Mata Yoongi masih terpejam mencoba untuk tenang setelah apa yang di bicarakan kedua sahabatnya itu dan membuatnya semakin gencar melindungi yeoja yang tengah ia peluk ini.

Yoongi masih sangat menghawatirkan Sana di tambah ketika ia melihat ketakutan yang begitu tertera di wajahnya, benar benar sebuah mimpi buruk bagi Yoongi.

"Aku tidak akan membiarkanmu terluka sedikitpun!" Gumam Yoongi tepat di sekitar leher Sana, dan itu berhasil membuat yeoja yang masih terlelap itu menggeliat efek dari hembusan hangat yang di keluarkan dari mulut Yoongi.

Sana's pov

"Eung.." Aku mencoba untuk meregangkan seluruh tubuhku yang kaku ini. Tapi.. Aku merasa ada seseorang yang tengah memelukku dari belakang, apa benar?

Setelah ku buka mataku, benar saja aku melihat sebuah tangan besar tengah memeluk pinggangku saat ini. Siapa namja itu? Karena posisi ini, aku jadi tidak bisa melihat wajahnya..

"Hey.. Kau sudah bangun?"

Haish... jadi Yoongi yang memelukku saat ini?

"Ya! Lepaskan tanganmu!"

Tanganku bergerak memukul mukul kedua tangannya yang tengah melingkar di perutku ini dengan keras.

Bukannya melonggarkan namja itu malah mempererat pelukannya, dan hembusan nafas dari hidungnya semakin ku rasakan di sekitar leher membuat tubuhku tiba tiba saja melemas karena perlakukan yang ia berikan.

"Ya! Bagaimana bisa kau berada di sini? Jangan bilang jika kau tidur denganku semalam?"

"Tentu saja, bukankah kau yang memintanya?"

Aku? Kapan? Bagaimana bisa? Atau jangan jangan... ah... benar, waktu itu aku hampir saja mati di serang srigala mengerikan itu kalau saja dia tidak menyelamatkanku. Lalu aku ketakutan dan... Aku... memintanya untuk tidak pergi?..

Aish... Dasar bodoh!

"Kau sudah mengingatnya kan?"

Dia menyadarinya, sepertinya wajahku sudah memerah sekarang, oh... apa yang harus ku lakukan?

"Jadi.. karena kau sudah bangun, sekarang giliranku untuk tidur. karena kau, aku sama sekali tidak bisa memejamkan mataku, jadi tetaplah seperti ini sampai aku bangun nanti..!"

Apa dia gila... memangnya dia pikir aku ini istrinya.

"Tidak.. tidak bisa, aku tidak mau!"

Aku kembali memunculkan gerakan gerakan kecil untuk melepaskan diri darinya, ya.. itu hanya kecil bukan berarti aku bisa lepas dari pelukannya.

"Kenapa? Tidak bisakah kau menunjukkan rasa terimakasih mu padaku? Ingat! Aku yang sudah menyelamatkanmu nona Sana!"

"Ya.. Aku tahu, tapi bukan sepeti ini caranya."

"Lalu?"

"Ya... Tentu saja bukan seperti ini!"  Tidakkah dia tahu maksudku? Dia sangat menyebalkan.

"Kalau begitu,.... em.....bagaimana jika.... kita-"

"Tidak, tidak mau! Ya! Bukan itu yang maksud."

Kenapa pikirannya semakin parah?, dari nadanya saat berbicara aku sudah tahu apa yang dia pikirkan.... dasar mesum.

"Tidak? Kau ini terlalu pilih pilih, bukankah kau tinggal menuruti saja apa yang ku katakan untuk tanda terimakasihmu?"

"Setiap permintaan tentu saja ada batasannya,!" Dasar namja bodoh kau pikir aku ini wanita murahan? Aish.. Berdebat dengan posisi seperti ini membuatku tidak bisa berkonsentrasi, bisa saja aku mengeluarkan kata kata salah karena kegugupan yang melandaku secara bersamaan.

You Are My Mate? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang