Ryu menoleh lalu tersenyum menyambut sapaan ceria Ziya. Dengan lembut Ryu mengacak rambut Ziya, sangat menggemaskan melihat gadis kecilnya ini.
Seperti biasa setiap jam istirahat Ziya dan Ryu nongkrong di taman. Ziya menceritakan semua kejadian kemarin kepada Ryu. Betepa kagetnya Ryu dengan semua fakta yang dia dengar.
" Seharusnya gue seneng kak bisa nikah sama Cowok yang gue kagumi tapi... pernikahan ini di dasarkan karena bisnis semata, dan gue ngerasa ini hanya sebuah permainan " ujarnya terdengan frustasi.
Ryu menjadi ikut sedih melihat Ziya, lalu Ryu menyeringai dan mulai memainkan gitarnya.
"satu bahasa jutaan makna cerita
satu kata perkata diawal langkah pertama
ini saatnya kita tentukan langkah baru
bergerak maju berwarna dan berdebu
aku disini dan engkau disana
bersama coba langkahi semua bendera
redam amarah… mari bersuara
bicara bahasa kita dengan banyak cinta... wah gue lupa lanjutannya" ucapnya
Ziya langsung tersenyum geli dan mulai melanjutkan lirik selanjutnya.
"maju bergerak hadapi semuanya
membuka mata lebar “rude boy” haa… lupakan luka
karna untuk terus berada didalam garis
kau tau pasti… jadi orang harus optimis
please, tepislah egois, ku tak perlukan diss…
hanya langkah optimis… realistis?!
menggores tinta dengan sentuhan klasik
membakar jiwa… dengan teknik terbaik!! c’mon!! " Ziya tersenyum lebar dan di balas Ryu sembari terus memainkan gitarnya.
"woy maju tak gentar, membela yang benar
tetap semangat!!
woy pantang menyerah, terus melangkah
tetap semangat!! " lanjut mereka bersamaan.
Satu-satunya tempat mengadu bagi Ziya hanyalah Ryu. Dia tahu bersama Ryu bisa membuatnya tersenyum dan Ziya sangat sayang dengan cowok yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri.
Ziya dan Ryu sedikit heran dengan teriakan gadis-gadis di kelas. Dahi mereka berkerut,tak biasanya kelas mereka ramai seperti ini. Lalu salah satu teman Ziya berlari ke arahnya.
" Ziya loe beruntung banget... selamat yah... "ujarnya di ikuti beberapa murid di kelas yang juga mengucapkan kata selamat. Perasaan Ziya langsung berubah khawatir " mampus, jangan-jangan mereka tahu kalau gue udah nikah " ucap batinnya getir.
Ziya semakin heran dan khawatir sampai Ryu menepuk pundak Ziya. Dan berbisik " Alex ada di sini, tepatnya di samping bangku loe " ucapnya.
Mata Ziya langsung melacak kebenaran ucapan Ryu dan benar saja, Alex berada di samping kursinya sedang sibuk membaca novel sembari mendengarkan musik dari iphone-nya.
" Tuhan apa lagi ini " ujarnya semakin bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Bisnis
RomanceMenikah karena bisnis mungkin sudah nasib Ziya, gadis 17 tahun ini terpaksa harus menikah dengan orang yang membencinya. Please kritiknya ^^
Pernikahan Bisnis - - > 2
Mulai dari awal