Welcome to 2nd Grade

Mulai dari awal
                                    

"Aku masuk kelas apa, ya?" gumamnya tepat ketika ia menemukan pegangan di dalam bus. Berhubung banyak anak sekolah dia jadi tidak bisa duduk. Pikirannya menari kesana-kemari; masih ingin liburan, malas sekolah, belum tahu berita entertaimen terbaru, belum ganti ransel, butuh kaus kaki baru. Seacak-acakan itu. Ajaibnya, dia masih bisa menyeimbangkan tubuh kendati sedikit terlempar berkat kolaborasi gas dan rem si pengemudi.

Pikiran Runa baru sampai pada menu makan siang nanti, saat beberapa orang bergantian menyenggol bahunya. Dia mengerjapkan mata. Yang ia lihat adalah sekian anak sekolah sedang turun dari bus. Untung saja Runa sudah bangun, jadi dia tidak melewatkan halte dekat sekolahnya.

Setelah menapakkan kaki di lantai halte, Runa sedikit merenggangkan leher. Kantuknya sudah berangsur hilang─

"Akk!"

─hanya berangsur, bukan hilang sepenuhnya. Rupanya mengadu kening dengan tiang halte manjur juga untuk mengembalikan kesadaran. Buktinya ketika manik Runa menebar pandang─sementara tangannya mengelus kening, ia langsung melotot tak percaya.

"Kenapa aku turun di sekolah Sunyoung?!"

Baiklah Kwon Runa, sudahi sesi terkejutnya. Lebih baik lekas mencari bus menuju sekolah saja.


-0-


Untuk ukuran siswa yang baru saja naik ke tingkat dua, Sehun memberi kesan terlalu santai. Bukan hal yang penting dibicarakan, sih. Tapi dibanding Taehyung yang bahkan sudah membubuhi parfum pada seragamnya sejak jauh-jauh hari, rasanya Sehun memang beda sekali.

"Sehun, tidak berangkat bersama adikmu?" suara lembut ibunya tak memberi efek pada perubahan ekspresi Sehun. Lelaki ini justru semakin mempercepat acara tali-menali sepatunya.

"Kami beda sekolah." Hanya itu dan ia pun memberi debam pintu pertanda sedang ingin bergegas pergi.

Sehun tidak suka jika hidupnya dicampuri orang lain. Bukannya ia tidak bisa menerima sang ayah menikah lagi dengan janda beranak satu. Tapi, yah, rasanya mendadak punya ibu baru yang memberi perhatian bersensai aneh, dan adik yang perlu diperhatikan, sedikit membuat tak nyaman. Mungkin setengah tahun beradaptasi masih belum cukup untuknya. Sehun sendiri tidak tahu berapa lama ia akan terbiasa, atau setidaknya mulai terbiasa.

"Sehun!" Seorang gadis berseragam serupa melambaikan tangannya dari halte. Sehun hanya memicingkan mata, "O, Irene. Apa aku berangkat terlalu pagi?" Dia berhenti tepat di samping sang gadis. Biasanya memang Irene selalu berangkat pagi─beda dengan Sehun.

"Masih kurang pagi untuk mengalahkan Taehyung. Dia pasti sudah ke sekolah sejak tadi." Irene mengedik bahu. Yakin bahwa karibnya yang satu lagi sudah berdiri di gerbang, dengan gaya menjijikkan untuk menarik perhatian para anak baru yang sebagian berbaju kedodoran. Sementara Sehun hanya terkekeh sebentar sebelum teringat sesuatu, "Eh, bagaimana kau tahu?"

"Bukannya sudah jelas? Taehyung berkoar begitu sejak lama, bukan?"

O, iya, Sehun hampir lupa. Pikirannya terlalu penuh dengan masalah ibu dan adik tirinya. Hah, yang harus disyukuri adalah paling tidak Sehun tak perlu satu sekolah dengan si adik.

Berhubung bus sudah lumayan penuh, Sehun dan Irene terpaksa harus berdiri. Beberapa obrolan biasa mereka lontar. Sebagai ukuran mantan kekasih, mereka jauh dari kata canggung. Mungkin karena hubungan mereka dulu terlalu awal untuk dikatakan serius. Dan lantas menjadi karib di SMA tidak masuk dalam hal buruk, kan? Karib yang sebenarnya memang saling membutuhkan.

Begitu bus sampai di halte dekat sekolahnya, Sehun dan Irene bergegas turun.

"Sebentar, tali sepatuku lepas," ucap Irene sebelum berjongkok untuk mengikat kembali tali sepatunya. Beberapa siswa mendahului mereka berjalan menuju sekolah. Sehun masih menebar pandang, hingga menemukan satu, dua kawan lelakinya beberapa meter di depan. Baru saja ia ingin membuka mulut untuk melontar panggilan, sebuah suara samar menarik perhatiannya.

Suara benturan dan sebuah pekikan kecil.

Sontak Sehun menoleh, mendapati seorang gadis sedang memegang kening. Otaknya sedang merangkai hipotesis tentang suara barusan, saat si gadis sedikit berseru kesal.

Sehun mengeryitkan kening melihat seragam yang dipakai sang gadis memang berbeda. Ah, apa gadis itu salah turun halte? Yang benar saja! Sangat konyol.

"Sehun, lihat apa, sih? Ayo jalan."

Baiklah Oh Sehun, sudahi sesi memerhatikan hal tidak pentingnya. Lebih baik lekas ke sekolah dan menyeret Taehyung yang masih berulah di gerbang sana.



2ND GRADE [Sehun EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang