Sekali lagi kau bersemu merah dengan perlakuan Jimin.

Pemuda itu benar-benar romantis.

Jimin sudah duduk di atas sepeda motornya dan kau bersiap untuk naik.

Drrtttt drrrrttt...

Ponselmu bergetar.

Kau merogoh kedalam tasmu, dan saat kau melihat nama si penelepon, kau berangsur menjauh dari Jimin lalu menjawab panggilannya.

"Ada apa Tae?"

"Apa kau jadi pergi ke konser?"

"Iya. Aku baru mau berangkat."

"Kau pergi bersama siapa?"

Kau ragu-ragu menjawab, tapi setelah memikirkan beberapa saat kau memutuskan untuk jujur saja, kau tidak mau membohongi Taehyung.

"Jimin."

"Jimin?" Ulang Taehyung.

"Kau ingat yang waktu itu mengantarku?"

"Oh dia." Balas Taehyung datar.

"Iya Tae, kalau begitu aku pergi ya."

Taehyung tak membalas, dia malah mematikan sambungan teleponnya.

***

Saat kau dan Jimin sedang mengantri memasuki venue Taehyung kembali menelepon.

"Ada apa Tae?"

"Tunggu aku, aku akan kesana."

"Kau dimana?"

"Aku masih di jalan."

"Dimana?"

"Aku dari Daegu!"

"Tidak bisa Tae, konsernya bahkan akan segera dimulai, dan Daegu ke Seoul sangat jauh."

Tuutt tuttt...

Ponselmu mati.

"Ah, baterainya habis." Keluhmu.

"Ada apa?"

"Baterai ponselku mati."

Setelah melewati pemeriksaan, kau dan Jimin melengos memasuki venue.

***

Selama konser berlangsung kau sangat menikmatinya, Jimin juga disebelahmu sangat amat menikmati lagu-lagunya. Bahkan sepertinya dia juga menyukai band yang sedang tampil di atas panggung itu.

Kau ikut bernyanyi hampir lagu yang di nyanyikan bersama Jimin, bahkan kau juga melompat-lompat kegirangan. Dan ketika salah satu lagu favoritmu di bawakan, tanpa sadar kau melompat dan memeluk Jimin.

Lama...

Sangat lama...

Pelukan Jimin sangat hangat dan menenangkan.

Dan pada akhirnya kau sadar posisimu. Kau langsung beringsut dan menjauhi Jimin. Dengan wajah memanas menahan malu.

Untuk beberapa saat kalian dalam keadaan yang sangat canggung. Untungnya Jimin sangat ahli mencairkan suasana, dia lalu mengangkat tanganmu ke udara mengajakmu menikmati lagunya lagi, sampai akhirnya kaupun melupakan rasa malumu tadi dan kembali dalam kemeriahan konser. Sambil tersenyum.

***

Kau dan Jimin saling tertawa-tawa sambil berpegangan tangan saat kaluar dari venue, kalian sudah seperti sepasang kekasih. Bahkan jika ada orang yang memerhatikan kalian, mungkin mereka akan iri dengan keintiman kalian.

Kalian bersama-sama menuju tempat parkir dan kembali Jimin memakaikan helm, dikepalamu.

"Kau lapar?" Jimin bertanya saat kalian keluar dari kompleks dome tempat berlangsungya konser tadi.

"Sepertinya iya." Kau balas setengah berteriak untuk mengalahkan angin yang menerpa suaramu.

"Kita makan dulu?"

"Baiklah."

Selanjutnya kalian mampir di sebuah restoran cepat saji yang menyediakan burger. Kalian memesan burger bersama soda dan makan di salah satu sudut restoran itu.

Karena sudah jam 11 malam, suasana sudah sedikit lengang di dalamnya.

"Ah mereka sangat keren iya kan?" Tanyamu sambil menyuapi burger kedalam mulutmu.

Jimin tersenyum.
"Tentu saja, mereka yang terkeren." Balasnya.

"Aku sedikit heran kenapa banyak orang yang tidak menyukai mereka."

"Untuk itulah aku menyukaimu."

Suapanmu terhenti di udara. Kau membelakak kearah Jimin.

"Kau tau, sangat jarang ada gadis yang menyukai band seperti mereka, dan untuk itulah aku mengagumimu, kau salah satu dari segelintir orang yang menyukai musik mereka, jadi menurutku kau keren." Ucap Jimin panjang lebar.

Kau tak tau harus menjawab apa, jadi kau memilih untuk meminum sodamu dalam diam sambil memalingkan wajah yang memerah.

***

"Ah terima kasih sudah menemaniku." Jawabmu saat turun dari sepeda motor Jimin.

"Tak masalah, kita sama-sama saling menemani."

Pukul 1 dini hari, kau dan Jimin akhirnya tiba di apartemenmu.

Kau berusaha membuka helm-mu tapi kau sedikit kesulitan, jadi kembali Jimin yang harus membukakan helm-mu.

Karena agak gelap, jadi Jimin harus mendekatkan wajahnya kearah wajahmu agar bisa lebih mudah melihat pengait yang mengunci helm-nya.

Dalam posisi itu, wajah kalian jadi sangat dekat, jantungmu berdegup kencang.

Saat akhirnya helm dilepas, kau menghembuskan napas lega yang sangat mengundang perhatian Jimin.

"Hey, tidak usah gugup begitu." ㅕGodanya.

Kau tersenyum dan sedikit memukul lengan Jimin, tapi tak kau sangka Jimin malah menarikmu, dan melingkarkan tangannya ke sekiling pinggangmu lalu mendaratkan ciuman dibibirmu.

Kau baru saja akan menikmati ciuman lembut bibir Jimin, saat kau sadar dari ujung matamu, kau melihat Taehyung berdiri disana, memperhatian kalian.



_계속_

stupid ; kthWhere stories live. Discover now