Chapter 2 : Found

Start from the beginning
                                    

Lalu ada seseorang yang muncul dari belakang dan berkata dengan suara halus, "aku tidak percaya ini bisa terjadi."

Ketika Emma menghadap ke belakang, dia bisa melihat Esther yang sedang berdiri dan memandang loker kepunyaan Lily dengan perasaan yang sangat sedih. Itu bisa terlihat dari mukanya. Emma langsung memeluk temannya itu dan seperti yang telah dia duga, Esther menangis dipundaknya. "Setelah 2 hari dirawat, Jimmy akhirnya koma. Aku bolos dari sekolah tadi untuk melihatnya di rumah sakit." Kata Esther yang sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang dia sukai selama ini sedang berada pada kondisi setengah hidup dan setengah mati. Begitu juga dengan Emma yang ikut menangis setelah mendengar nasib Jimmy yang malang.

Setelah itu bel sekolah berdering menandakan sudah saatnya para siswa untuk istirahat. Carter membuka pintu hall utama dimana Esther dan Emma sama-sama berdiri memandangi loker Lily. "Kenapa kalian masih disini, cepat pergi ke kelas 3-2. Arghh." Kata polisi muda itu kepada mereka berdua.

Seperti siswa yang baru saja di tegur oleh guru BP, Esther dan Emma langsung berlari menuju kelas 3-2 di lantai 3. Kelas tersebut sementara di gunakan aparat polisi untuk melakukan penyelidikan mengenai kejadian di Villa Billy waktu itu. Semua yang ada di Villa malam itu akan di wawancarai satu persatu kecuali sang tukang kebun yang di wawancarai di kantor polisi.

Saat sampai di lantai tiga, Emma dan Esther bisa melihat teman-temannya yang sedang duduk di depan kelas yang di pakai polisi untuk melakukan wawancara. Billy langsung memeluk Esther dan Emma secara bersamaan. "We miss you guys." Kata Billy seketika itu juga.

Emily yang dulunya sangat cerewet atau banyak omong, sekarang hanya duduk dan terdiam tidak seperti biasanya, begitu juga dengan Zach. "Kurt masih belum bisa masuk sekolah karena lukanya masih terasa sakit." Kata Zach kepada Emma dan Esther yang baru datang.

"Well, Begitu juga dengan Jimmy. Dia koma sekarang." Kata Esther yang tidak bisa membendung rasa pedih dalam hatinya. Air mata Esther akhirnya terjatuh kembali karena matanya tidak mampu menampung beban hatinya, secara spontan Emma langsung memeluk Esther dan menyuruhnya duduk di bangku yang memang telah disediakan di depan kelas. Semuanya terlihat shock dan sama sekali tidak menyangka lalu Emily langsung berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju toilet.

Saat sampai di toilet yang terdiri dari beberapa bilik, Emily masuk pada bilik terakhir dan menutup pintu lalu menangis di dalam dengan menutup mulutnya agar tidak terdengar oleh yang lain. Memang kalau dilihat-lihat Emily adalah orang yang paling cuek diantara teman-temannya terhadap peristiwa ini tetapi dalam hati kecilnya dia sangat sedih dengan apa yang terjadi padanya dan juga teman-temannya. Apalagi sebelum Lily menghilang, Emily sempat menuduhnya dengan sembarangan. Hal itulah yang membuat hatinya hancur.

Seperti kata pepatah, penyesalan datang belakangan.

-----

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Asher keluar dari ruang kelas. Dia melihat semua orang tetapi matanya hanya tertuju kepada Emma. Asher langsung menghampiri pacarnya itu dan berkata, "hey, selama tiga hari ini kita tidak berkomunikasi. Kau tidak membaca pesanku dan tidak mengangkat panggilan-ku. Ada apa?"

Emma hanya membalas pertanyaan Asher dengan tatapan mata antar mata. Lalu seorang polisi memanggil Emma untuk masuk ke dalam kelas dan dia langsung meninggalkan Asher tanpa ada satu kata yang di keluarkan olehnya. Tentu saja hal itu membuat Asher kebingungan.

Emma masuk kedalam kelas dan duduk di depan meja yang digunakan polisi untuk mewawancarainya. Polisi yang bertugas mewawancarainya itu adalah saudara ibunya sendiri, namanya Jack. Dari kecil bahkan hingga sekarang Emma selalu memanggilnya dengan sebutan ' paman Jacko' karena di balik pekerjaannya sebagai seorang polisi, paman Jacko mempunyai sisi penyayang dan mudah membuat orang lain tertawa. Jadi 'Jacko' adalah sebutan imut yang Emma berikan kepadanya.

Tidak lama setelah itu, Emma sadar bahwa dirinya sedang melamun dari tadi. Dia tidak mendengarkan pertanyaan awal yang di berikan oleh pamannya itu. "Emma? Kau mendengarkan aku?" tanya paman Jacko yang sadar bahwa keponakannya dari tadi sedang tidak mendengarkan alias melamun. "Aku bertanya mengenai kabarmu." Jelas paman Jacko lagi. "Teman-ku hilang. Ada juga yang akhirnya koma. Aku pikir sekarang aku sedang tidak baik." Kata Emma menjawab pertanyaan tersebut.

Lalu seperti yang lainnya, Emma juga diberi pertanyaan yang bisa digunakan untuk membantu proses pencarian Lily. Seperti 'kapan terakhir melihat orang yang dicari', 'apakah orang yang dicari sempat memberi tahu kalau dia ingin kabur' dll.

Lalu setelah kira-kira 20 menit Emma diwawancarai, Carter menggedor-gedor pintu dan membukanya bahkan sebelum dipersilahkan masuk oleh Paman Jacko. Dengan tertatih-tatih, Carter menghampiri paman Jacko dan berbicara dengan suara sangat kecil di telinganya sehingga Emma tidak bisa mendengarnya.

Paman Jacko langsung menyuruh Emma dan yang lain untuk pulang atau lanjut belajar karena proses wawancara sudah selesai, bahkan beberapa teman Emma yang masih menunggu diluar tidak jadi di wawancara. Semua polisi yang ada di sekolah saat itu langsung dengan cepat meninggalkan lokasi.

-----

Matahari sebentar lagi terbenam dan langit sudah berubah warna menjadi orange. Emma berjalan kaki menuju rumahnya dari sekolah. Setelah proses wawancara tadi siang, akhirnya Emma memutuskan untuk mengikuti pelajaran hingga selesai. Meskipun awalnya dia bolos, tetapi wali kelasnya memaklumi siswinya tersebut. Sepanjang perjalanan pikiran Emma tidak jauh dari Lily yang hilang dan Jimmy yang terbaring koma di rumah sakit. Dia hanya berdoa kepada Tuhan yang terbaik untuk teman – temannya.

Saat sampai dirumah, dia memutuskan untuk mandi lalu berbaring di tempat tidurnya menunggu keajaiban untuk terjadi. Tetapi saat dia sampai di ruang tamu, jalannya terhenti karena melihat ibunya menangis di sofa sambil menonton TV sampai tidak menyadari bahwa anaknya tersebut sudah sampai di rumah.

Emma melihat tontonan ibunya tersebut dan ternyata dia sedang menonton sebuah berita. Berita yang membuat Emma menutup kedua mulutnya karena shock dan tidak percaya dengan isi berita tersebut.

Local TV NEWS Anchor : "Telah ditemukan Jenazah seorang anak perempuan yang mempunyai ciri khas sama dengan anak perempuan yang dinyatakan hilang dalam kasus yang disebut oleh polisi sebagai 'The Kleighton Nine Case', dimana anak perempuan tersebut hilang tiga hari yang lalu di kawasan puncak kota Kleighton. Jenazah tersebut ditemukan oleh warga hanyut di sungai Crossfield. Polisi baru saja mengidentifikasi jenazah dan mengklarifikasi bahwa memang benar Jenazah tersebut adalah anak perempuan yang selama ini mereka cari dalam kasus 'The Kleighton Nine'.

Penyebab kematian akan diberitahukan jika orang tua dari anak perempuan tersebut menyetujui diadakan otopsi pada jenazah putrinya.

Sekian berita terupdate untuk saat ini, saya dan rekan kerja mengucapkan salam undur diri. Terima kasih dan sampai jumpa."

Begitu berita tersebut selesai dibacakan dan terlihat video recorder pengangkatan Jenazah yang di sudah di blur oleh pihak media, Emma langsung masuk ke dalam kamar dan membanting pintunya lalu membanting tubuhnya juga ke tempat tidur. Dia sangat tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi.

Memang benar, dia menginginkan Lily untuk cepat ditemukan tetapi dia tidak mengharapkan Lily ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Air matanya jatuh dengan deras ke bantal yang dia pakai untuk mengalasi kepalanya. Handphone nya bergetar dan terdapat banyak missed call tetapi dia tidak menghiraukannya.

Rest in Peace Lily.

THE KLEIGHTON NINE CASEWhere stories live. Discover now