Sial, apalagi sekarang yang dia inginkan...

"Halo,"
"..."

aku terus berjalan dengan ponsel yang menempel di telingaku. Mendengarkan ocehan tidak penting dari orang yang seolah-olah mengerti semua tentangku.

"...."

Aku memutar bola mataku dengan jengah. Ini yang aku benci dari seorang wanita. Aku hanya memberi mereka sedikit celah, namun mereka sudah menganggap seolah-olah aku sepenuhnya milik mereka. Tanpa pikir panjang aku segera menutup sambungan telepon. Semua ancamannya sama sekali tak berpengaruh untukku. Aku kembali mengamati taman.

"Heol," ucapku seketika saat aku tersadar aku sudah berada jauh masuk kedalam taman. Ini semua karna aku terlalu fokus mendengarkan ocehan gadis itu. Jangan tanya dia siapa, lambat laun kalian pasti mengetahuinya. Aku melihat sekeliling. Tak ada keramaian seperti tadi. Aku melihat bukit rendah yang berdiri tepat dihadapanku. Aku memilih untuk naik kesana. Mungkin aku akan menemukan sesuatu yang menarik dibalik bukit itu.

~~~

Kutemukan hamparan rumput hijau terbentang luas di balik bukit ini. Warnanya berubah hijau kekuning-kuningan karena cahaya matahari. Angin sore terasa begitu hangat saat bersentuhan dengan kulit. Menyalurkan kenyamanan dan membuat pikiran menjadi tenang. Benar-benar tempat yang bagus saat sedang banyak pikiran, aku terus mengamati hamparan rumput yang luas ini.

Tunggu...

Apa aku salah lihat? Sepertinya ada seseorang yang berdiri jauh dariku dengan posisinya yang membelakangiku. Aku mempertajam penglihatanku. Berusaha meyakinkan diriku sendiri.

Ah, benar ... Tapi siapa itu? Kenapa ia berdiri tegak lurus dengan cahaya matahari? Membuat mataku silau karena matahari yang mulai terbenam. Yang bisa kulihat hanya rambut panjangnya yang terus bergerak karna terpaan angin. Sepertinya dia seorang wanita.

Aku memilih untuk berjalan mendekat. Semakin aku mendekat, Siluet tubuhnya semakin terlihat jelas membayanginya. Aku terus mendekatinya hingga tak sadar aku sudah berdiri di sebelahnya. Aku memperhatikannya dari samping. Aku tidak tahu kenapa, namun kedua sudut bibirku tiba-tiba terangkat saat melihat wajahnya.

Kedua matanya yang terpejam,  surai panjangnya yang terus terayun karena angin yang mencoba membelai tubuhnya membuatnya tampak semakin anggun. Gaun selututnya pun ikut terayun. Aku menggeser posisiku dan kini berdiri tepat dihadapannya. Angin berhembus semakin kencang. Rambutku mungkin sudah berantakan saat ini. Tapi aku tidak peduli, aku masih penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh gadis didepanku ini.

Ia masih tak menyadari keberadaanku. Aku melihatnya mendongakkan kepala keatas dengan kedua mata yang tetap terpejam. Ia membentangkan kedua tangannya lebar-lebar, menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya melalui mulut beberapa kali.

Tanpa sadar aku tertawa kecil. Wajahnya sangat lucu. Apalagi saat bibirnya membentuk huruf O kecil saat menghembuskan nafas. Jika dilihat dari proporsi wajahnya, sepertinya ia orang Korea. Namun apa yang kulihat selanjutnya membuatku terdiam. Aku diam saat melihat bulir bening yang tiba-tiba meluncur bebas di pipinya.

Tes...

Ia menangis....

Aku tetap diam tanpa ada keinginan sedikitpun untuk pergi dari tempat ini. Masih betah melihat yang tadinya hanya sebulir bening yang turun kini berganti dengan isak tangis kecil yang terdengar. Ia masih saja memejamkan kedua matanya. Hingga tanpa sadar sudah 30 menit berlalu sejak aku berdiri disini. Memperhatikannya yang masih menangis. Sebenarnya ada apa dengannya?

Detik selanjutnya ia membuka kedua matanya. Kedua matanya bertemu dengan mataku. Kedua matanya membulat sempurna, tubuhnya membeku, mata sembabnya menyiratkan rasa terkejut yang luar biasa. Aku hanya salah tingkah dan menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Aku seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. Tiba-tiba ia melangkah mundur. Ia menghapus sisa air mata di pipinya dengan kasar.

[FF BTS NC] Touch Me Heal MeWhere stories live. Discover now