3. Mine

10.2K 359 1
                                    

Happy Reading!!!

Diingatkan!!!
Sekali lagi bahwa cerita ini merupakan cerpen yg hanya terdiri dari beberapa part saja.

Typo bertebaran, jadi mohon dimaklumin karena ngga sempet buat me-revisi nya.

*****

Langit sudah berubah menjadi gelap. Awan sudah tidak lagi memperlihatkan matahari ditempat peraduannya. Gelap dan hitam yg sekarang terlihat diatas sana. Tidak ada bulan dan bintang yg biasanya selalu memberi cahaya dan menyinari malam.

Langit Mendung dan Hujan.

Seakan mereka mengetahui isi hati dan perasaanku saat ini. Mewakilkan segala kesedihan dan kerinduanku pada dunia ku yg berada diluar sana. Bahagia dan penuh kebebasan.

Aku merindukan hidupku yg bebas.

Aku merindukan rumahku.

Aku merindukan kebun bungaku.

Aku merindukan kampusku.

Dan...

Aku sangat sangat merindukan sahabatku, Firdan.

Aku merindukan semuanya, dunia luarku.

Aku yakin teman-temanku saat ini sudah banyak yg mencariku. Apalagi, sahabatku Firdan pasti sekarang ia sedang mengkhawatirkan juga mencemaskan diriku. Karena sudah beberapa minggu ini aku tidak bertemu dan memunculkan wujudku dihadapannya. Seolah diriku menghilang ditelan bumi, setidaknya memang itu yg terjadi padaku sekarang.

Andai aku tau keberadaan ponsel milikku? Langkah pertama yg akan kulakukan adalah menelpon seseorang yg dapat membantuku, membebaskanku kembali pada duniaku.

Kenyataannya adalah aku harus menelan pil pahit itu kembali ketika tidak kutemukan ponselku dimana-mana saat aku sudah mencarinya.

Ada dimana ponselku? Hilang ataukah pria itu yg telag menyimpannya?

Entahlah...

Aku yakini, di ponselku sudah banyak sebuah panggilan tidak terjawab, pesan dan notifikasi semua sosmedku dari teman kampusku dan sahabatku.

Aku memandang keluar jendela, menatap hujan yg sedang membasahi bumi dari tempatku berada. Aku menekuk dua kakiku dan memeluknya menggunakan kedua tanganku lalu kuletakkan kepalaku diatas lutut menghadap kearah jendela.

Kapan?

Kapan?

Kapan, semua ini akan berakhir.

Awalnya aku berharap dari semua berbagai kejadian yg kualami tempo lalu itu hanyalah sebuah mimpi buruk dalam tidurku dan ketika mata ini terbuka mimpi itu telah hilang. Lagi-lagi kenyataan pahit yg harus kudapatkan.

Aku merasakan sentuhan tangan yg sedang membelai kepalaku. Aku sudah tau siapa pemilik tangan itu dan tidak berniat menghiraukan dirinya. Masih bertahan di posisiku sekarang, tidak memperdulikan keberadaanya.

"Memikirkan apa? hmm..." tanyanya masih membelai rambutku lembut

Aku bergeming tidak bergerak sedikitpun menunjukkan tanda-tanda untuk merespon pertanyaannya.

"Aku membawakanmu makan malam. Ayo, sebaiknya cepatlah makan makananmu." ucapnya lembut dan aku masih bergeming tidak bergerak sedikitpun dari tempat.

Aku mendengar suara seperti helaan napas kasar keluar dari dirinya. Aku tidak peduli. Aku hanya peduli pada diriku, ingin kebebasanku. Pergi dari sini, tempat yg sudah mengurungku didalamnya.

Mine (END)Where stories live. Discover now