Chapter 23

3.3K 187 45
                                    

Dengan sisa sisa tenaga mereka, mereka masih berusaha mengalahkan lawan mereka.

Hingga tiba tiba, Ghaida keluar dari salah satu pintu dan menyerukan nama Kinal keras sambil mengarahkan senjata ke arah Kinal yang membuat Kinal menoleh kearahnya.

BRAKKK!!!

Dor..

Dor..

"KINALLL!!!"

*****
Ve, Jeje, Beby, Shania, Naomi, dan Sinka berdiri mengelilingi gundukan tanah yang sudah mereka taburi bunga sebelumnya. Rintik rintik hujan sudah mulai membasahi baju mereka. Setelah dirasa cukup, mereka mulai menegakkan mereka dan saling memberi senyum satu sama lain.

"Yuk kita balik." Jeje mulai membuka suaranya.

Dengan langkah berat akibat tanah merah yang mulai menempel pada sepatu mereka, mereka berjalan kembali pada mobil mereka.

Seperti saat saat sebelumnya selalu Beby yang akan membawa mereka kembali ke rumah mereka. Tidak ada yang berubah setelah selesainya pertempuran mereka dengan Nakagawa Group. Ya mereka berusaha agar tidak ada yang berubah. Kecuali Naomi dan Sinka yang sekarang juga tinggal bersama mereka serta beberapa orang lainnya.

Suasana mobil yang dikendarai oleh Beby sangat sunyi bahkan mereka bisa saling mendengar deru nafas mereka satu sama lain.

"Ve? Udah gausah galauin Kinal mulu. Kalo lu sedih, Kinal juga pasti sedih." Jeje membuka suaranya menegur Veranda yang terus termenung.

"Kamu ga ngerti Je"

"Gua ngomong gini karena gua ngerti Ve. Karena gua kenal sama Kinal. Kita sedih, dia juga bakal sedih. Kalo kita bahagia, dia juga bakal bahagia. Itu prinsip dia."

"Tapi ga semudah itu Je, dia udah ngorbanin semuanya untuk kita."

"Nah, karena itu Ve! Lu harus ngehargain semua pengorbanan Kinal. Lu gamau kan semua pengorbanan dia sia sia?"

Ve terdiam tidak mampu menjawab perkataan Jeje. Begitupun dengan mereka yang sedari tadi memperhatikan perdebatan Jeje dan Veranda.

"Beb? Balik arah. Kita ketempat Kinal lagi?"

"Ve?!"

"Percaya sama aku Je. Puter arah Beb!"

"Eh? Iya kak."

Dengan kecepatan sedang Beby mengendarai mobilnya menuju tempat Kinal berada.

Flashback On

Dengan sisa sisa tenaga mereka, mereka masih berusaha mengalahkan lawan mereka.

Hingga tiba tiba, Ghaida keluar dari salah satu pintu dan menyerukan nama Kinal keras sambil mengarahkan senjata ke arah Kinal yang membuat Kinal menoleh kearahnya.

BRAKKK!!!

Dor..

Dor..

"KINALLL!!!"

Segerombolan orang datang mendekat ke arah Kinal dan salah satu dari mereka langsung mengangkat Kinal dan membawanya pergi. Disusul dengan yang lain membantu teman teman Kinal berjalan mengikuti arah orang pertama yang membawa Kinal.

Sementara itu beberapa orang juga mendekat kearah Ghaida dan memeriksa denyut nadi dari mereka.

"Gimana Mel?"

"Udah gaada om. Ghaida udah gaada kita menang."

"Oke deh, kamu tolong urus semuanya ya. Om mau ketempet Ve dulu."

Hate [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang