#32 Like North and North

4.3K 404 151
                                    

#32 Like North and North
Mine
LeeHyunRa
Caramel Macchiato
wonwoobee

Kill me softly
Close my eyes with your caress
I can‘t reject it anyway
I can‘t even escape anymore
You are too sweet, too sweet
Because you are too sweet
[Blood Sweat and Tears – BTS]

"Oppa, kau akan pergi? Bagaimana bisa? Bukankah Eommonim besok akan datang?" Cecar Yeri tak percaya saat melihat Jungkook tengah berkemas didalam kamarnya.

Gila.

Ini sangat gila.

Jungkook bungkam, pria ini seolah tak mendengar ocehan Yeri dan lebih memilih untuk fokus dalam kegiatan berkemasnya.

"Oppa.." Yeri sengaja menahan tangan Jungkook, dan berhasil - kini Jungkook mulai menatap Yeri jengah.

"Lepas Yer, aku harus pergi" jawab Jungkook irit.

"Oppa mau kemana? Lalu, bagaimana dengan Eommonim?"

Jungkook tersenyum kecut. "Justru itu. Aku tak mau bertemu dengan wanita itu"

Yeri menatap Jungkook heran. Seorang anak tak mau bertemu ibunya sendiri? Bagaimana bisa.

Oke, Yeri memang tak tahu apa masalah yang ada ditengah Jungkook dan ibunya. Tapi, tetap saja - tidakkah ini aneh?

"Oppa.."

Jungkook selesai dengan kopernya dan kini mulai menatap Yeri balik.

Satu kecupan dengan sengaja Jungkook daratkan dikening Yeri.

CUP-

"Aku akan berlibur selama seminggu dan aku akan kembali setelah wanita itu pergi"

Jungkook sengaja mengacak pucuk kepala Yeri. "Hati-hati di rumah"

"Aku mencintaimu.."

Setelah mengucapkan itu semua, Jungkook pun tanpa ragu menggerek kopernya dan bersiap untuk pergi ke bandara.

Sementara Yeri, gadis itu hanya bisa menatap punggung Jungkook penuh tanya. Sebenarnya apa yang salah dengan Jungkook dan ibunya?

"Isssh, ini semua benar-benar membuatku pusing.."

--

Rindu.

Itulah satu perasaan yang kini Yein rasa, saat kakinya kembali menginjak negara kelahirannya, Korea Selatan.

Ya, sepuluh menit lalu - pesawat yang ditumpangi Nyonya Jeon dan Yein mendarat dengan sempurna di Bandara Incheon. Mereka hanya berdua? Ya, mengingat Tuan Jeon akan berangkat esok hari dengan pesawat pribadinya - karena hari ini Tuan Jeon masih disibukan dengan berbagai rapat.

"Yein sayang, kau tentu senang bukan?"

Yein menatap Nyonya Jeon dan tersenyum lebar. "Tentu Nyonya, hampir tiga atau empat tahun aku tak kembali kesini"

"Nyonya, apa Nyonya tak ada yang menjemput? Anak Nyonya mungkin?" Tanya Yein penasaran, mengingat sejak tadi Yein tak menemukan pelakat yang menampakkan nama Nyonya Jeon.

Hana tesenyum simpul. "Kau tau kan, anakku sibuk. Sudahlah, kita kan bisa menaiki taksi"

Hati Yein mencelos.

Yein tak habis pikir dengan anak Nyonya Jeon, yang please - apa anak itu tak punya sopan santun? Apa anak itu titisan iblis atau semacamnya? Bagaimana bisa anak itu tak menjemput ibunya sendiri di bandara dan lebih memilih pekerjaannya?

Astaga, menyebalkan.

Yein harap, dimasa depan nanti Yein tak memiliki anak seperti itu.

"Yein.." Nyonya Jeon sengaja menyikut lengan Yein agar sekertarisnya ini berhenti melamun sendiri.

Mine [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat