"Bulepetan mesum!" sahut Karen. Oliver telah kembali menjadi sifatnya yang menyebalkan satu itu.

"Kan aku mesumnya cuma sama istri aku doang.." sahut Oliver dengan santainya.

"Dah selesai. Sana cepat berangkat kerja!" Karen dengan kesalnya, mengusir Oliver agar cepat berangkat kerja. Supaya dirinya tidak digoda terus oleh suami bulepetannya itu.

"Nanti aja. Aku mau manja-manja dulu sama kamu" Oliver meraih dagu Karen lalu mencium bibir Karen. Karen mendorong bahu Oliver karena main cium saja.

"Ver, kamu kebiasaan ya. Main sosor aku aja.." ucap Karen melepas ciumannya dengan Oliver. Wajahnya terlihat merona karena malu. Ia selalu saja merona pasca Oliver menciumnya. Oliver hanya terkekeh.

"Ayo sarapan, sayang. Aku sudah lapar" ucap Oliver berjalan mendahului Karen. Karen segera menyusul suaminya dibelakang.

Karen menuangkan nasi goreng yang tadi di buatnya di piring dan menyajikannya untuk Oliver yang sedang menunggu di meja makan. Tak lupa juga Karen menuang susu cair ke gelas Oliver.

Karen ragu-ragu ingin bertanya kepada Oliver tentang kejadian semalam Oliver yang mabuk. Ia masih bingung siapa yang wanita yang dimaksud Oliver.

"Sayang, kok melamun?" Tanya Oliver yang melihat istrinya hanya melamun sambil memegang sendok ditangannya.

"Eh? Engga kok" kilah Karen. Ia pun menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya. Oliver hanya mengangguk mengerti dan melanjutkan sarapannya.

"Hmm.. Ver?" Lirih Karen. Ia mau bertanya tetapi mengapa menjadi gugup.

"Ya sayang?" Oliver menoleh padanya.

"Hmm.. Aku mau tanya" Karen menggigit bibir bawahnya gugup.

"Yang waktu semalam kamu mabuk, kamu bilang ke aku bahwa kamu ingin melupakan dia. Aku gak ngerti dia siapa maksud kamu?" Karen memberanikan dirinya bertanya walaupun ia bertanya dengan wajahnya yang sedikit menunduk.

Oliver sedikit terkejut dengan pertanyaan Karen. Memang sebelumnya ia tidak pernah menceritakan tentang masa lalunya pada Karen. Karena ia tidak ingin membawa-bawa yang sudah lalu kekehidupannya yang sekarang bersama istrinya.

"Maaf sayang, aku harus berangkat kerja. Sudah telat" Oliver tiba-tiba bangkit dari duduknya.

Karen hanya melongo ditempatnya saat Oliver mencium keningnya. Oliver membenarkan letak jasnya lalu mengambil kunci mobilnya segera bergegas ke kantor.

"Kamu hati-hati di apartemen ya, sayang. Kalau mau keluar, minta Pak Kardi buat anterin kamu" Ucap Oliver tersenyum lalu meninggalkan Karen.

Karen menghela nafasnya dengan kasar. Ada apa dengan Oliver? Ia merasa tidak beres dengan suaminya itu. Karen pun tidak ambil pusing, ia pun membereskan meja makan dan mencuci piring.

Saat diperjalanan menuju kantor, Oliver kembali mengingat pertanyaan Karen tadi. Ia belum siap menceritakan kepada istrinya itu. Oliver tidak mau membawa-bawa yang sudah lalu ke kehidupannya yang sekarang. Namun lambat laun ia pasti menceritakan masa lalunya pada Karen. Kalau sekarang, ia belum siap.

**

Sejak pagi Melly terlihat sangat repot sekali mengurus arsip dan dokumen untuk keperluan meeting dengan salah satu klien perusahaan lain. Beberapa hari yang lalu, dirinya sudah resmi diangkat menjadi manager oleh papanya Karen. Ia tidak menyangka dirinya yang dulu hanya menjadi seorang asisten, kini diangkat menjadi manager.

"Uh ternyata jadi manager itu begini.." keluh Melly sambil memeriksa beberapa dokumen yang masih tersimpan di komputer. Melly sedang sibuk akhir-akhir ini. Ia bahkan belum memberi kabar pada Karen bahwa dirinya sudah menjadi manager menggantikan sahabatnya itu.

My Love CEOWhere stories live. Discover now