Part 1

79 5 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 namun gadis berambut hitam legam itu masih saja memeluk guling di ranjang besarnya.

"Zahiraaaaa!! BANGUN UDAH JAM SETENGAH TUJUH!" Teriak Ryan dari bawah ruang makan dengan nyaringnya.

Ryan Nouvan Almadera.
Anak pertama dari Liza Almadera dan Wiryo Almadera. Sekaligus kakak dari Zahira Renata Almadera.

" apasi kak ini masih jam lim-- HAH? Astagaaaa gua telatt" Nata berlari dengan paniknya buru buru ia mandi.

Belum sampai 15 menit ia sudah selesai mandi dan memakai seragam serta atribut sekolahnya. Rambut panjang yang disisir asal membuat ia terlihat sangat berantakan.

" aduh zah makanya kamu tuh bangun jangan kesiangan terus jadi gini kan berantakan. yaudah kamu sarapan dulu biar mama yang sisirin kamu. " Ucap Liza, mama Nata, dengan lembut.

Tak lama suara mobil dari depan rumahnya membuat Nata segera pamit kepada mama nya.

" Mah, aku pamit di depan pasti udah ada vano. Bang gua berangkat bareng vano yaa, lu sendiri dulu. Hehe." Ujar Nata dengan cengiran khas nya.

Rivano Athala. Sahabat Nata sejak ia masih sekolah dasar.

"Morning Nata. Udah siap kan? Ayo berangkat."

Ya, hanya vano yang memanggil nya Nata. Begitu pula sebaliknya, Nata memanggil nya Vano. Padahal yang lainnya memanggil Vano itu Rivan.

"Morning too Van. Udah, ayo berangkat gua takut telat."

"Makanya jangan kesiangan terus yaudah sebentar gua pamit ke mama lu dulu." Vano segera pamit pada mama nya Nata.

"Tante, aku berangkat dulu ya." Ucap Vano dengan sopan.

"Iya, hati hati bawa mobilnya van. Jangan ngebut" Jawab Liza dengan lembut yang dibalas anggukan dan acungan jempol oleh Vano dan Nata.

Sekitar 10 menit mereka sampai di SMA Nusa Bangsa. Vano dan Nata keluar dari mobil dengan Vano yang merangkul bahu Nata yang membuat hampir seluruh murid perempuan di SMA NB berteriak iri.

"Kenapa si itu pada teriak kayak gitu lebay tau gak." Gumam Nata.

"Biasalah fans gue. Hehe" ucap Vano dengan cengirannya.

"Cih, udah ah lepas udah mau sampe kelas nih, risih gua disinisin ama fans lu." Decih Nata.

Vano hanya tertawa kecil melihat tingkah laku Nata, ia membiarkan Nata mendahuluinya masuk kelas.

Oh ya, Vano termasuk most wanted di NB. Hampir seluruh murid perempuan di sekolah ini menyukai nya. Ya, karena wajah ia yang manis. wajah Arab - Padang yg menyatu, membuat ia sangat terlihat sempurna di mata para murid yang menyukainya.

---

"Kenapa lo?pagi pagi muka udah kaya kambing belom dapet rumput." Tanya Floria Sheila Pramudia. Sahabat Nata.

"Bacot lo. Tadi, Vano ngerangkul gua, trus mulai dh tuh fans nya sirikkin gue. Bete gua."

Floria tertawa melihat tingkah anak kecil Nata.

"Dih, ko lu malah ketawa sih?!"

"Ck, abisnya lo aneh. Gitu doang bete. Nih buat lo." Floria menyodorkan coklat kepada Nata.

"AAAAAHHH LO TAU AJAA APA YANG GUA BUTUH MAKASIIHH FLORIDAA" Nata menarik coklat tersebut.

"Dih. Floria, Zah." Decak Floria.

Vano, Bobby, dan Daniel datang ke kelas bersamaan dengan teriakkan Nata tadi.

"Ck. Kenapa lo Ta?teriak teriak kayak gitu? Berisik tau gak." Decak Vano.

"Apa lagi kalo bukan karna coklat Van." Balas Floria yang dihadiahi cengiran Nata.

"Coklat doang si Ta." Jawab Vano.

"Duh Van. Lo kayak baru kenal gua kemaren aja si." Balas Nata dengan sinis.

Vano hanya tertawa. Ia langsung duduk di tempat duduknya. Di depan meja Nata Dan Floria.

***

Pak Hardi masuk dengan setumpuk buku dan tas nya. Sekarang adalah jadwal pelajaran kimia di kelas IPA-XI

"Anak anak sekarang kumpulkan tugas kemarin di depan meja bapak." Ucap pak Hardi dengan suara beratnya.

Mampus gue buku nya ketinggalan. Duh gimana nih. Batin Nata.

"Cuma ada 31 buku. Satu buku nya lagi kemana?siapa yang belum mengumpulkan?!"

"Sa-saya pak." Ucap Nata tertahan.

"Zahira Renata Almadera! Berdiri di depan bendera sekarang sampai jam istirahat selesai!"

Nata terpaksa menuruti gurunya itu. Karna ia tau ia tidak akan pernah bisa lepas dari hukuman jika guru itu sudah marah.

Sudah hampir setengah jam ia berdiri di bawah tiang bendera.

"Hai."

"Eh, Ha? Van, ngapain lo disini?"

"Nemenin lo." Jawab Vano dengan entengnya.

"Lo udah gila, lo tau pak Hardi itu gan--"

"Sssttt udah. Daripada lo sendirian, lo gak kesepian emang?" Tanya Vano.

"Hehe iya si. Lo gak takut ketauan apa?"

"Gak. Demi lo." Jawab Vano dengan cengirannya. Yang membuat pipi Nata panas.

"Dih, blushing." Decih Vano yang membuat Nata sangat malu.

"E-eh aa-apasi gua ga blushing!"

"Cih, udah ah tuh udah istirahat. Lo gak mau kekantin?" Tanya Vano.

"Gua kan dihukum, curut."

"Oiyya ya." Vano nyengir.

"Mau gua beliin minum?" Tanya Vano.

"Gak usah." Jawab Nata.

Ia sebenarnya mau, tapi ia takut ketauan pak Hardi dan dihukum lebih dari ini.

"Cih, yaudah gua mau ke kantin" Ucap Vano meninggalkan Nata.

Nata cemberut karna Vano benar benar meninggalkan nya sendiri di lapangan.

Gak berapa lama..

"Nataaaa!" Teriak Rivan

"Aap--"

"Nih minum. Gua gamau lo pingsan karna dehidrasi buru minum lo gak bakal ketauan." Ucap Vano yang dihadiahi senyuman manis Nata

Seseorang dari jauh sedang memperhatikan senyum Nata.

Manis.

•••
Haii guys. Gimana part 1 nya? Masih biasa ya? Masih pendek ya? Ini masih awal kok.
Hehe.
I'm so sorry kalo ceritanya jelek.

Eh ya, btw siapa tuh yang merhatiin Nata? Coba comment wkwk.

Kutunggu voment kalian yaaw!

BrokenWhere stories live. Discover now