CHAPTER 6

1.1K 52 10
                                    

Mulmed : Josh

H – 10 for Masquerade Ball

"Apa kau benar menganggap Aku ini sahabatmu?" Tanya Josh tak percaya dengan apa yang baru didengarnya.

Kini mereka sedang berada di kantin kampus. Mereka duduk di pojok kanan depan jendela sehingga dapat langsung melihat pemandangan di bawah. Pemandangan di bawah pun tak kalah indahnya. Banyak mahasiswa yang sedang duduk membaca buku di bawah pepohonan atau hanya sekedar berbaring di gundukan rumput yang hijau. Tak salah lagi, udara musim panas memang selalu menjadi idola. Kantin ini terletak di lantai 3 gedung bagian barat. Namun, bukannya makan sambil menikmati pemandangan, kini mereka sedang beradu argumen.

"Bukan begitu Josh". Char mengerang frustasi, entah harus bagaimana lagi caranya membujuk Josh agar ia tidak marah. "Baiklah, aku akui ini salahku karena tidak memberitahumu lebih dulu soal ini. Tapi aku benar-benar tidak bermaksud." Ucap Char setelah ia menghabiskan makanannya. Kini ia merasa seperti terdakwa kasus pembunuhan, pasalnya Josh tidak henti-henti menyiraminya dengan pertanyaan soal Char yang menjadi Ladys Maid di Gleaston Castle.

"Baiklah jadi sejak kapan kau mulai bekerja di istana?" Josh mulai dapat mengerti situasi Char saat ini. Ia memang sahabat kecil Char, dan ia sangat tahu situasi Char saat ini. Namun, hal yang paling ia benci di dunia ini adalah perasaan tidak dianggap. "Kau tahu, jika kau membutuhkan uang, kau bisa meminta bantuanku. Ia menggenggam kedua tangan Char saat mengatakannya."

"Aku baru bekerja dua hari yang lalu, dan amarahmu sudah seperti ini." Char mengembungkan pipinya seperti anak kecil bertingkah seolah dia sedang marah sekarang.

"Hentikan bertingkah lucu seperti itu." Josh memukul ringan kedua pipi Char. "Kau tidak cocok bertingkah seperti itu, kau tidak ada imut-imutnya sama sekali."

"Hah." Char memutar bola matanya, sebenarnya ia pun tahu ia juga tidak cocok bertingkah menggemaskan seperti ini. Entah apa yang merasukinya tadi. "Kau sudah begitu banyak membantuku Josh Ia balas menggenggam tangan Josh dan lanjut bicara Kau bagaikan malaikat untukku. Sejak kecil, kau selalu menjagaku, dan kini aku bisa mengatasi masalahku sendiri."

"Tapi, mungkin kuliahmu akan terganggu."

"Tidak juga, kau tahu aku pandai mengatur waktu." ucap Char sambil memamerkan deretan gigi putihnya. "Kau tahu aku merasa beruntung sekaligus merasa rugi berteman denganmu. Kau tahu mengapa?" Alih-alih menjawab pertanyaan Josh yang tidak ada habisnya, ia lebih memilih mengalihkan pembicaraan ini.

Josh mengedikkan bahunya tanda tak tahu. "Mengapa?"

"Kau itu tampan, kaya, jenius kadang-kadang―"

"Apa? Coba ulangi? Kau memujiku tapi mengapa kedengarannya seperti menyakitkan." Josh memukul kepala Char. Mereka pun tertawa bersama-sama.

"Hey. Kau lihat di sana?" Char menunjuk arah jam 3 dengan jari kanannya. Sontak Josh pun mengikuti arah tangan Char.

"Ada apa dengan mereka?"

"Apalagi jika bukan melirikmu Josh!" Char menaikkan satu alisnya tak percaya dengan sahabat di depannya ini. Apakah ia berpura-pura bodoh ataukah ia memang sangat bodoh tak menyadari bahwa gadis-gadis itu sedaritadi sedang mencoba menggoda Josh. Entah Josh pun berpura-pura tidak sadar ataukah ia memang sangat tidak sadar jika ia adalah salah satu mahasiswa populer di kampus. Dengan postur tubuhnya yang tidak terlalu berotot, itu justru menambah keimutan Josh.

"Wah. Aku jadi mengerti mengapa kau merasa beruntung bersahabat denganku." Kini, Josh menopang dagu dengan kedua tangannya, bertingkah menggemaskan dengan memasang senyum menawan yang dapat membuat gadis-gadis tadi tak sabar ingin menerkamnya. "Aku tampan dan kau jelek." Josh menunjuk gadis didepannya itu tepat di depan kedua matanya.

"Hah" lagi, Char memutar bola matanya berharap dapat membunuh sahabat di depannya ini.

"Dan ketampananku ini akan semakin kontras terlihat saat kita jalan bersama. Kau tahu mengapa?" Josh berdiri dari kursinya, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Char, memegang dagunya dan memiringkannya ke kanan dan ke kiri. "Karena kau jelek!" ujar Josh sambil cekikikan, menjulurkan lidanya, kemudian berlari menyelamatkan dirinya sebelum menjadi objek pukulan Char.

"Josh!" Char juga bangkit dari kursinya dan hendak berlari mengejar Josh. Kini mereka tampak seperti pasangan kasmaran, yang benar saja.

Char berhenti berlari mengejar Josh, saat melihat seseorang yang membuatnya tampak sangat menyedihkan kemarin. Orang yang membuatnya basah kuyup tanpa menerima permintaan maaf sedikit pun darinya. Ia melangkahkan sedikit kaki kecilnya menuju jendela. Dari sini, ia bisa melihat pemandangan indah di bawah, termasuk sosok yang masuk daftar orang yang ingin ia bunuh sekarang setelah Josh.

"Footman?" Gumam Char sembari berusaha melihat dengan lebih jelas sosok di bawah sana. Tampak di taman bawah laki-laki itu sedang membaca buku seorang diri. Masih dengan kemeja putih yang lengannya digulung hingga ke siku, membuat ia bak sosok yang mempunyai massa yang sangat besar sehingga orang-orang di sekelilingnya saat itu justru terpaku dengan pemandangan indah yang mereka lihat.

Char kembali mengingat bagaimana kejadian dua hari yang lalu saat footman sialan itu membawa kesialan untuknya. Tidak hanya membuatnya sedikit pusing akibat basah kuyup, namun ia juga harus merogoh sedikit uang yang sebenarnya sudah tidak banyak lagi hanya untuk membeli obat, belum lagi karena footman yang tidak tahu sopan santun itu ia harus mendapat peringatan dari kepala Ladys Maid karena terlambat saat hari pertamanya bekerja. Mengingat itu semua, Char mengubah daftar orang yang akan dibunuhnya saat ini. Ia kini menempatkan Josh sahabat satunya itu di urutan kedua. Dan tidak perlu dipertanyakan lagi siapa orang pertama dalam daftar itu.

Char mengepal kedua tangannya dengan penuh semangat. Waktu itu, ia tidak bisa melampiaskan amarahnya karena ia tidak mempunyai waktu lagi untuk berdebat dengan footman sialan itu. Tapi kini, bahkan alam pun ikut mendukungnya.

Sejak kecil, ia selalu diajari ayahnya mengenai nilai-nilai moral dalam kehidupan. Salah satunya adalah jangan mempunyai perasaan dendam terhadap orang lain. Sayangnya, ia memang bukan anak yang penurut. Ia selalu saja bertindak semaunya sendiri. Char menarik sudut kiri bibirnya membentuk sebuah senyuman menyeringai. Dia mendapati ini akan sangat menyenangkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How to Marry a DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang