"Ya nggak gitu juga." Prilly mencipratkan air pada Ali membuat Ali memalingkan wajahnya dan kembali menatap Prilly.

"Kamu sedang merasa pusing," ucap Ali marah.

"Udah baikkan, tadi aku minum obatnya."

"Tidak, kamu bisa tertidur di sini. Jika kamu tertidur kamu bisa mati tenggelam."

"Duh, lebay anet sih!" Prilly tersenyum geli, "Bilang aja mau tontonin aku mandi, mau lihat aku sabunan, diguyur shower, aku memang seksi kok kan kamu udah sering lihat."

Mendengar Prilly berkata seperti itu, Ali menunjukkan seringaiannya. "Kalau ya,memangnya kenapa?"

"Tuh kan!" Prilly mencipratkan wajah Ali dengan air lagi.

"Apa salah jika aku melakukannya terhadap istriku sendiri?"

"Jelas salah!" Prilly memicingkan matanya, "Salah fokus maksudnya, nanti kalau kamu mendadak mau asoy asoy sama aku gimana?"

"Aku melakukannya pada istriku."

"Istri, memangnya istri kamu cyapa ci?" Prilly memasang puppy eyes.

"Tidak usah so imut."

"APA!!" Prilly pun melototkan matanya. "SANA PERGI AKU MAU MANDI!!" usirnya.

"Ya, Ibu kos."

"AAAAAA!!!" Ali hampir tersiram air oleh Prilly. Untungnya dia langsung pergi.

"Cepatlah! Aku menunggumu di luar!" teriak Ali sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"BAWEL!!"

Ali sedikit terkejut karena suara gayung yang digetok keras. "Apa dia tidak sadar kalau dia yang bawel?"

"AKU DENGAR KAMU NGOMONG APA!!"

"Dasar wanita!" dengus Ali.

"DASAR TEMBOK!" sahut Prilly. Ali mengepalkan tangan kanannya hingga uratnya menonjol, dia menatap tajam pintu yang membatasinya dengan Prilly, kemudian pergi dari hadapan pintu itu keluar kamarnya.

Tidak lama kemudian, Prilly keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya. Mengendap di kamar itu mengambil pakaiannya di lemari. Matanya melirik ke sana-sini mencari Ali, setelah memastikan lelaki itu tidak ada dia pun mendesah lega dan mulai berpakaian. Keributan kecil tadi lucu juga. Pikirnya.

***

Ali panik bukan main, mencari Prilly ke sana kemari yang sudah tidak ada di kamarnya, bahkan batu karang yang menjadi tempat Prilly mengalami kecelakaan pada waktu itu dia datangi, namun tetap saja tidak menemukan Prilly.

"Ke mana dia?" Ali berkacak pinggang, kemudian lanjut mencari dengan gusar. Berdiri di penghujung jembatan mengantongi kedua tangannya, matanya menelusuri tiap tempat, tapi tetap saja wanita tengilnya tidak terlihat. Ali pun membalikkan badannya menatap lautan. Hanya dalam hitungan menit matahari akan tenggelam. Sebenarnya ke mana Prilly setelah mandi?

"Dorr!!!" Tepukan kencang di bahu Ali membuat Ali terkejut bukan main. Kalau tidak mengendalikan diri, mungkin dia sudah tercebur ke laut. Ali menggertakkan giginya, memutar badan menatap wanitanya yang sejak tadi dia cari.

"Apa kamu sudah tidak waras? Bagaimana jika aku jantungan?"

Di hadapannya, Prilly malah cengegesan. "Nggak apa-apa. Kamu kan punya jantung lain, yaitu aku."

Ali mendengus, "So manis." Tapi kemudian dia menatap Prilly tajam, "Dari mana saja?"

"Dari desa pulau ini, habis jjs."

Marry With BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang