Karena Lu Yue-juan sedang bertarung dengan Shen Yu, dia tidak melindungi posisinya dari serangan arah lain. Kait yang bergerak sudah membawa hembusan angin kencang kemudian menyerang Lu Yue-juan.

Shen Yu berteriak, "Jangan melukai putriku!"

Suara Shen Yu belum selesai, sudah mendengar suara teriakan yang keras dan darah langsung bermuncratan.

Sebilah pedang panjang sudah masuk ke pundak kiri Yu Wen Huan dan keluar dari pundak kanannya. Tubuh Yu Wen Huan yang besar pun terjatuh.

Ternyata Ma Zao-ling melihat musuh begitu banyak dan pihaknya berjumlah sedikit.

Guo Shi Luo dan yang lainnya sudah tidak mau menurut aturan dunia persilatan lagi. Mereka berramai-ramai mengepung adik seperguruan. Dia marah dan mengeluarkan serangan ganas. Yu Wen Huan pun segera mati di bawah pedangnya.

Begitu Yu Wen Huan mati, Ma Zao-ling membawa pedang yang bernoda darah itu dan mulai menyerang Guo Shi Luo.

Perubahan yang terjadi begitu cepat seperti kilat, membuat orang menjadi kaget dan berdiri dalam keadaan bengong.

Shen Yu pun kaget hingga terpaku. Lu Yue-juan mengambil kesempatan ini, dia terus menyerang Shen Yu. Dengan jurus Tabib Bodoh Berobat, dia menyerang Shen Yu.

Shen Yu tahu bagaimana kelihaian jurus ini. Dia mundur beberapa langkah tapi tidak disangka Lu Yue-juan mengganti jurusnya dengan jurus Dewa Kematian Melempar Pena. Dia melepaskan pedangnya seperti senjata rahasia.

Karena tidak sempat menghindar lagi pundak kiri Shen Yu akhirnya terkena tusukan pedang dan darah pun bermuncratan.

Shen Yu marah dan berkata, "Anak durhaka, kau berani melukai ayah kandungmu?"

Begitu Lu Yue-juan mendengar Shen Yu mengatakan bahwa dia adalah ayahnya, Lu Yue-juan bertambah marah lagi. Tapi pedang sudah dilepaskan olehnya. Dengan tangan kosong benar-benar sulit menahan serangan Shen Yu. Lu Yue-juan terdesak mundur.

Ma Zao-ling melihat keadaan seperti itu, dengan cepat dia berlari kesisi Lu Yue-juan dan berkata, "Adik, sambutlah pedang ini!"

Pedang itu adalah pedang pusaka Yu-quan-guan. Memotong besi seperti memotong tanah. Karena Biksu Yuan Chen sudah memerintahkan Ma Zao-ling agar membantu Wisma Bai-ma, maka pedang ini dipinjamkan kepadanya.

Sekarang tangan Lu Yue-juan telah memegang pedang pusaka Yu-quan-guan, seperti seekor harimau yang bertambah dua buah sayap. Dia bertarung lagi dengan Shen Yu.

Walapun Shen Yu bersembunyi di Wisma Bai-ma cukup lama dan dia secara sembunyi-sembunyi memelajari ilmu Zhui Hun Duo Ming Jin Fa, tapi dia tidak benar-benar seluruhnya paham, sekarang saat ini dia sudah terluka. Karena itu dia hanya bisa bertarung secara seimbang dengan Lu Yue-juan.

Ma Zao-ling yang sudah memberikan pedang kepada Lu Yue-juan. Dia berjalan mengelilingi bangunan, kemudian dari salah seorang penjaga rumah yang tampak masih terbengong-bengong, dia mengambil sebilah pedang. Dengan jurus Lima Setan Melempar Garpu, pedangnya sudah meluncur keluar.

Yu Wen-bing yang sedang membereskan mayat adiknya tiba-tiba mendengar suara senjata yang tertiup angin dan tampak kilauan putih seperti petir datang kearahnya. Rohnya merasa melayang, nyawanya terancam sekali.

Untung Guo Shi Luo yang sejak tadi mengawasi keadaan itu sama sekali tidak bisa mengambil keuntungan. Dia juga tidak bisa ikut bertarung, dia berada disisi mayat Yu Wen Huan.

Dia melihat pedang melayang ke arah mereka, segera dia mengayunkan pedang menyapu pedang itu hingga terjatuh.

Segera dia berteriak, "Pendekar Ma, kami mengaku kalah. Harap Pendekar Ma mau melepaskan kami!"

Ilmu Pedang Pengejar Roh - Mong LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang