"Baiklah."

Akhirnya sembari mengucapkan beribu-ribu terima kasih pada Tuhan di dalam hatimu, kau tertidur didalam pelukan hangat Taehyung.

Untuk saat itu, kau merasakan Taehyungmu yang dulu kembali kepadamu.

***

Sepulangnya kau dari apartemen Taehyung, kau kembali tidur dan baru bangun saat sore harinya.

Kau masih tersenyum saat membayangkan kejutan dari Taehyung semalam.

Saat kau melirik ponselmu di nakas, kau teringat sesuatu.

"Astaga PARK JIMIN!" Pekikmu.

Secepat kilat kau menghubungi ponsel Jimin.

"Hallo..." suara Jimin masih terdengar mengantuk.

"Hai, Jim... apa aku mengganggu tidurmu?" Tanyamu takut-takut.

"Ah, tidak. Ada apa?"

"Jimin, maafkan aku semalam aku...ㅡ

"Ah tidak apa-apa, aku tau semalam pasti sangat macet kan? Kau jadi tidak bisa sampai disana tepat waktu dan kau akhirnya kembali ke apartemenmu?"

Spekulasi Jimin sangat salah tentang semalam, tapi kau memutuskan untuk tidak membantahnya saja, mungkin itu lebih baik.

"Eh iya. Maafkan aku."

"Tidak apa-apa, kita bisa melakukannya lain kali."

"Baiklah. Terima kasih. Sekali lagi maafkan aku." Kau masih saja merasa bersalah kepadanya.

***

Setelah malam tahun baru itu, Taehyung kembali sibuk dengan teman-temannya, Kau bahkan jarang bertemu dengannya di kampus, dan ponselnya juga sering susah dihubungi.

Dalam satu minggu saja, kadang kalian hanya bertemu satu kali. Dan itupun hanya untuk bercinta.

Kian hari, jarak antara Taehyung dan dirimu makin jauh.

Kau benar-benar sangat merindukan Taehyung.

***

Kau terus memaju mundurkan pinggulmu di atas Taehyung sementara tangan Taehyung bermain-main di payudaramu.

"Ahhh... ahhh... ahhhhhhh..."

Akhirnya setelah pelepasanmu, kau terkulai di dada Taehyung.

"Ahh, aku capek Tae, kau saja yang melanjutkan."

Taehyung lalu membalik tubuhmu, meletakkan beberapa bantal di bawahmu agar pinggulmu sedikit terangkat, lalu mengisimu kembali dengan miliknya.

Taehyung lalu begerak kembali dengan kecepatan penuh, mengejar pelepasannya dan benar saja, tak lama diapun mendapatkan orgasm-nya.

***

"Tae, apa kau ada acara sabtu ini?" Tanyamu saat Taehyung sedang memakai kembali bajunya.

Kau masih berbaring di atas ranjangmu dan memperhatikan Taehyung.

"Ada apa?"

"Aku ingin kau menemaniku ke konser."

Taehyung memutar tubuhnya kearahmu.

"Kau tau kan aku tidak suka pergi ke acara semacam itu?"

Kau bangkit dan duduk.

"Ayolah Tae, kumohon temani aku."

"Aku tidak bisa, kau ajak saja Soomi atau temanmu yang lain." Usulnya.

"Baiklah." Sebenarnya kau kecewa tapi kau terlalu lelah untuk membujuk Taehyung.

Setelah Taehyung selesai berpakaian. Dia lalu mendekatimu.

"Aku akan pergi dulu oke?"

Kau mengangguk lalu merentangkan tanganmu memintanya memelukmu.

Dia menyambutmu dan merengkuhmu dalam pelukan.

Tapi ada yang aneh.

Pelukan Taehyung terasa aneh. Kau seperti memeluk banda mati.

Taehyung mencoba melepaskanmu tapi kau malah mengeratkan pelukanmu.

"Kau kenapa?" Tanyanya dari puncak kepalamu.

"Tidak apa-apa aku hanya ingin memelukmu lebih lama."

"Ayolah, kita masih bisa melakukannya nanti."

***

Selepas perginya Taehyung, kau mengamati dua tiket konser di tanganmu.

"Aku harus pergi dengan siapa? Soomi pasti tidak bisa."

Dan entah ide darimana, tiba-tiba kau teringat seseorang yang sudah pasti tidak akan menolak ajakanmu.

Sambil tersenyum, kau menelepon orang tersebut.

"Hallo..." Suara ramah itu menyambutmu dari seberang telepon.

Senyummu semakin merekah.

"Hai Jim, apa kau mau menonton konser bersamaku?"



_계속_

stupid ; kthWhere stories live. Discover now