Dashing 4

3.4K 205 29
                                    


Happy Reading....

Ruu POV

"Gue duluan yah." Pamitku pada teman temanku. Mereka pun menyahut dan aku pun pergi meninggalkan mereka. Hari ini dapat lagi keseruan yang menjadi hobiku. Apalagi kalau bukan tawuran atau berkelahi dengan anak sekolah lain. Aku menghajar para geng sekolah lain agar mereka tau bahwa tidak ada yang bisa melawan diriku maupun gengku. Aku keluar dari baseku dan melihat hari masih terlalu awal untuk pulang. Aku sebenarnya berencana pulang tapi kalau masih jam segini aku mau bikin apa coba di rumah. Di rumah tuh ngebosanin tak ada kehidupan. Malas banget dengar omelan yang bikin kepalaku pusing. Tapi aku bingung, enaknya kemana yah? Ke mall aja kali yah untuk ngehilangin bosan sekalian cari cari barang yang menarik.

Aku pun menaiki motorku dan mulai melajukannya menuju ke mol. Aku membawa motor dengan kecepatan yang cepat. Maklumlah, aku orangnya emang suka ikut balapan liar juga. Aku tuh orang yang tidak takut mati dan bukannya kita hidup Cuma satu kali oleh karena itu kita jalani hidup kita dengan semaunya. Hidup cuma sekali cuy, jangan sia siain belajar yang tidak penting itu dan rela rela membuang waktu yang banyak untuk melakukan hal seperti itu. Hey! Masa remaja kita tuh hanya terbatas dan membuatmu terkekang dengan tugas yang menumpuk. Hell no! gak akan terjadi dan itu bukan prinsip akulah. Di kamus ku tidak ada yang namanya belajar yang rajin. Bila ada yang bilang bahwa aku adalah penerus bangsa, persetan lah dengan hal itu. Aku gak mau repot mikirin hal hal yang tidak penting seperti itu. Biar aja mereka korupsi atau apa, itu bukan urusanku dan bukan hal yang harus kupusingi. Bodoh amat dengan itu.

Setelah membalap di jalanan akhirnya aku sampai di mall. Yah bisa dibilang ini mall yang besar di kota ini. Setelah memakirkan motorku di parkiran, aku masuk ke mall dengan lift yang tersedia di lapangan parkir tersebut. Setelah keluar dari lift, aku langsung sampai di lantai 2 di mana banyak ios tempat untuk membeli pakaian. Aku mencoba berkeliling dan melihat lihat pakaian, siapa tau ada yang menarik buatku. Setelah berkeliling dan tidak mendapatkan hasil, aku berniat ke lantai 4, dimana banyak tempat hiburan seperti TimeZone, bioskop, toko buku dan yang lain lain. Aku mencoba ke bioskop dan melihat siapa tau ada film yang menarik namun tidak sesuai harapan. Aku pengennya main TimeZone tapi entah mengapa aku nggak mood. Setelah berjalan jalan ,aku terhenti pada toko buku di depanku. Aku malas masuk ke tempat ini sebenarnya namun aku sepertinya ingin mencari tempat yang membuatku nyaman. Akhirnya aku masuk ke dalam toko buku itu dan mencari cari buku seperti pelanggan yang lainnya. Kalian salah jika mengira aku membaca buku pelajaran karena yang sekarang aku pegang ini adalah sebuah komik. Jangan mengira aku ini tidak pernah membaca buku. Aku juga membaca buku yah walaupun buku komik tapi kan bukannya itu hal yang bagus. Aku dengar kata pepatah yang bunyinya tuh seperti ini 'Membaca adalah jembatan ilmu' jadi kan aku juga berilmu. Saat asik asiknya membaca komik, aku mendengar suara dari bilik sebelah dan sepertinya aku mengenal suara itu.

"Eh maaf, ambil aja bukunya." Kata orang dibilik sebelah . Sepertinya suara ini aku mengenalnya, tapi siapa.

"Oh gak apa apa kok. Sepertinya aku mengenalmu." Ah, kalau ini aku kenal, ini suara Gyon. Oh jadi dia pergi kesini. Aku mencoba mengintip di sebelah dan melihat dengan siapa Gyon bicara. Oh tidak! Anak itukkan...... Taka

"Kamu.... Kamu Taka kan. Anak yang nabrak aku tadi di wc"

"Kamu Gyon kan?"

"Yah, aku Gyon. Kamu kesini mau nyari buku yah."

