu beberapa dokter forensik lainnya. Untungnya, kali ini jasad korban masih utuh, sehingga tidak sulit bagi dokter untuk memeriksa dan mengecek luka ataupun kerusakan organ tubuh korban.

Saat melakukan pemeriksaan,

Mingyu dikejutkan oleh sebuah hal yang sangat jarang atau bahkan tidak mungkin terjadi di dunia forensik.

"Hyung" panggilnya pada Joshua.

"Apa?"

"Ini luar biasa,













































































—jantungnya, berdetak lagi"

**

vomment ya~ 

kali ini aku bikin mingyu nya jadi dokter/? pada suka ga? wkwk.

Poltergeist ; meanieWhere stories live. Discover now