Kayna mengangguk cepat "Sangat ingin"

"Aku janji, kalau nanti kita berhasil keluar dari tempat ini, dan balik ke Jakarta, aku bakal kasih kamu deposit biaya untuk kuliah ke Paris."

Kayna menatap Trey dengan mulut terbuka tak percaya.

"Memangnya kamu punya duit? Kuliah di Paris itu butuh biaya besar loh, kira-kira dua puluh kali lipat biaya kuliah di Universitas paling mahal di Indonesia"

Trey tersenyum misterius "Kamu tenang saja, itu gampang kok"

"Dari mana uangnya dodol! Kamu kerja juga nggak"

"Heiii ... Gini-gini hidup aku terjamin tau. Kalau soal uangnya darimana sih ya jelas, dari Papa kamu lah!"

"Hah!!"

"Begini" Trey menjelaskan dengan semangat empat lima, saking semangatnya dia sampai bangkit dari posisi rebahannya di sofa santai dekat jendela yang berfungsi sebagai tempat dia tidur kalau kebetulan Kayna lagi menguasai satu-satunya ranjang dikamar itu.

"Kamu mungkin nggak tau kalau salah satu hadiah perkawinan yang ku terima dari bokap kamu adalah rekening dengan uang dalam jumlah yang cukup bagiku untuk mendirikan perusahaan kecil-kecilan"

Kayna makin melongo lagi, "Sial! Kok kamu sih yang dikasih uang, bukan aku anaknya"

"Secara hukum dalam uang itu ada juga hak kamu sebagai istrinya aku, kira-kira separuhnya. Tapi aku baru bisa ngeluarin uang bagianmu kalau usia kamu sudah 21 tahun"

"Oh begitu ya?"

"Tapi meski begitu uang itu nggak bisa aku pakai sesuka hati tanpa persetujuan dari kamu. Naaahhh ... ini dia rencananya"

"Apaa??" kayna mulai antusias dengan arah pembicaraan mereka berdua

"Kita bisa mencairkan uang itu dengan kesepakatan bersama, dan yang bisa dicairkan juga cuma separuhnya saja yang jadi bagian aku. Itu bisa kamu pakai untuk biaya sekolah ke Paris"

Kayna terpukau takjub dengan ide yang dilontarkan suaminya itu "Ohh....itu.....hebbbaattt ....eh tapi kenapa kamu baru kasih tau aku soal ini sekarag?"

Treyvyan tersenyum lebar, "Yaaaahhh ... itu bisa jadi semangat untuk kita survive di sini kan? "

"Bagaimana kamu setuju nggak dengan usulku tadi"

"Iyaaaa..."

"Siiiip, begitu kita balik ke jakarta kita urus ya"

"Oke" kayna tersenyum sumringah membayangkan dirinya bisa kuliah ke Paris. Tapi sesaat kemudian dia kembali berpikir serius.

"Tapiiii ... kalau aku pergi, apa papa nggak bakal marah ke aku ya?"

"Itu memang yang aku inginkan Kay, mereka sudah bikin kita kayak begini, nggak ada salahnya kan kalo mereka dibikin kesel sedikit."

Kayna terkekeh mendengarnya, "Ada gunanya juga ya aku dipaksa kawin sama kamu."

Trey ikut tersenyum, tangannya bergerak menjangkau kuncir kuda kayna yang sedang duduk dilantai didekat-nya, dia menariknya iseng sampai rambut kayna jadi acak-acakan lagi. "Kalo ada maunya saja jadi baik keaku...pakai muji-muji segala."

Kayna menepuk tangan Trey yang nakal itu pelan, "Ya iyalaaah ... eh tapiii ... sebenarnya kamu ngasih usul ini karena kamu ingin aku jauh dari kamu jugakan, kalo nggak ada akukan kamu bisa bebas kesana kemari sama pacar-pacarmu"

My Story Book (One Shoot)Where stories live. Discover now