"Yah begitulah. Kamu mau ngambil buku ini? Yaudah ambil aja untukmu." Setelah lama mendengar mereka saling berbicara, akhirnya mereka berencana untuk pergi membayar buku di kasir. Aku membuntuti mereka walaupun tidak terlalu dekat aku masih bisa mendengar perkataan mereka berdua. Apakah Gyon udah kenal sama anak itu? Kenapa mereka bisa dekat banget.mereka bicara seperti orang sudah kenal lama. Yang aku tahu tuh anak susah dapetin teman. Selama disini aja, hanya aku saja yang dekat padanya dan secara logikanya hanya aku satu satunya teman yang dia punya. Aku penasaran sejak kapan dia bisa dekat seperti ini. Entah mengapa ada rasa menggangguku. Aku merasa iri melihat mereka berdua.

Setelah berkeliling mengikuti mereka, akhirnya mereka sampai di di restoran italia. Aku juga melihatnya dari jauh sekalian memesan makanan juga disini karena aku kelaparan membuntuti mereka. Tak lama pesanan ku lebih duluan sampai daripada pesanannya dan akupun menyegerakan makan. Saat makananku sudah mau habis, makanan mereka baru sampai. Yah kalau dilihat lihat saat ini restoran sangat ramai jadi pasti karyawan disini kesulitan. Persetan! Buat apa aku mikirin karyawan disini, emang apa urusanku. Tiba tiba aku melihat mereka dan aku melihat pandangan yang membuat hatiku seperti diremuk. Aku melihat Gyon membersihkan bibir Taka dengan jarinya dan kelihatan Taka yang bersemu merah dan menandakan bahwa dia sedang malu malu. Sial! Aku merasa kacau!. Aku merasa kehilangan mood untuk makan dan dadaku terasa pedih melihat itu. Aku berdiri dan meninggalkan restoran itu setelah memanggil pelayan untuk membawakan bill padaku. Aku langsung menuju ke tempat parkir dan tujuanku sekarang adalah pulang ke rumah. Mungkin aku terlalu kelelahan hingga aku merasa sakit di dadaku atau mungkin pukulan tadi saat tawuran baru terasa sekarang. Entahlah aku tidak mengerti kenapa tapi aku merasa lelah sekarang dan berniat untuk pulang dan berusaha melupakan apa yang terjadi.

Setelah sampai di rumah, aku langsung memakirkan motorku dan segera masuk ke dalam rumah. Saat membuka pintu rumah, bukannya di mencari ketenangan malah ketemu lagi biang masalah.

"Kalau masuk ke rumah salam dulu." Kata perempuan paruh baya di depanku ini. Siapa lagi kalau bukan Mamaku 'TERSAYANG'.

"Hufft... aku pulang." Kataku dengan nada yang malas.

"Telat." Katanya dengan singkat padat dan jelas dank arena itu pula bisa membuatku merasa naik darah.

"Cih, beri salam salah! Tidak beri salam juga salah! Kalau begitu aku harus apa?" Kataku dengan nada yang agak naik dari sebelumnya.

"Ibu hanya ingin yang terbaik buatmu Ruu."

"Yang baik menurut ibu tuh tidak tentu baik menurut mama. Mana ada yang bisa mengerti aku di dunia ini. Yang ada hanya perkataan bullshit, hanya omong kosong dan tidak ada buktinya. Lebih baik aku mengurusi hidupku sendiri saja dan tidak perlu bantuan dari siapa siapa." Setelah itu aku langsung bergegas masuk ke dalam kamarku dan menutupnya agar tidak ada gangguan lagi.

Side Story

"Ruu kamu di dalam? Mama masuk yah."

"hmm."

Terdengarlah suara kaki yang masuk ke dalam kamar Ruu.

"Maafin Mama yah soal yang tadi."

"Aku udah maafin kok."

"Syukurlah, mama boleh tanya."

"Boleh aja."

"Kenapa nilai kau 0 kali ini, dan hanya kau yang mendapat nilai 0"

"Bukannya itu prestasi yang gemilang? Tidak ada yang bisa mendapat nilai 0 selain aku kan, oleh karena itu harus dibanggakan."

"Hummm, terserahlah."


Lagi update nih!!!
Lumayan juga penggemar cerita ini.
Semoga senang baca terus ceritaku ini yah!!!


-Gee-

Be A Cool Boy : The BeginningWhere stories live. Discover now