Part 17: Kelicikan Divo dan Kesembuhan Ali

5.4K 377 13
                                    

Sebelumnya Saya minta maaf ya kalau part ini nggak jelas, alias awur-awuran. Maaf kalau banyak kata yang salah, sulit dipahami dan sebagainya. Mohon dimaklumi saya hanya anak kecil yang baru belajar menulis. dan maaf kalau saya terlalu ngaret buat ngelanjutin cerita ini, saya menulis tergantung vote dan coment (mungkin). Jadi jangan lupa Vote dan coment sesudah atau sebelum membaca ya! Tapi kalu Coment jangan cuma "Next" gitu doang ya, bukannya apa, tapi hargai penulis lah ya, udah capek mikir ide, terus ngetiknya, bahkan sampai 3000 kata lebih lo. La "Next" cuma 1 kata 4 huruf. Ya walaupun cerita saya nggak bagus.

Happy Reading!!

________________________________________________________________________________

Prilly berjalan tergesa-gesa di koridor Rumah Sakit. Ia berhenti di depan ruang VVIP. Tanganya sudah memegang gagang pintu tersebut, sebelum ia membuka pintu, ia menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya. Tangannya dingin, jantungnya berdetak tak beraturan, ia takut Ali tidak akan mau melihatnya. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, akhirnya ia membuka pintu itu pelan-pelan tapi pasti.

"Assalamualaikum." ia memberi salam ketika masuk ruangan itu.

"Wa'alaikum Salam." ucap Mama Maya. Prilly berjalan mendekati Mama Maya yang duduk di sofa.

Mama Maya tersenyum melihat kedatangan Prilly. Prilly mencium punggung tangan Mama Maya. Mama Maya memeluk Prilly sebentar, menyalurkan kebahagiaannya atas sadarnya Ali dari koma.

Mama Maya melepaskan pelukannya. Ia mengarahkan pandangannya pada ranjang Ali, tepat di mana Ali sedang tidur sekarang. "Dia sedang tidur Prill." ucapnya. Prilly hanya mengangguk, kemudian berjalan mendekati ranjang Ali, ia mendudukan dirinya di kursi yang ada di samping ranjang. Prilly mengelus pipi Ali dengan lembut, kemudian ia menggenggam tangan Ali yang bebas dari infus. Sedangkan Mama Maya keluar dari ruangan itu, membiarkan Prilly dan Ali sendiri, Mama Maya tahu, jika ada masalah dihubungan Ali dan Prilly. Tapi ia sebagai orang tua tidak mau terlalu ikut campur dalam masalah anaknya.

Ali mengerjapkan matanya kala ia merasa ada yang menggenggam tangannya, pria itu menatap langit-langit ruangan ini, kemudian ia mengalihkan pandangannya pada orang yang menggenggam tangannya. Ia sempat terdiam kala mata elangnya bertemu dengan si hazel kesayangannya, sedetik kemudian ia tersenyum kepada sang pemilik hazel kesayangannya.

Prilly belum membalas senyuman Ali, ia sedikit canggung karena masalah yang terjadi antara Ia dan Ali beberapa waktu lalu, kemudian ia membalas senyum manis Ali itu, ketika ia merasa tangan Ali yang ia genggam kini mengelus tangannya dengan lembut.

"Aku kangen kamu." lirih Ali.

"Aku juga kangen kamu." ucap Prilly.

"Maafin aku ya atas masalah yang kemaren, aku terlalu terbawa emosi." ucap Ali.

Prilly menggeleng. "Nggak, ini bukan salah kamu, ini salah aku yang juga terbawa emosi, maaf...."

"Syuttt. Udah kita sama-sama salah." Ali membungkam bibir Prilly dengan jari telunjuknya.

"Tapi li...." Prilly kembali berucap, tapi Ali segera membungkam bibirnya menggunakan jari telunjuknya lagi.

"Udah, kita lupain masalah yang terjadi dihubungan kita kemaren ya?" Prilly hanya mengangguk.

"Kamu udah makan belum?" tanya Prilly, Ali hanya menggeleng.

"Ya udah aku beliin makan buat kamu dulu ya." ucap Prilly, ia segera beranjak dari duduknya, tapi pergelangan tangannya ditahan Ali.

Prilly mengernyitkan dahinya. "Kenapa?"

"Nggak usah beliin aku makanan, aku masih kangen sama kamu. Jadi kamu disini aja, biar nanti Mama yang beliin makanan buat kita." ucap Ali.

BAD GIRL!! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang