21

218K 10.8K 945
                                    


Prilly mengerjapkan matanya merasakan ciuman lembut di pipinya. Ciuman itu beralih ke lehernya yang membuat Prilly merasakan hembusan napas hangat.

"Babylove." Prilly mendengar suara Ali hingga dia pun membuka matanya terlihat lelah.

"Bangunlah, kamu membuatku takut." Ali menatap mata cokelat Prilly yang terang diterpa sinar jingga matahari yang menelusup melalui jendela kamarnya.

Jari-jari Prilly menelusuri pipi Ali. Dia tersenyum dengan pipi merona mengingat apa yang belum lama dia lakukan bersama Ali. Apalagi setelah melihat Ali dalam keadaan setengah tak berpakaian.

"Jam berapa?" tanya Prilly kemudian.

"lima sore." Ali mengecup tangan Prilly di pipinya.

Prilly mengernyitkan dahinya mendengar deburan keras dari luar, "Aku mendengar suara ombak."

"Kita sudah di pulau, seperti yang kamu minta."

Prilly teringat, "Oh iya aku lupa."

"Apa istriku ini sudah jadi nenek-nenek?"

"Ish, masih muda, dasar bunglon! Lupa gak tergantung usia kali!"

Ali terkekeh, "Bunglon?"

"Sikap kamu selalu berubah, seperti yang aku bilang sebelumnya, kamu bisa manis melebihi fruktosa, bisa dingin mengalahkan kutub utara."

"Yang terpenting aku mencintaimu." Ali mau mencium Prilly, namun Prilly langsung menghindar membuat Ali menggertakkan gigi.

"Belum puas juga yang tadi?" goda Prilly setelahnya.

Ali pun beringsut bangun, "Sudahlah, aku mandi!" ucapnya terdengar kesal membuat Prilly terkekeh.

"Marah?" Ali langsung masuk ke kamar mandi dengan dahi mengernyit marah. Prilly menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Ali yang seperti itu. Dia pun bangun menekan selimut biru yang menutupi dadanya, kemudian memakai kemeja kebesaran berwarna putih yang panjangnya sampai paha. Tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing, pasti selalu seperti itu jika dia lupa meminum obat. Dibukanya laci meja di sampingnya, mengambil obat sakit kepala lalu memakannya dibantu dengan segelas air. Setelahnya, Prilly memijit pelan dahinya, kemudian berpindah ke pelipisnya yang berdenyut.

Tidak lama Ali keluar dari kamar mandi,langsung melihat Prilly di atas kasurnya. Merasa cemas mendengar rintihan Prilly sambil memijit kepala.

"Kamu baik-baik saja?" Ali berjalan memutari kasur sampai berdiri tepat di samping Prilly. Sedikit membungkuk menarik tangan Prilly agar bisa melihat wajahnya. "Kepalamu sakit lagi?"

"Cuma pusing aja," balas Prilly, "Aku baik-baik aja, aku mau mandi." Prilly sudah ingin berdiri, namun Ali menyelipkan tangannya ke lekukan kakinya itu. Sementara tangannya yang lain melingkar di belakang punggung Prilly hingga Prilly mengalungkan tangannya ke leher Ali saat Ali menggendongnya.

"Aku masih bisa jalan."

Ali tidak membalas perkataan Prilly. Dia membawa Prilly ke kamar mandi. Mencelupkan Prilly ke dalam bathtub yang sudah dia siapkan. Prilly sedikit terkejut dengan air hangat yang dia rasakan. Apalagi bathtub itu penuh dengan kelopak mawar.

"Mandilah, aku menunggumu," ucap Ali.

Prilly membenamkan dirinya hingga hanya kepalanya saja di atas permukaan air. "Menunggu di sini?"

"Ya."

"Apa?!" Prilly terperanjat. "Enak aja aku ditontonin sama kamu!"

"Memangnya kenapa? Aku hanya berjaga-jaga jika terjadi sesuatu padamu."

Marry With BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang