prolog

3.2K 297 81
                                    





Jika aku  hanya sebuah kesalahan. Kenapa aku harus lahir di dunia yang begitu menyakitkan.

—                                                                   

"Kenapa?....." Lirihan penuh menyakitkan itu keluar dari mulut namja manis bernama—kim Taehyung. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia ingin berteriak. Ia ingin marah. Ia ingin semua orang yang ada di sekitar dan di sayanginya tahu, bahwa kehidupannya sudah begitu menyakitkan. Namun, kenapa? Kenapa mereka tidak pernah mengerti?

"Kenapa, harus aku ayah......" Taehyung menangis. Pertahan ia untuk tidak mengeluarkan air matanya sedikitpun runtuh sudah. Ini benar-benar menyakitkan baginya.

"Kenapa, harus aku yang menikah dengannya? Ken-"

"Karena kau juga putraku. Maka dari itu kau harus menerimanya". Tegas. Dan penuh penekanan. Keluar dari mulut tuan kim. Ia menatap anaknya yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan sendu.

"Putra?" Taehyung tersenyum miris. Begitu mendengar ucapan tuan kim. Apa katanya, putra? Ayahnya begitu egois pikirnya. Ayahnya menganggap dirinyaa adalah putranya? Ck! Yang benar saja. Bahkan selama ini ayahnya tidak pernah mau mengaggapnya. Bahkan selama ini ayahnya selalu mengaggap dirinya sebuah kesalahan.

"Ya, kau memang putraku"

"Bukan kah, aku hanya sebuah kesalahan?" Taehyung berujar dingin. Membuat tuan kim menatapnya dengan tatapan yang begitu tajam.

"Apa yang kau bicarakan!" Tiba-tiba tuan kim. Bangkit dari duduknya membuat Taehyung harus mendongkak untuk menatap ayahnya.

"Kenapa? Bukan kah aku benar?! Kau selalu menganggapku sebuah kesalahan. Kau juga selalu berkata bahwa aku seharusnya tidak lahir kedunia ini! Kau juga selalu membela noona, ketika ia salah. Dan kau selalau menuduhkannya kepadakau atas kesalahannya noona! Kenapa? Kenapa semua orang selalu menyalahkanku? Bahkan, aku tidak tahu apa sebenarnya kesalahku? Kenapa?" Taehyung menatap ayahnya dengan linangan air mata yang begitu menyakitkan. Ia menangis keras. Ia marah. Kenapa harus selalu dirinya dan dirinya.

"Kau juga selalu memenuhi apa keingnan noona. Kau selalu memanjaknnya. Kau juga selalu ingin membuat noona tersenyum. Tapi, kenapa kau tidak ingin melakukannya padaku?" Tehyung mengusap air matanya kasar. Ia kembali menatap ayahnya. "Kau tahu?"— Lanjutnya. "Aku ingin di perlakukan seperti itu juga. Aku ingin, kau mengucapkan kata 'selamat' ketika aku mendapatkan piala. Aku juga ingin kau mengatakan 'selamat ulang tahun' di saat tanggal lahirku tiba. Aku juga ingin di sapa di pagi hari. Aku juga ingin kau mengucapkan 'selamat tidur' saat aku hendak tidur. Aku ingin kau memperlakukanku seperti apa yang kau lakukan pada noona, aku ingin itu. Tapi," (Taehyung mengalihkan pandangannya kearah samping. Lalu terkekeh miris.) "Sepertinya semua yang aku inginkan darimu, hanya sebuah hayalan dan mimpiku saja. Aku tahu, kau tidak akan pernah melakukannya kan?" Taehyung kembali menatap ayahnya yang kini juga tengah memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kenapa ayah?....kenapa kau selalu mengaggapku sebuah kesalahan?"

Tuan kim tertegun. Ia menatap anaknya yang begitu menyedihkan. Menghela nafas pelan dan berujar, membuat Tubuh Taehyung limbung seketika.

Taehyung merasakan hantaman keras mengenai dadanya. Jadi, selama ini ayahnya membencinya. Karena ia lahir kedunia ini? Maka dari itu ia selalu menggapnya sebuah kesalahan? Taehyung menggelngkan kepalanya tak percaya.

"Lalu...jika kau tidak menginginkan ku. Kenapa kau tidak membunuku ketika aku lahir?" Taehyung berujar lirih. Ia kembali menatap ayahnya.

"Karena aku tidak ingin image-ku, hancur hanya gara-gara membunuh atau membuang putranya, yang sebenarnya tidak aku inginkan." Tuan kim berujar. Ia membalikan badan hendak pergi. "Bersiap-siap lah, karena malam ini calon tunanganmu jungkook akan datang"—Lanjutnya. Dan benar-benar pergi meninggalkan Taehyung yang sedang terduduk di lantai. Taehyung menangis keras.

Sakit.

Itu yang selalu ia rasakan di dalam hatinya. Dan sekarang. Sakit itu terus bertamah, ketika ia harus menerima kenyataan. Bahwa dirinya akan di jodohkan dengan jungkook. Namja tampan yang sangat ia sukai. Dan itu membuat hatinya yang selalu sakit menjadi semakin menyakitkan, karena.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jeon jungkook bukan lah seorang Gay. Dan Jeon jungkook sangat membenci dirinya.

.

.

.

.

Di tempat lain...

"Apa?! Maksud ayah...putra dari tuan kim?!" Teriakan itu menggema di salah satu ruangan keluarga jeon.

"Ya, kau akan bertunangan, dengan putra dari tua kim. Jungkook-ah"

"Tapi, bukan kah waktu itu Kalian bilang. Jika yang akan di jodohkan denganku adalah kim Naeyeon bukan Kim Taehyung?!" Tanya jungkook Penuh amarah.

" yeah...aku tau. Tetapi Kim naeyeon yang memutuskannya. Ia ingin melanjutkan kuliahnya di LA. Dengan begitu, ia membatalkan perjodohan ini. Tetapi tuan kim tetap ingin melanjutkan perjodihan ini. Tapi bukan dengan Naeyeon, melainkan dengan putranya. Kim Taehyung" jelas tuan jeon panjang lebar.

"Tapi aku tidak mau di jodohkan dengannya!!" jungkook kembali berteriak. "Tidak! Aku tidak mau!"

"Kau, harus mau jeon jungkook. Karena Kim Taehyung juga menerima perjodohan ini"

"Apa?! Dia menerimanya?" heran. Itu yang dipikran jungkook saat ini. Hell, bagaimana pun dia namja dan dirinya juga namja. Apakah anak itu seorang..

Tunggu!

Mata jungkook membulat. Ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.  Dimana, Waktu itu kim Taehyung ketauan menyukainya dan itu membuat jungkook membencinya.

"Namja itu...." geram jungkook sambil mengepalkan kedua tangannya. Namun, beberapa detik kemudian wajah yang tadinya marah berubah menjadi seringaian.

'Kau salah, telah menerima perjodohan ini Kim Taehyung'

.

.

.

.

Prolog end!

Hayooo, siapa yg kesel sama aku, gara-gara bikin FF gajelas lagi?.

Btw anggap aja itu prolog ya..meskipun gaje wkwkw.

Gimana? Lanjut or delete? *gaplok

Ku tunggu vomment mu.

Btw untuk ff lain tunggu aja...ya, tiba-tiba ide ilang. So yg sabar, dan jangan bosen sama FF ku😊😊 salam shabilaa...annyeong!!

INNOCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang