7. Good bye

312 32 2
                                    

Hening
Hanya kata itu yang mampu mewakili keadaan yang Sung jae dan Nam joo alami di perjalanan pulang malam ini.

Nam joo terus saja menatap keluar jendela sembari menghardik dirinya sendiri karena berada di mobil Sung jae setelah kejadian tadi. Memalukan batinnya berujar.

Sung jae menghentikan mobilnya setelah sampai di sebuah rumah yang besar dan cukup mewah dengan pagar tinggi yang membatasi halaman rumah dan jalan.

"Gomawo" ucap Nam joo sembari menunduk. Tak mampu menatap sorot mata sahabatnya.

Sung jae menaikkan kedua sudut bibirnya membentuk senyum simpul lalu mengusap-usap surai panjang Nam joo penuh kasih sayang.

"Jaljayo" ucapnya lembut.

Tak dapat dipungkiri, pipi Nam joo benar-benar memerah kini. Gadis itu terus saja memegangnya dengan kedua tangan bahkan setelah Sung jae pergi sekalipun.

***

Sung jae tersenyum kecut di mobilnya. Merasa menyesal telah berbuat jahat pada gadis yang selama ini mendukungnya dalam keterpurukan.

Flashback

Sung jae tersenyum menatap Nam joo yang sedang duduk pada bangku panjang di halaman Kyunghee University. Pria itu mengerjap ke belakang bangku bersiap mengagetkan sahabatnya. Namun suatu hal mengagetkannya dan membuatnya mematung.

Nam joo sedang mengobrol dengan seseorang dibalik smartphone berbalut cas pink.

"Ne Eun ji eonni. Aku tak sabar bercerita denganmu. Cepatlah pulang"

"..."

"Sung jae? haha apa maksudmu?"

"..."

"Ah eonni. Apa terlihat begitu jelas kalau aku menyukainya. Ini memalukan"

Sung jae membalikkan tubuhnya 180 derajat. Melangkah ke arah yang berlawanan dengan Nam joo. Meninggalkan gadis itu tanpa sempat menyapanya.

Flashback off

Sung jae memacu kecepatan mobilnya lebih tinggi agar ia cepat sampai apartment nya dan beristirahat dengan tenang. Terlalu banyak hal yang mengganggu fikirannya hari ini.

***

Min hye melangkahkan sepasang kakinya menuju sebuah meja rias yang indah dan dilengkapi berbagai alat rias yang super lengkap. Gadis itu memposisikan tubuhnya untuk duduk di bangku kecil tempatnya berhias setiap hari.

Ia membuka sebuah pintu lemari kecil yang berada di bawah peralatan make up. Lemari kecil itu masih bagian dari meja riasnya.

Gadis itu menatap sebuah kotak kecil berwarna slow blue yang sedikit tertutup debu. Ia membuka kotak itu perlahan dan mengambil sebuah kalung berliontin melody musik yang sangat indah dan menawan karena dihiasi beberapa berlian.

Min hye tersenyum tulus memandang kalung itu. Ia tak tahu darimana asal kalung itu namun satu hal yang pasti. Kalung itulah yang menemaninya saat bergulat dengan maut.

Cukup sudah. Kalung itu tak seharusnya berdiam diri pada sebuah kotak. Bukankah kalung dibuat agar mempercantik leher seseorang?

Min hye membuka kaitan dan memasang kalung indah itu pada lehernya. Membuatnya nampak lebih cantik dan anggun.

Setelah puas berkaca. Min hye melangkah menuju ranjangnya. Sepasang mata indah dengan double eyelid nya menatap smartphone yang tergeletak di ranjangnya. Tampak tanda sebuah pesan disana.

Nampaknya gadis itu enggan untuk membuka pesan dari kekasihnya. Smartphone nya terus saja berdering tanda pesan baru. Namun tak satupun pesan dari Min hyuk ia baca. Merasa terganggu ia pun mengubah mode ponselnya menjadi silent mode. Dan kembali asik menatap liontin kalungnya. Tiba-tiba wajah seorang pria terlintas di otaknya. Tatapan lembut, sedih, dan rindu yang membaur menjadi satu.

***

Nam joo sedang termenung di balkon kamarnya sembari menatap langit yang dipenuhi bintang.

Pandangan gadis itu berpindah pada smartphone nya yang mulai bergetar. Tampak sebuah pesan dari kakao talk nya.

From : Zalddo6
Nam joo yya. Terimakasih untung semua dukunganmu selama ini. Aku akan pergi. Jangan mencariku, ara?

Sepasang indera penglihatan Nam joo membelalak dan hampir membuat bola matanya berpisah dengan kelopak. Gadis itu segera menghubungi Sung jae namun hanya terdengar kalimat menyebalkan yang justru membuatnya semakin cemas.

Nomor yang anda sedang tidak aktif. Tinggalkan pesan setelah bunyi bip

Nam joo menggigit jemarinya sembari menampakkan wajah pucat. Gadis itu benar-benar tak tahu harus melakukan apa sekarang. Butiran kristal bening mulai terjatuh dan mengaliri wajahnya yang masih berbalut make up ringan.

Ia menekan tombol dan bersiap mengucapkan pesan untuk Sung jae.

"Ya! Sung jae pabo. Eodiseo? waeyo? Apa yang terjadi? datanglah kesini dan ceritakan semuanya. Aku akan menjadi pendengar yang baik. Jinjja. Aku serius. Kembalilah pabo"

Tbc
26 Februari 2017
Elvina~

Remember that (COMPLETE)Where stories live. Discover now