MY : Part 8

19.4K 1.4K 151
                                    

Vote dul. Baru baca 😛

Happy reading.

***********

Saat wanita wanita di luar sana,  bersuka cita menyambut status barunya menjadi seorang nyonya.  Deandra Salsabilla,  malah menanggapinya dengan perasaan yang terasa datar. Dia tidak merasa istimewa.  Tidak merasa bahagia,  sampai jantungnya hampir meledak. Tidak merasa gugup sama sekali. Atau Tidak merasa berdebar debar. Baginya semua prosesi pernikahan yang Ia lewati bersama Alva merupakan neraka.

Padahal dulu Abil membayangkan bagaimana bahagianya Ia nantinya di hari pernikahannya ini.  Selebar apa senyumnya,  saat Ia mendengarkan Alva mengucap janji pernikahan.  Atau bagaimana bersungguh sungguhnya Abil berikrar di hadapan Tuhan untuk mencintai Alva seumur hidup wanita itu,  dalam sehat,  sakit,  suka,  duka,  hingga waktu yang menandainya di dunia berakhir.

Abil tersenyum miris.  Dia rasa,  mungkin dia adalah mempelai paling nelangsa di dunia ini.  Menikah,  untuk aksi balas dendam.

Air matanya yang jatuh,  tepat ketika Alva menyematkan cincin pernikahan di jari manis Abil,  adalah bukti betapa Ia merasa amat berdosa, mempermainkan pernikahan di mata Tuhan.

Senyum palsunya,  gekstur kepura puraannya, rasanya membuat Abil sangat lelah.  Dia jadi membayangkan,  sudah berapa lama Alva berpura pura seperti ini?  Akting lelaki itu benar benar terlihat natural,  bahkan Abil rasa akting Reza Rahardian saja akan kalah dengan Alva. Buktinya,  Dendra Salsabilla saja sampai tertipu bertahun tahun.  Tunduk di hadapan kebodohannya akan cinta.

Selepas resepsi,  Abil dan Alva langsung berangkat ke Bali.  Bertujuan honeymoon,  yang tidak sesuai dengan rencana awal. Tadinya,  mereka memang berencana akan honeymoon ke Venezia,  Italia. Bahkan jauh sebelum perselingkuhan Alva terbongkar,  semua pembayaran hotel,  travel,  pesawat sudah Abil bayar lunas.

Tapi,  beberapa hari yang lalu wanita itu membatalkan semuanya. Mengganti tujuan mereka ke Bali. Alasannya,  karena Abil enggan menikmati perjalanan romantis dengan lelaki keparat itu selama satu bulan penuh.

Dia bisa gila,  jika menghadapi Alva di kota yang Ia puja itu. Dia enggan terjatuh pada Alva,  hanya karena terjebak suasana romantis. Jadinya, untuk membuat Rendra tidak curiga,  Abil mengganti tujuan honeymoon mereka ke Bali.  Alasannya karena beberapa minggu lagi,  Abil akan di sibukan dengan menjadi mahasiswi pasacasarjana di kampus yang Rendra pilihkan.

Padahal Abil sangat menyukai Venezia.  Dia bahkan,  sudah mendambakan makan malam romatis di atas gondola. Dan semua impiannya itu hancur,  karena kebejatan Alva.

Selama perjalanan satu setengah jam di dalam pesawat,  keduanya tidak terlibat pembicaraan apapun.

Abil yang lebih memilih melihat langit jingga dari jendela.  Sedangkan Alva,  lelaki itu sibuk membuka majalah yang tersedia di pesawat.

Saat sampai di bandara Ngurah Rai Bali,  bahkan saat mereka di jemput mobil dari Crown Hotel,  Abil masih enggan bersitatap dengan Alva. 

Baru saat bell boy membuka pintu kamar hotel,  dan meninggalkan mereka berdua.  Alva baru bersedia membuka suara.

"Kamu,  siram mia pake ramen? "

Nada suara lelaki itu terdengar tidak bersahabat.  Dan yang Abil lalukan,  hanya melirik sekilas ke arah Alva,  lalu menjawab

"Iya. "

Dengan wajah datar.

Abil lebih memfokuskan pandangannya ke arah tempat tidur king size di tengah ruangan kamar.

Dia sampai memijat pelipis,  saat melihat dua buah selimbut putih yang di tata menjadi angsa yang sedang berciuman, berada di atas hamparan kelopak mawar di atas seprai.

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang