-2-

3.1K 395 22
                                    

.
.
.
Angin berhembus cukup kuat diruang kerja seorang namja manis yang adalah seorang arkeolog. Perlahan namun pasti, jemari lentiknya mengusap pelan sebuah gucci yang tak lain adalah peninggalan kerajaan goryeo. Xi luhan, namja cantik itu mengusap peluh yang mulai membasahi rambut brunette caramel miliknya. Namun beberapa detik matanya mendelik saat gambar wajah mulai terlihat di gucci tersebut. Dengan cepat ia membasuh gucci itu perlahan guna menghilangkan tanah liat yang menempel.

Tampan

Seorang namja gagah yang nampaknya adalah panglima perang itu tergambar jelas disana, membuat luhan terkesima beberapa detik. Hingga badannya gemetar kala merasakan hembusan angin yang entah mengapa sangat dingin, padahal penghangat ruangan cukup menyala sejak tadi.

Luhan berjalan menuju mantel nya, ia hendak pulang karna pekerjaan nya telah selesai. Tapi, bayangan hitam yang tergambar jelas dikaca membuat luhan terdiam, bayangan itu mendekat membuat detak jantung luhan tak beraturan. Perlahan, tangan luhan mengambil pulpen berujung runcing dikantong jas dokternya, hingga ia rasa tepat. Luhan berbalik dan menusuk orang itu, tepat di lengannya.

"ARGGHHHHHHH!! " namja itu berteriak seraya memegang lengan kanan nya yang sepertinya tertusuk sesuatu, ia beraba benda yang menusuknya. Sehun terdiam, benda ini aneh, ia kira anak panah yang menusuk lengannya, tapi bukan.

Lamunan sehun pun terhenti saat lampu menyala. Membuat ia dapat melihat namja mungil yang terdiam didepannya sambil memeluk mantel nya kuat. Namja mungil itu menangis, karna bahu nya bergetar kuat. Merasa tidak tega, sehun berjalan pelan ke arah namja mungil tersebut.

"aku bukan orang jahat, percayalah padaku -" sehun mendekat, mengusap helai brunette luhan dengan perlahan. Membuat luhan dan ia bertatapan. Pupil coklat luhan menatap penampilan namja didepan nya yang sangatlah aneh. Ia memakai baju zaman kerajaan. Dan oh, jangan lupakan wajahnya yang damn, sangatlah tampan.

"kau siapa? Kenapa kau berada disini? Kau ingin mencuri? "

Sehun menggeleng dan sedikit terkekeh saat melihat namja manis didepannya yang menatapnya takut-takut sambil menahan tangis. "entah kau akan percaya atau tidak, aku berasal dari kerajaan goryeo, dan sepertinya aku menerima hukuman dari sang agung karna melanggar peraturannya"

Luhan membelalak. Ia teringat akan malam menyeramkan yang sialnya tepat malam ini. Malam penuh bulan. Sepertinya namja tampan didepannya ini tidak berbohong, terlihat jelas dari pupil hitam matanya yang menjelaskan sebuah kejujuran. Dan luhan begitu yakin jika pedang berkepala singa yang dipegang namja tampan didepannya adalah asli mengingat ia seorang arkeolog.

"baiklah, tapi bisa kau ikut aku sebentar?"

Sehun mengangguk, tapi sebelum namja manis didepannya berjalan, ia tahan dengan kedua tangannya. "aku Oh Sehun, kau?" - namja manis didepannya hanya menunjukkan name tag dijas putih yang ia kenakan. Dan sehun tersenyum tanda ia tau.

Xi luhan.

Sehun tersentak saat ia melihat benda keramik yang terdapat wajah nya sebagai ukiran disana. Itu memang miliknya, hadiah dari sang kakek yang sehabis berkelana dinegri sebrang. Tangannya terangkat, mengusap ukiran tersebut dan mulai sedih karna ia tersesat di dimensi yang ia sendiri tidak ketahui. Sehun mulai, merindukan kehidupan lamanya.

"ini milikmu? -" sehun hanya mengangguk. Dan luhan semakin yakin. Ia mendekat, menatap wajah sehun yang sungguh sama dengan lukisan digucci yang ditemukannya itu.

Hingga ponsel nya bergetar. Tanda adanya pesan masuk. Sehun terkejut, melihat benda kotak yang menampilkan sederet huruf yang ia tidak ketahui. Sehun menghunus pedangnya, membuat luhan memekik.

"apa yang kau lakukan?!"

Sehun mengarahkan pedangnya kearah ponsel luhan. Membuat luhan refleks menjauhkan diri, oh sungguh, pedang itu pasti sangatlah tajam. "kau mendapatkan ancaman, benda kotak menyala itu pasti sebuah serangan atau mungkin racun! Menghindar!! Biar aku yang memusnahkannya! "

FULL MOONWhere stories live. Discover now