6

158K 9.7K 347
                                    

"Berhenti di sana Pak Bos Alibaba!!"

Ali menghentikan langkahnya mendengar teriakan Prilly. Saat ia berbalik Prilly langsung menerjangnya dengan setengah memeluk badannya. Dan sebelum gadis itu mencium pipinya, ia langsung menaruh telunjuk di dahinya menahan kepalanya yang sedikit maju.

Prilly sendiri nampak kecewa sambil mengerucutkan bibirnya. Pagi ini gagal sudah rencananya ingin mencium Ali.

"Dasar Bos Pelit!"

Ali memegangi kedua lengan Prilly, "Minggir, aku ingin pergi," ucapnya datar.

Prilly menatap Ali sejenak dengan kesal lalu melepaskan pelukannya.

"Pergi ke mana sih Pak Bos? Mau ngilang lagi selama sebulan ya? Baru aja kita menghabiskan waktu bersama kemarin. Apa aku ini membosankan?"

"Menyebalkan tentu saja."

Prilly pun berdecih, "Dasar Bos jahat!"

"Berhentilah mengumpat untukku. Sekarang minggirlah."

Prilly tak bergerak sama sekali di hadapan Ali. Ia malah memperhatikan penampilan Ali yang selalu keren dari atas ke bawah.

"Pak Bos mau kerja kan? Gak mau kasih ciuman buat istrinya dulu gitu?"

Ali menaikkan satu alisnya. Seperti biasanya.

"Yaudah... kalau Pak Bos emang gak anggap aku di dunia ini lebih baik aku tinggalkan aja dunia ini."

Halah! Dramatis banget gue!

Prilly menanti-nanti reaksi Ali. Ia penasaran apakah lelaki itu marah karena perkataannya. Tapi, saat ini tidak ada kemarahan sedikit pun yang ia temukan di mata Ali sampai lelaki itu berkata demikian yang cukup mengejutkannya.

"Itu lebih baik, tinggal lah di planet lain bersama dengan makhluk aneh sepertimu."

Mata Prilly membulat sempurna. "Apa??!! Huaaaa Pak Bos jahat!"

Beraninya lelaki itu mengatakan hal seperti itu padanya!

"Eh? Tapi Pak Bos bisa bercanda juga ya, hehe."

Tak ada perubahan dari raut wajah Ali.

"Cepat minggirlah! Aku sudah terlambat!"

"Gak mau!" Prilly langsung merentangkan tangannya. Kalau saja tangannya panjang mungkin ia bisa menjangkau kanan kiri pintu yang jaraknya cukup jauh hanya karena mencegah kepergian Ali.

"O ya Pak Bos, makasih atas waktunya kemarin sore bahkan sampai malam. Pak Bos udah beliin aku handphone, boneka, kita jalan-jalan, ternyata Pak Bos emang baik banget!"

"Sudah bicaranya? Minggir."

"Ih Pak Bos bentar dulu... bilang sama-sama sekarang!"

"Sama-sama."

"Aih Pak Bos nurut banget sama istrinya. Uhm, boleh aku ikut Pak Bos pergi?" Tanya Prilly kemudian.

Ali terkejut namun dalam sekejap berubah datar lagi.

"Kenapa mau ikut?"

Prilly tersenyum lebar lalu bersedekap.

"Aku kan istri Pak Bos, jadi boleh dong ikut Pak Bos ke mana aja? Lagi pula nih ya, asal Pak Bos tahu, aku itu kalau memiliki sesuatu posesif banget! Pak Bos kan milik aku sejak sebulan yang lalu, jadi aku bakal posesif sama Pak Bos! Ke manapun Pak Bos pergi aku harus tahu, sama siapa, dan ketemunya sama siapa. Kalau bisa sih aku ikut Pak Bos terus, mau Pak Bos mandi atau buang air, hehe."

"Tidak. Diam saja di rumah."

"Gak mau Pak Bos. Bosan!"

"Kubilang-diam-di-rumah," ucap Ali penuh penekanan.

Marry With BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang