MY : Part 6

Mulai dari awal
                                    

Oh Jesus..

Kilatan amarah di mata Abil,  dan nada suara dia yang begitu dingin,  nyaris membuat Alva menciut.  Demi Tuhan,  Alva lebih siap di maki maki,  mendengar Abil menangis,  memukulinya atau apapun itu.  Bukan berbicara sekalem ini.

Atau Alva memang tidak mengenal Abil? Atau selama ini, Alva yang salah menjudge Abil?

"Aku.. "

Untuk beberapa detik terkutuk itu Alva memikirkan jawaban yang pas. Mata lelaki itu terpleset ke kiri.

Tapi mungkin Alva tidak tau,  jika pertanyaan yang tidak langsung di jawab,  serta gerakan mata seperti itu adalah tanda tanda dari orang yang tengah akan berbohong. Dan sayangnya,  Abil bukan tipe yang mudah di tipu.  Melihat Alva yang terlihat bingung,  wanita itu bisa langsung menebak,  jika Alva tengah mencari alasan.

"Khilaf, " bisik Alva.

Abil langsung tersenyum miris seraya mengelus elus dahinya.  Nyaris saja,  dia ingin memberi tamparan di pipi Alva yang lainnya,  agar pas kedua pipinya meninggalkan bekas memerah.  Satu dari Papanya, dan satu dari Abil.  Tapi buat apa?  Rasanya tangan Abil terlalu berharga untuk menyentuh setan di depannya ini.

Jadinya,  wanita itu membenahi keinginannya lagi. Dia menghela nafas panjang.

"Khilaf ya? " Abil mengulanginya dalam bentuk pertanyaan.

Di depannya Alva sudah terlihat pucat pasi.  Pias seperti mayat.

Bukan,  dia bukan takut di tinggalkan Abil karena dia cinta Abil. Tapi Alva perlu membalas dendam pada si tua bangka itu lewat Abil.

Lagipula,  apa kabar rencananya yang selama 4 tahun ini dia susun? Kesabarannya selama 4 tahun ini untuk merebut perusahaan Rendra.  Membuat Rendra yang memohon mohon padanya. Sama seperti apa yang Rendra lakukan sepanjang Alva hidup di dunia ini. Harus berhasil.

"Khilaf itu, kalau di lakukannya cuma sekali. Kalau dalam hitungan bulan atau tahun,  itu masih di sebut khilaf ga? "

Alva diam.  Dia menelan ludah susah payah.

"Jadi intinya,  kamu memang sudah berapa lama selingkuhnya? "

Maunya Alva berbohong.  Tapi dia takut itu adalah pertanyaan jebakan.  Misal jika Alva bilang baru beberapa bulan ini,  tapi ternyata Abil sudah tau seberapa lama sebenarnya dia berhubungan dengan Mia, tewas riwayat Alva saat itu juga. Akhirnya,  dia berkilah

"Abil.." Alva sudah menyentuh tangan Abil. Refleks,  Abil melirik ke arah tangannya yang di tarik Alva. Yang kemudian, laki laki itu genggam.

Salahnya,  seharusnya jika memang gugup Alva jangan berani saling beesentuhan.  Karena tangan yang dingin dan berkeringat,  membuat Abil tau kalau Alva takut kedoknya terbongkar.

"Tidak penting seberapa lamanya, yang harus Abil tau kakak janji akan berubah.  Kakak akan akhiri hubungan kakak dengan Mia. Tolong Kasih kakak kesempatan hmm. "

Rahang Abil langsung terbuka mendengarnya.  Lalu dia menggelengkan kepala. Heran, ini orang mungkin memang mengganti otaknya dengan otak udang ya?  Tidak ada isinya sama sekali.

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang