Chapter : 7

1.2K 120 30
                                    

Hidup ini benar-benar bagaikan sebuah drama.

Semua sudah digariskan pada takdirnya masing-masing.
Mungkin baru kemarin kami merasakan sebuah suka, sebuah kebersamaan antara keluarga.

Aku percaya bahwa di dunia ini selalu diciptakan tentang dua hal, yakni suka dan duka atau apapun yang saling berlawanan.

Keluarga kami, yaa sebut saja kami.
Aku, Eun Hee, Channi dan Eun Woo.

Kenapa kami tidak bisa pernah sejalan, aku mencoba dan terus mencoba. Mencoba meyakinkan
Chan Hee agar bisa membuka hatinya untuk Eun Hee dan Eun Woo.

Tapi melakukannya tak semudah kita membalikan tangan bukan ?

Antara Chan Hee yang keras kepala atau aku yang kurang mendidiknya.

Heiz, mengingatnya saja bahkan aku sedikit kesulitan.

Aku pernah berusaha untuk menutup hatiku pada siapapun setelah melihat perselingkuhan Jae Hee dulu bersama pengacara sialannya itu.

Tapi sial, seberapa keras aku mencoba aku justru termakan ucapan ku sendiri.
sumpah serapahku untuk tidak lagi mencintai seseorang, meski orang itu telah berada dihadapanku sekalipun.

Aku merasa menjilat ludahku sendiri jika seperti ini, dan aku telah membuktikannya sendiri dengan aku jatuh cinta pada Eun Hee.

Berusaha mencintainya apapun keadaannya.

Jangan lupakan tentang Chan Hee anakku, Aku sangat ingin ia berusaha menerima Eun Hee sebagai ibunya.

Memanggil Eun Hee dengan sebutan 'eomma' seperti anak pada umumnya.
Namun, sampai saat ini pun anak itu selalu memanggil Eun Hee dengan sebutan 'ibu itu'.

Tuhan, sampaikan kudus-Mu pada puteraku.

Jae Hee, wanita itu akhir-akhir ini sering mengunjungi Chan Hee ke rumah kami.
Aku memang jarang menyaksikannya sendiri, karena kesibukan ku di perusahaan.

Tapi Eun Woo selalu banyak bercerita padaku setiap malam saat aku mengunjunginya, memastikan ia akan tidur nyenyak atau tidak.

Terkadang aku juga membacakannya sebuah dongeng.
Dan itu baru dimulai beberapa hari yang lalu, saat aku menyadari bahwa Eun Woo juga membutuhkan kasih sayangku.

Itu mungkin hal yang wajar jika
Jae Hee mengunjungi Chan Hee , tapi yang kufikirkan adalah bagaimana perasaan Eun Hee.

Mungkin istriku merasa terusik dan tidak nyaman dengan kehadiran
Jae Hee.

"hallo,appa" suara diseberang sana terdengar sangat antusias.

Baru beberapa jam yang lalu kami berpisah, setelah mengantarnya ke sekolahnya.

mungkin anak itu baru tiba di rumah lima belas menit yang lalu.

"Eun Woo-ya, apa kau baru pulang? kau sudah makan eoh?" tanyaku berbasa-basi melalui sambungan telepon ini.

"ne,appa. Eomma membuatkanku puding cokelat, appa mau?" tawarnya terkikik, dan aku hanya tertawa renyah mendengar candaannya.

Bahkan aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya, sekalipun pada Chan Hee yang telah beranjak dewasa ini.

"heol, appa sangat ingin tapi appa harus bekerja eoh" gurauku kini, aku memang sengaja meluangkan waktu ku untuk barang sekadar mendengar suara menggemaskan anakku itu.

"heiz, arra. appa jangan lupa makan, eomma yang mengatakan" entah kenapa mendengar penuturannya yang ini membuatku terus tersenyum
seperti idiot.

Ours Mom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang