•IP 19 - Mencari Tahu

17.1K 991 13
                                    

Ferro, Asya, Kenan dan Inara sedang berada di kantin sekarang. Mereka berempat berkumpul disana, kecuali Rey dan Titan yang sibuk dengan doi mereka masing-masing.

"Gue masih penasaran sama meninggalnya Lena," ucap Inara tiba-tiba. Padahal sebelumnya mereka membahas sesuatu diluar itu, tetapi entah mengapa tiba-tiba saja hal itu terlintas dibenak Inara.

Ketiga orang yang bersamanya itu lantas menoleh menatapnya. "Kan udah jelas dia meninggal dibunuh." Ucap Ferro.

"Iya, tapi kan belum tahu siapa yang bunuh bahkan perkosa dia." Jelas Inara. Jujur saja ia masih sangat penasaran dengan hal ini.

"Gue juga sih, masa ngga ada jejak gitu ya tentang pembunuhannya. Bukannya di gedung teater ada cctv yang terus nyala 24 jam." Timpal Kenan, ia pun masih tak habis pikir.

Di gedung teater memang ada cctv yang menyala 24 jam disetiap sudutnya. Karena ruangan itu sering digunakan untuk penyimpanan barang-barang milik sekolah.

"Mungkin ada yang nyuri hasil rekaman cctv pas waktu kejadian, atau mungkin dihapus. Kan rekaman cctv bisa dibentuk jadi dvd gitu," tambah Asya.

Benar apa yang dikatakannya, rekaman cctv bisa saja dicetak menjadi dvd dan rekaman yang terekam di komputer itu dihapus oleh oknum yang memang sudah berniat buruk.

"Dan apa hubungannya semua ini sama pak Wira?" tanya Kenan.

"Mungkin aja pak Wira juga terlibat dalam masalah ini," ucap Ferro.

"Pak Wira kan kepala koordinator ekskul teater, pasti dia tahu soal ini." Asya menambahi ucapan Ferro.

"Gue mau selidikin masalah ini."

000

Kini Kenan dan Inara sedang berada di sebuah cafe. Mereka sengaja datang kemari untuk mendiskusikan sesuatu yang mereka anggap penting.

Tadi sewaktu disekolah, Kenan sudah mengatakan kalau ia akan menyelidiki kasus ini dan Inara pun setuju ikut membantu. Karena ia sendiri pun penasaran motif dibalik masalah ini.

"Semua yang dijelasin sama Levin ga lengkap menurut gue. Dia cuma jelasin secara garis besar doang," ucap Kenan.

"Mulai kapan kita buka kasus ini?" tanya Inara.

Kenan terlihat berpikir sebentar. "Sekarang, kita kembali ke sekolah." ucapnya dadakan.

"Sekarang?" dan Kenan mengangguk pasti. Ia bangkit dari duduknya dan keluar dari cafe. Tak lama Inara pun menyusulnya keluar cafe.

"Harus sekarang banget ya Nan?" tanya Inara memastikan. Lagi-lagi cowok itu mengangguk. Beberapa menit kemudian, mereka sudah melaju meninggalkan cafe menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah gerbang belum ditutup, dan masih ada pak satpam di posnya.

"Pak boleh pinjem kunci gedung teater?" tanya Kenan to the point.

"Buat apa? Jam sekolah udah abis, jadwal latihan teater bukan hari ini." Ucap Pak Satpam.

"Saya di suruh pak Wira buat ngambil properti teater yang ketinggalan, soalnya ada beberapa properti yang mau dipake latihan tapi bukan di gedung teater latihannya." Ucap Kenan panjang lebar. Akhirnya pak satpam memberikan kunci gedung itu kepada Kenan.

Dengan langkah kaki besar Kenan masuk ke dalam sekolah, melewati koridor-koridor kelas untuk sampai di gedung teater yang berada cukup jauh dari area kelas.

"Nan kenapa ke gedung teater?" tanya Inara disela-sela langkah mereka menuju gedung.

"Karena kita bisa dapat petunjuk dari akar masalah di sana." Jawab Kenan.

Tepat di depan pintu yang tingginya 2 meter itu, Kenan segera membukanya menggunakan kunci yang dibawanya tadi. Setelah pintu terbuka Kenan melangkahkan kakiknya masuk, dan hal aneh kembali ia rasakan.

Begitu juga Inara, ia mengikuti langkah Kenan yang menuju masuk. Saat mereka telah berada di dalam, Inara tak sengaja melihat bayangan yang lewat dihadapannya. Inara dapat merasakan kehadiran seseorang diantara mereka sekarang.

"Tampakkan wujud siapapun kamu," pinta Inara. Cukup lama Inara menunggu orang itu memunculkan wujudnya, hanya sekilas angin lewat yang dirasakannya pertanda kalau dia ada di dekatnya.

Sedangkan Kenan sudah jauh berjalan dari Inara yang sedari tadi diam saja di tempatnya. Kenan berjalan dengan menutup matanya, mencoba reka ulang kejadian di setiap langkah yang ditapakinya.

Sekilas kejadian terlihat di pikirannya, walaupun tidak jelas tapi Kenan dapat melihatnya walaupun sedikit.

"Kenan," panggil Inara. Suaranya menggema di ruangan besar itu, membuat Kenan kembali ke alam sadarnya.

Kenan berbalik, berjalan mendekati Inara yang masih berada di tempatnya. "Kenapa Na?" tanya Kenan melihat perubahan mimik Inara.

"Tadi dia menampakkan dirinya, tapi cuma sebentar dan gue ngga lihat terlalu jelas wajahnya." Jelas Inara.

"Muncul sekali lagi gue mohon, kali ini lebih lama dan lebih jelas. Kita disini bakal bantu lo, kita tahu pasti lo ngga tenang karna tersangkanya belum diketahui." Ucap Kenan.

Tak lama setelah Kenan mengucapkan kalimat itu, bulu kuduk Inara merinding. Ia merasakan kalau seseorang itu ada di dekat mereka. Inara mencengkram lengan Kenan kuat-kuat, ia sepertinya ketakutan. Walaupun ia memang sudah biasa melihat sosok seperti itu, tapi beda halnya dengan ini, entah kenapa.

Merasakan lengannya yang dicengkram kuat oleh Inara, Kenan menoleh dan menggenggam tangan Inara. "Jangan takut, ada gue. Kita hadapin sama-sama."

"Dia ada di dekat kita Nan," tutur Inara. Kenan mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, tapi ia belum melihat sosok yang dimaksud Inara. Inara dapat merasakan kehadirannya, tapi tidak dengan Kenan.

Beberapa saat kemudian, muncullah sosok yang sedari tadi mereka tunggu. Seorang perempuan muncul dihadapan mereka dengan tiba-tiba membuat Inara kaget dan bersembunyi dibalik punggung Kenan.

"Lo Lena?" tanya Kenan dengan arwah itu, ia pun mengangguk.

"Kita disini mau bantu lo, gue harap lo ngga keberatan. Gue tau semua ini dari Levin, kakak kembar lo." Ucap Kenan.

Dapat Kenan lihat wajah Lena menjadi murung ketika ia menyebut nama Levin. Pasti gadis ini merindukan saudara kembarnya.

"Lo beneran Lena?" tanya Inara, ia sudah berani menatap arwah yang kini di depannya. Yang ditanya hanya mengangguk, dan tak lama menghilang.

"Len kita belum selesai, masih banyak yang pengen gue tanyain ke lo." Ucap Kenan. Tapi Lena sudah menghilang entah kemana. Oleh karena itu, Kenan mengajak Inara pulang dan akan melanjutkan misinya besok.




Uuuu sumpah nulis ini aja merinding, bagaimana dengan kalian? Apakah part ini kurang greget?

Maaf kalau tidak memuaskan hehe

Jangan lupa vote dan komentar ya

Salam,

Wulan Purnamasari

BACA JUGA CERITA YANG BARU AKU POST. JUDULNYA JOMBLO SAMPE HALAL :)

INDIGO PAIR 1Where stories live. Discover now