Part 15

743 114 15
                                    

Haneul berlari kecil berusaha menyusul Appa nya yang terlihat sangat kesal dengan kelakuan Taehyung kepada Tuan Jeon.

"Appa! Tunggu!"

Gadis itu berhenti di depan tubuh Tuan Oh dan membentangkan kedua tangannya.

"Appa.. Kumohon, hentikan saja perjodohan itu..."

"Minggir! Akan ku habisi anak itu sekarang juga! Berani-beraninya berkata seperti itu pada Tuan Jeon! Memangnya aku tidak merencanakan semua ini,huh!"

Haneul menahan Appa yang berusaha menyingkirkan tubuhnya yang sedang menghalangi langkahnya. Haneul meraih kedua tangan Appanya dan menggenggamnya dengan erat.

Hingga gadis itu jatuh terduduk di hadapan Tuan Oh. Gadis itu bertumpu pada kedua lututnya diatas lantai yang dingin.

"Aku mohon...hentikan semua ini, Appa.."

Tuan Oh terdiam melihat aksi anak kandungnya tersebut. Ia hanya bisa mendengus kesal.

"Mengapa kau sangat membela kakak tirimu itu, huh!"

"Appa.. Oppa sudah terlalu banyak menanggung beban, dia sudah terlalu banyak tersakiti.. Kumohon hentikan rencana bodoh itu.. Apakah appa melihat Taehyung oppa bahagia saat mendengar berita itu? Sedangkan oppa tidak mencintai Sena sama sekali. Berbeda sekali saat menatap gadis yang dicintainya.."

Butiran cairan bening mengalir dari mata indahnya. Gadis itu masih menggenggam erat tangan Appanya. Berharap lelaki tua itu membatalkan rencananya.

"Haneul, jangan menghalangi Appa.."

"Kalau begitu, biarkan aku yang menggantikan posisi Oppa"

.

.

.

Tokkk tokkk tokkk

Jungkook mengetuk pintu kamar adiknya berkali-kali saat mendengar suara tangisan dari dalam.

"Sena, gwenchanayo?"

Jungkook menatap nanar pintu kamar adiknya saat mendengar tangisan yang begitu kencang.

"Pergi! Hiks.. hiks.."

"Sena, kau bisa bercerita pada oppa.."

Sena yang berada di dalam kamar memeluk bantal dengan sangat erat berusaha menghapus airmatanya yang mengalir deras.

Cklekk

Jungkook berjalan pelan menuju adiknya. Duduk di pinggir ranjang Sena sambil menatap adiknya yang menangis sesenggukkan.

Lelaki itu menarik tubuh Sena ke dalam dekapannya untuk menenangkan adiknya.

"A..Aku hikss.. tidak ingin dijodohkan seperti..hiks ini..."

"A-aku..tidak mencintainya... aku h-hanya menganggap Taehyung sebagai oppa.."

"Oppa..hiks hiks.. kumohon.. bantu aku.."

.

.

.

Taehyung menemukan Sujeong sedang menonton televisi saat dirinya pulang dari acara makan malam tersebut. Ia tersenyum miris melihat Sujeong walaupun gadis itu menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Oppa!"

Sujeong menghampiri Taehyung dan memeluknya erat. Lelaki itu menghirup aroma strawberry kesukaannya yang berasal dari puncak kepala Sujeong. Tangan kanan Taehyung mengelus punggung gadisnya.

"Oppa.. Apa yang terjadi denganmu?"

Taehyung melepaskan pelukannya, menatap dalam manik mata Sujeong.

"Sujeongie, dengarkan Oppa baik-baik.. Apapun yang terjadi, aku mohon tetaplah berada di sampingku.. Jangan pernah tinggalkan aku, eoh?"

Sujeong mengangguk pelan.

"Janji?"

Taehyung mengacungkan jari kelingkingnya di depan wajah Sujeong. Lelaki itu menarik jari kelingking milik Sujeong saat gadis itu hanya terdiam. Mereka pun saling menautkan jari kelingking mereka.

Taehyung tersenyum lemah melihat senyuman tulus Sujeong yang tak pernah lepas dari wajahnya. Ia mengusap pipi Sujeong halus. Mengecup bibirnya sekilas kemudian membawa gadis itu ke dalam kamarnya.

.

.

.

Two days later..

Hari ini adalah hari yang sangat Taehyung benci. Hari dimana ia akan melamar Sena dan melakukan pernikahan empat hari lagi.

Taehyung dengan wajah dinginnya menyematkan cincin ke jari manis Sena. Membuat Tuan Oh tersenyum sangat puas. Haneul menitikkan airmatanya melihat Taehyung melakukan hal itu dengan sangat terpaksa.

Sena dapat merasakan bagaimana perasaan Taehyung yang melakukan hal itu hanya karena paksaan dari Tuan Oh. Ia juga tidak menginginkan hal ini. Tapi, apa boleh buat untuk membahagiakan orang tuanya ia hanya bisa menuruti seluruh perkataan nya.

Acara tersebut sangat tertutup. Hanya keluarga mereka lah yang menghadiri acara tersebut.

Taehyung pun mengikuti seluruh acara hingga selesai.

******

Sujeong side

Sujeong terdiam di balkon apartment Taehyung. Ia merasakan cuaca dingin yang menusuk hingga masuk ke dalam tulang nya. Akhir-akhir ini Taehyung bersikap aneh. Apalagi saat lelaki itu selalu berbusana formal dan pergi entah kemana. Sujeong tidak mengetahui jelas kemana lelaki itu pergi meninggalkan nya sendiri dan tidak memperbolehkan dirinya untuk keluar.

Sujeong mendongakkan kepalanya ke atas langit yang begitu gelap. Memejamkan matanya merasakan angin yang berhembus kencang.

Hingga akhirnya ia merasakan seseorang menarik lengannya ke dalam ruangan. Tangannya begitu hangat dalam genggamannya. Didekapnya tubuh Sujeong sangat erat.

"Taehyung oppa.."

Taehyung menempatkan kepalanya di bahu Sujeong. Bahunya bergetar hebat. Ia meringis menahan isakan tangisnya yang keluar.

Taehyung menangis, semakin erat memeluk Sujeong.

"Kumohon biarkan seperti ini sebentar saja"

Sujeong membalas pelukan Taehyung. Ia menepuk pelan punggungnya, sambil mengusap lembut rambut lelaki itu.

"Apapun yang terjadi, kumohon... percayalah padaku bahwa aku hanya mencintaimu" bisik Taehyung.

Sujeong terdiam mendengar ucapan Taehyung yang terdengar lirih di telinganya.

"Kau harus berjanji padaku... Jangan pernah tinggalkan aku.."


















To Be Continued

I'm Your DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang